Biografi Harry Kiss Pengusaha Sound System

Komentar · 24 Tampilan

Berikut biografi Harry Kiss atau pengusaha ayah Vidi Aldiano. Ia merupakan pengusaha sound system. Ingat bahwa peluang bisnis datang darimana saja. Hobi sepenuh hati bisa berubah menjadi bisnis. Ini kisah hobi elektro membawanya menjadi pengusaha speaker. 

Berikut biografi Harry Kiss atau pengusaha ayah Vidi Aldiano. Ia merupakan pengusaha sound system. Ingat bahwa peluang bisnis datang darimana saja. Hobi sepenuh hati bisa berubah menjadi bisnis. Ini kisah hobi elektro membawanya menjadi pengusaha speaker. 

 
Dia adalah pemilik speaker berkualitas tinggi merek v8sound.com Cita- cita Harry kecil adalah menjadi insinyur. Begitu lulus SMA, ia memilih kuliah teknik elektro di Universitas Indonesia. Pria asal Semarang, 5 Oktober 1961, lahir dari keluarga yang kekurangan. 
 
Ia ingin cepat kerja untuk meringankan beban orang tua. Harry tidak ingin membenani orang tua. Akhirnya, begitu masuk kuliah, dia jualan kue meringankan biaya kuliah. “Saya berjualan kue sus bikinan ibu,” imbuhnya.
 

Bisnis Harry Kiss

 
Dari hobi menggambar, lalu mendorong Harry membuka perusahaan mabel dan arsitektur. Dia tahun 1988, dia diajak rekan ayahnya, kemudian belajar mengenai rekaman di Puspita Record. Inilah hidup Harry yang penuh pembelajaran dan membuka peluang usaha.
 

 

Menjadi pengusaha bukanlah cita- cita. Sang ayah, yang bekerja di Radio Republik Indonesia (RRI), juga tidak memaksanya. Ibu Harry sendiri, Sudarsih, penyanyi keroncong asal Semarang membawa Harry makin dekat ke musik. Yang kemudian menjadi cikal bisnis perlengkapan suaranya sekarang.
 
Untuk omzet dia enggan menyebut. Namun, nilai miliran rupiah ditangan, bisnis meliputi penyewaan sound system acara konser musik, acara televisi, upacara kenegaraan, dan lain- lain. “Kalau ditanya berapa duit kami pegang, saya enggak tau,” jelasnya, tetapi nilai aset perusahaan ini miliaran rupiah.
 
Mulai di tahun 1986, Harry memilih menjadi dosen almameternya sendiri, begitu selesai kuliah. Di sela- sela waktu sambil sibuk menggambar sesuatu. Hobi menggambar menghasilkan perusahaan mebel dan artsitektur. Lima tahun cukup dia memutuskan berhenti menjadi dosen elektro di UI.

 

Waktu itu pihak Universita Indonesia mencanangkan dosen full time. Wajib bagi jabatan dosen untuk bekerja tanpa menyambi. Ia sendiri tengah dipasrahi mengurusi bisnis Puspita Record. Pak Hartono pemilik Puspita Recor meminta tolong, sosoknya sudah seperti ayah sekaligus guru wirausaha Harry.

Dari Pak Hartono, ia mantab berbisnis event organizer kemudian melangkah ke bisnis audio. Untuk bisnis EO sendiri muncul tiba- tiba. Awal Harry ditugasi mengadakan kaset oleh Puspita Record. Lalu merambah bisnis lain ditangan Harry, sebagai pimpinan perusahaan.

Mereka membuat dan pengadaan kepingan kaset berisi rekaman presentasi Network21 atau Amway. Meskipun ternyata rekaman presentasi Network21 tidak sebanyak diharapkan. Harry yang sempat kegirangan akan mendapatkan pesanan 5000 kaset ternyata cuma 150 kaset.

Inilah lika- liku menjadi pengusaha. Sampet kecewa tetapi tetap profesional menjalankan perusahaan. Dia terus bekerja. Perusahaan kemudian mendapatkan pesanan lain. Hingga total 10.000 kaset per- bulan dapat dibukukan oleh Harry.

