Ia cuma berjualan cireng kecil- kecilan. Usaha jutaan maka pengusaha cireng dimana- mana. Beberapa pengusaha sukses bahkan beromzet puluhan juta. Terbuat dari tepung singkong dibulat- bulat terus digoreng. Warnanya putih dan terlihat gurih tapi ternyata kenyal didalam.
Ketika sudah dingin maka akan terasa alot. Jangan diremehkan loh sudah terdaftar banyak pengusaha sukses berkatnya. Sebut saja Riener Bonifasius Rahardja pemilik Cireng Isi Kodjo.
Usaha Jutaan
Ataupun, sosok Fadly Alfiansyah sukses bersama cireng kamsia, dan masih banyak lagi. Cobalah mencari di blog ini lewat search diatas (kata kunci: cireng). Kembali ke sosok fokus di artikel ini. Ialah Yusuf Setiady.
Siapa kah dia hanyalah pemilik bisnis cireng. Pengusaha cireng ini bisnisnya memang cemerlang. Saban bulan bisa menghasilkan omzet Rp.120 juta.
“Laba saya mencapai 20 persen,” ujarnya.
Kunci sukses jualan cireng alanya adalah keberanian inovasi. Ia punya cireng aneka rasa. Pengusaha satu ini punya cireng isi keju, oncom, sosis, daging sapi, ayam, kacang hijau dan aneka sosis. Satu terobosan lain menurutnya ialah menjualnya matang- matang.
Meski sudah banyak cireng di pasar, lagi- lagi dirinya berani tekankan bahwa cirengnya khas. Dimana cirengnya renyah tidak terlalu kenyal isinya.
“Itu, karena saya memakai aci mendoan,” ujarnya. Yusuf dibantu lima orang kawannaya dari Jakarta dan Bandung berinisiatif membuka usaha ini. Pengusaha 39 tahun ini cuma bermodal Rp.100.000 saja.
Padahal belum juga punya merek. Cuma sebutannya Cireng Aneka Rasa.Yusuf menjajakan cireng berdiameter 7 cm memakai kemasan plastik. Sebungkus isinya 10 buah memiliki lima rasa, dalam satu kemasan ada dua cireng berasa sama.
Harganya cuma seharga Rp.5000- Rp.6000. Pusat produksinya di Cibuntu, Bandung, dimana itu juga tempatnya memproduksi tahu. Produknya sendiri sudah tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, hingga ke Bekasi.
Kapasitas produksinya mencapai 50 boks berisi 50 bungkus cireng. Daftar pengirimannya setiap Selasa, Kamis, dan juga Sabtu. Di Jakarta Yusuf akan menyebarkan ratusan bungkus kepada 30 agen penjualan.
Para agen tersebut lantas menyebarkannya ke pelanggan dan ke perumahan- perumahan. Optimis bisnisnya akan lebih maju lagi, ia pun senang, hingga berancang- ancang membesarkan bisnisnya. Antara lain dengan memasang merek sendiri hingga melegalkan status produknya ke Depkes.
Kemudian ia berencana menjualnya melalui sistem gerobak. Nantinya perusahaanya juga membuka kemitraan.
“Saya akan mencoba bikin master (kemitraan) dulu,” tutupnya.