Menjadi pengusaha boneka lucu ternyata mengasyikan. Begitu pikir pria berkacamata, yang relakan pekerjaan mapan di sebuah perusahaan milik negara. Dia mau jadi pengusaha. Dalam sebuah episode di Kick Andy, kamu mungkin pernah melihat profilnya, rasa salut terasa buat bapak
Dewanto Purnomo atas inspirasinya kepada kami. Bagi kamu yang belum pernah melihat episodenya, maka kami tuliskan kisahnya disini, untuk kamu bisa pelajari.
Usaha Mainan
Menjadi orang gajian seperti dirinya pastilah tak mudah beralih dari pegawai (apalagi BUMN) menjadi pengusaha. Apalagi bisnisnisnya berjualan boneka untuk pria setengah baya seperti dirinya, aneh, pasti berasa aneh gimana gitu tetapi it’s work.
Tapi, it’s work… Ia berhasil melewati fase- fase sulit, bermodal berjualan lewat internet, akhirnya menguasai bisnis jualan boneka lucu.
Awal karir dimulai dari menjadi pegawai perusahaan PT. Erlangga Mahameru. Kerja dibagian sales berjualan buku pelajaran ke sekolah- sekolah di tahun 2005. Selama empat bulan menimba ilmu menjadikan Dewanto ahli dalam penjualan.
Sukses kerja membawanya bisa melompat ke perusahaan yang lebih mapan, Bank Danamon. Selama lima tahun mengabdi, dari 1995- 2000, ia mendapatkan gaji lumayan tinggi yakni Rp.2 juta per- bulan.
Kemudian bekerja di BUMN di PT. Permodalan Nasional Madani selama 11 tahun. Dia telah menjadi orang bergaji Rp.7- 10 juta. Awal mengenal wirausaha sebenarnya sudah sejak tahun 2005. Dimana dia pernah menjadi salah satu mitra waralaba mie ayam.
Sukses bisa berkembang pesat hingga punya satu gerobak lagi. Tak puas dibelinya waralaba lagi di tempat berbeda sampai ada 45 master franchise di Bekasi. Total uang masuk ke kantongnya melonjak mencapai Rp.3.400.000 per- hari.
Omzet perbulan sudah bisa dibayangkan mencapai Rp.102.000.000 per- bulan. Menakjubkan, tapi sayangnya, Dewanto harus rela menelan pil pahit kebangkrutan di tahun 2010. Ada dua hal yang mendasari bisnisnya gagal menurutnya.
Satu adalah karena yang manajemen buruk. Keduanya dia yang masih sibuk bekerja di Permodalan Madani. Ya, ketika bisnis itu menjadi sangat besar. Justru ia mengalami kesulitan mengontrol bisnisnya lagi. Ini diakuinya lewat pewarta Detik.com.
Perjalanan yang menjadi catatan khusus bagi bisnis selanjutnya. Dimana di bisnis selanjutnya ialah menjadi agen susu segar di tahun 2006- 2010. Sudah ada total 100 orang pelanggan setia menunggu Dewanto tiap pagi. Namun, sayang, lagi- lagi bisnis ini gagal dan dijual seharga Rp.25 juta.
“Saya beli bisnis itu dengan harga Rp.10 juta dan saya jual Rp.25 juta, saya untung Rp.15 juta,” jelasnya.
Dulu, disaat bekerja di BUMN, ada kawannya yang juga aktif “nyambi” pengusaha. Sang kawan terlihat tengah kwalahan menjual dagangan. Saat itu, Dewanto sudah cukup lama mengamati bisnis online dan sudah cukup ahli. Lantas dibantunya sang kawan membuat toko online.
Masih ada peluang besar untuknya di bisnis online ini. “Tentu saja saat itu hanya sebagai usaha sampingan,” jelas Dewanto.
Menurut pengamatan banyak orang mencari barang di mesin pencari. Oleh karena itu setelah mantap dicarilah kata apa yang paling diminati dibeli. Satu kata ditemukan yaitu “boneka”. Segeralah dibangun tiga situs www.bonekalucu.com, www.bonekabesar.com, dan www.bonekabear.com.
Ternyata animo masyarakat cukup besar. Ini mendorongnya semakin yakin, hingga mulai mencari- cari teman seperjuangan. Mulailah pria penghobi baca ini memilih masuk lebih dalam, bahkan rela merogoh kocek pribadinya sampai Rp.15 juta.
Pengusaha Boneka
Mulailah pegawai BUMN kelahiran 1971 ini mencari dimana bonekannya. Dia mulai dari pusat produksi boneka terbesar di Indonesia yaitu di Kota Bekasi.
“Selama wanita masih bisa melahirkan, bisnis boneka cerah,” katanya.
Memulai bisnis boneka sejak 2009 -an. Semakin lama semakin mantap menatap bisnisnya. Aneka boneka telah dijual lewat toko online. Target eceran sampai grosiran disanggupinya. Pembelian juga tidak terbatas untuk hadiah tapi juga kebutuhan promosi.
Beberapa perusahaan memesan boneka sekala besar untuk kebutuhan promosi. Mereka akan membeli lewat toko onlinenya. Ternyata boneka prospek omzetnya mencapai Rp.5- 10 juta. “Modal Rp 15 juta dan dapat omset perbulan Rp 5-10 juta dan akhirnya saya keluar dari BUMN,” terang Dewanto.
