Penyandang disabilitas memang serba susah mencari rejeki. Tetapi ia membuktikan mampu usaha minatur kapal, dan sukses. Kisah pria bernama Rianto tidak mau berputus asa. Rianto tidak pula mau mengharap belas kasih.
M. Rianto, 28 tahun, mengalami kekurangan pada kaki hingga dibantu tongkat penyangga. Rianto membuktikan bahwa kita bisa berkarya. Pengusah asal Keluarahan Kalianyar, Kecamatan Bangil, yang memulai kesuksesan berkat ketrampilan. Berkat kreatifitas serta kerja keras membangun usaha.
Pengusaha Mandiri
Dia merintis usaha semenjak setahun silam. Sudah dilirik pasar karya- karyanya mulai diminati masyarakat. Dia mendapat banyak pesanan. Pesanan dari Surabaya, kemudian datang dari Jember, Bali, Tangerang dan Jakarta. Bahan usaha miniatur kapal terbuat dari kayu waru diamplas.
Ide kreatif datang ketika Rianto nonton televisi. Tertarik melihat kapal- kapal besar di layar televisi. Ia menjadikan itu kapal kecil. Puluhan kali dia gagal membuat tetapi tidak putus asa. Rianto bangkit dan mampu membuat miniatur.
“Awalnya hanya untuk pajangan di rumah,” tutur pria yang pernah bekerja di pabrik roti. Lambat laun, karyanya dilirik orang, karyanya diminati sampai dipesan orang. Kemudian makin banyak orang yang membeli. Usaha miniatur kapal Rianto berkembang semenjak tersebut.
Penyandang disabilitas harus memakai tongkat ketika berjalan. Namun tangannya terampil mulai dari memotong kayu, mengamplas, sampai mengecat. Dia lakukan sendiri. Bisnis kerajinan mengalirkan rejeki diluar dugaan.
Tahap begini bukanlah perkara mudah digapai. Kini dia mungkin memiliki omzet jutaan rupiah. Tapi dia dulu pernah gagal bikin miniatur rumah. Kemudian Rianto memulai usaha miniatur kapal. Uang modalnya Rp.1,5 jutaan, pertama kali dia membuat cuma 2 kapal.
“Alhamdulillah keduanya laku hingga saya semakin bersemangat,” tuturnya. Semenjak tersebut, Rianto makin bersemangat membuat banyak kapal. Dicarinya bahan kayu bekas atau limbah disulap menjadi bagian- bagian kapal.
Nanti miniaturnya dijual antara Rp.200- 700 ribu. Kini Rianto mempekerjakan dua karyawan. Hebat pengusaha disabilitas membuka lapangan pekerjaan. Kedepan dia akan terus kembangkan usaha ini hingga sampai keluar negeri, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
“Saya punya tekad membuka lapangan pekerjaan yang luas,” ia bercerita kepada Detik.com. Ada keterbatasan alat membuatnya sulit. Tapi ia berjanji akan tetap semangat.
Awal kenapa dia penyandang disabilitas bermula ketika sekolah dasar. Bahwa ketika kelas 1 SD, dia menderita demam tinggi, hingga orang tuanya membawa ke mantri di Sidoarjo. Bukannya sembuh kaki Rianto malah mengempis tidak tumbuh. “Katanya saya menderita polio,” ujarnya.
Ia mengenang semenjak kecil dia senang berkarya. Rianto senang mengerjakan sesuatu orang tidak bisa. Kerajinan minatur kapal seperti kapal Pinisi Dewa Ruci tidak ada. Bisa dibilang Rianto menjadi satu- satunya pengrajin di Blitar.
Memiliki nilai seni tinggi membuat miniatur kapal Rianto diburu. Bahkan dikirim sampai ke Jerman dan hasilkan banyak uang. Rianto bisa membangun rumah sampai menguliahkan anak. Itu dikarenakan memang sukar jarang ditekuni.
Dia kagum melihat kemegahan kapal berjajar ditepi. Bertambah ketika Rianto berkunjung ke Nusa Tenggara. Dia kagum melihat kapal Pinisi berlabuh di dermaga.
“Lalu saya berpikir nanti di rumah saya harus membuat kapal seperti itu. Kalau tidak bisa minimal miniaturnya,” ujarnya kepada Jatimtimes.com. Dia mengenang waktu pertama kali, dirinya masih di rumah kecil lamanya dan harus mengalah ketika membuat miniatur.
Dia terpaksa membuat miniatur di depan rumah. Tetapi justru dilirik orang ingin membeli kapal buatan Rianto. Rumah kecil tersebut suatu ketika dikunjungi pria bule asal Jerman. Ia ingin oleh- oleh. Dan dia melihat bahwa Rianto mampu membuat miniatur Pinisi.
Katanya sih dia memiliki nenek moyang pembuat kapal tersebut. Dia lantas memesan 100 buah. Ini menjadi cikal usaha miniatur kapalnya berkembang. Berkat pesanan sampai ke Jerman membuatnya mampu membangun rumah.
Dia mampu membangun galeri. Rianto membeli mesin bubut kayu dan peralatan kerajinan. Menurut Rianto memang proses pembuatan miniatur kapal susah. Proses pembuatan membutuhkan ketelitian tingkat tinggi. Sebab namanya miniatur harus sama dengan aslinya kan.
Miniatur lengkap dengan layar, tali- talinya, detail kapal, dan masin- mesinya harus persis asli. “Sulit buatnya terutama bagian layar. Bagian lainnya saya suruhkan pekerja saya tapi khusus layarnya saya yang buat,” lanjut Rianto. Dan bila kualitas menurun tidak sempurna maka akan mengurangi pasaran.
Harga dipatok antara Rp.500- Rp.800.000 tergantung bahan. Bahkan dia menjualnya sampai Rp.5 juta dengan kedetailan kapal mirip asli. Rianto cukup menjualnya di rumah. Atau dia berjualan melalui sosial media. Kalau senggang ia tak segan menawarkan langsung produknya.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.