Tahun 2010 tekatnya untuk berpisah dari perusahaan yang digelutinya kesampaian. Ia memberanikan diri fokus berbisnis boneka online. Sejak keluar dari BUMN omzet bisnisnya naik menjadi Rp.10- 30 juta per- bulan.
Dan, terus berkembang, bahkan di tahun 2011 saja, sudah Rp.100 juta dan lebih.
“…target saya tahun 2012 adalah lebih meningkat dari Rp 100 juta rupiah,” lanjut Dewanto.
Permintaan boneka khusus perusahaan jumlahnya besar. Diakuinya banyak pesanan ia tolak ketika awal- awal berbisnis. Alasannya apalagi kalau bukan keterbatasan sumber daya manusia. Tidak sayang loh, karena ia bertutur penjualan grosir dan eceran jauh lebih besar.
Ini disebabkan perusahaan lebih banyak meminta diskon dari pembelian banyak.
“Selain itu, waktu pemesanannya pun kadang sangat mepet,” katanya.
Dewanto masih menerima permintaan boneka korporasi. Tentu melalui peningkatan produktifitas, termasuk bersama teman- teman lain membuka gerai baru di sejumlah daerah. Gerai tersebut akan memenuhi kebutuhan boneka anak dan mainan lain.
Termasuk memenuhi kebutuhan perusahaan sekitarnya. Penjualan grosir maupun eceran datang banyak dari luar Pulau Jawa. Ini memang sudah dibaca olehnya. Penjualan online menjadi cara mereka yang keuangan mampu.
Tetapi ada batas ruang dan waktu menghalangi. Dia mencontohkan pesanan dari pegawai Freeport, dimana mereka bekerja di Papua, mau mengirim boneka buat anaknya di Medan sebagai hadiah ulang tahun.
“Maka mereka pun mencari penjual boneka di internet dan meminta mengirimkan boneka itu ke Medan,” paparnya.
Jumlah penjualan meningkat membuatnya semakin bersemangat. Ditambah beberapa mitra pemasok dan pabrik yang memproduksi boneka. Ada 12 mitra tercatat menjadi bagian dari usahanya. Mereka siap untuk mensuplai kebutuhan boneka.
Apalagi beberapa permintaan menyangkut boneka spesifik (custom). Ini hanya bisa dipenuhi pabrikan boneka tertentu. Pengalaman berjualan boneka lama, membuat Dewanto seolah hafal boneka berkualitas.
Ciri fisik boneka yang berkualitas menurutnya, yaitu jika dipencet tangan bentuk boneka segera kembali ke bentuk semula. Penjualan boneka juga mengikuti trend. Ambil contoh warna merah laris di tahun baru China. Warna pink atau merah muda laris memasuki hari Valentine.
Umumnya warna boneka yang selalu terjual adalah warna coklat. Trend sekarang ini, untuk warna- warna ngejreng sudah jadi pilihan seperti hijau atau ungu. Adalah “ketidak pastian” menjadi hambatan tersendiri, tidak pasti apakah sukses atau gagal.
Ketika memutuskan keluar perusahaan, orang pertama yang akan protes keras adalah istri kamu kemudian keluarga besar kamu. Butuh waktu dua tahun lebih hingga Dewanto memutuskan keluar. Sambil bekerja di kantor, disela- sela waktunya, ia kerjakan untuk berjualan boneka online.
Cukup melelahkan sampai perasaan tidak enak itu muncul dan akhirnya Dewanto keluar.
“Apalagi saya sempat menerima surat peringatan (SP) dari atasan.Saya selalu ikhlas ketika dapat SP, karena memang sering telat kalau ordernya lagi banyak. Saya juga kerap meminta ijin” kenang Dewanto.
Oleh karenanya ketika surat peringatan muncul, Dewanto sudah siap untuk kemungkinan terburuk. Tercatat sudah ada 440 pelanggan eceran, 34 pelanggan grosir, 15 perusahaan, itu di tahun 2009 sampai 2012 saja.
Padahal kala itu masih diantara menjadi pegawai atau pengusaha. 440 pengecer meyumbang 20%, grosir ada 65%, dan perusahaan menyumbang 15% pendapatan. Pelangganya tersebar dari Aceh sampai Papua.
Tahun 2009- 2012 pasaran lokalnya meningkat pesat seiring sadar eCommerce. Boneka miliknya juga aktif mengikuti trend teknologi. Seperti baru- baru ini menggarap boneka emoticon blackberry. Cuma dibantu 10 karyawan usaha yang terlihat kecil menghasilkan Rp.10 juta sekali pesan.
Target selanjutnya adalah bagaimana agar produk karyanya go internasional. Ia yakin masyarakat luas akan melihat manfaat berbelanja online kedepan. Tips jualan online menurut Dewanto Purnomo lakukanlah riset terlebih dahulu.
Pastikan kamu mencari apa yang digemari orang lewat situs seperti www.researchinternet.com, yang akan menjadi satu panduan mencari produk apa paling dicari. Selepas itu carilah distributor atau produsen produknya.
Cari barang contoh dan potongan harga khusus. Barulah membuat toko online sederhana bermodal sekitar Rp.5 juta- 10 juta. Selain dari pengalaman juga kesiapan secara mental dan modal buat bergelut di dunia bisnis online. Kesiapan itu menurutnya adalah adanya produk apa yang akan dijual.