Mengamati bisnis Network21 muncul ide. Dia membayangkan bisnis EO. Kemudian lahir EO yang bernam Harry Kiss Production. Proyek awal memberikan tempat untuk agen Network21 berkumpul. “Kalau saya tidak jeli melihat peluang kecil, saya tidak akan menjadi seperti sekarang,” jelas dia.

Memulai bisnis baru ketika masih memiliki usaha. Harry memutuskan melepas bisnis sebelumnya. Ini bukan berarti perusahaan berhenti berjalan. Hanya ia melepaskan tanggung jawab mengambil keputusan tertentu. Mulai bisnis EO kemudian dia mendapatkan masukan kembali untuk usaha baru.

Ketika menjadi EO, dia mendapatkan saran dan kritik tentang kualitas tata suara panggung. Inilah yang mendorong Harry membuka usaha utamanya. Banyak komplain tentang kualitas suara. Jadilah, ia mulai berpikir memiliki sound system sendiri bukan menyewa.

Dibanding membeli sound sytem terbaik impor. Harry memilih membuat sound system sendiri. Membuat produk sendiri berkualitas impor. Dia mulai belajar dari ahli suku cadang dan material alat musik, seperti MeyerSound. Bagi seorang teknik elektro, tidak sulit menemukan formula tepat suara.

Dia mendirikan PT. Tiga Bintang Nusantara, produk utama V8sound.com, yang berbisnis perangkat sound sytem. Tiga Bintang juga membuat microfon dan sound mixer. Produk milik mereka mampu menembus Messe Frankfrut Prolight + Sound awal 2011.

Produknya diborong 19 negara, seperti dari negara Jepang, Amerika Srikat, Rusia, dan Italia. Nilai dari transaksi kala itu US$ 3,8 juta. Nilai transaksi mencapai $2,2 juta setahun. Banyak orang tidak percaya produk itu buatan Indonesia.

Pengusaha serba usaha

Bisnis Puspita Record, untuk album terjelek saja, mampu mengasilkan 5000 kaset terjual. Apapun pekerjaan berhubungan record dia diterima. Ia sadar bahwa jMasika dia tidak mengambil proyek dari Network21. Mungkin dia tidak akan menghasilkan bisnis besar seperti sekarang.

Bertahap dari Network21 mengambil orderan kaset, awalnya 300, 500, 1000, hingga 10.000, hingga menghasilkan puluhan ribu kaset. Sampai bentuk CD mulai beredar Puspita Record mengikut. Pihak Harry menjelma menjadi pemasok CD untuk internal Network21.

Nilai proyek tersebut dia enggan beberkan. Dari semulai hanya mengurusi proyek pengadaan CD. Ia lantas mengajukan diri menjadi EO. Tawaran diterima, pada Oktober 1994, pihak HKP membuat satu event di Istora Senayan, memakai panggung besar desain Peter Saerang.

Pertama kali membuat event langsung panggung besar. Harry mengaku sangat puas untuk masalah panggung. Belum pernah dia melihat panggung sebagus itu. Masalah timbul di sound sytem seperti diceritakan diatas, menjadi bagian tidak terlepaskan dari lahirnya bisnis sound sytem miliknya kelak.

Masalah kembali terjadi ketika pihak penyewa sound sytem berulah. Nama bisnisnya tercorang dari masalah tersebut. Tahun 2000, belum sempat berpikir membuat sendiri, Harry langsung membeli sound sytem JBL. Kemudian membeli produk merek Mayer senilai $11- 15 ribu per- box.

Biaya perawatan Mayer ternyata sangat mahal. Lalu dia baru memutuskan membuat sound system sendiri. Dia menghubungi seseorang bernama Eddy Vermerch, teknisi Mayer tinggal di Bangkok, kemudian mulailah dia belajar. Tahun 2006, perusahaan mengimpor kayu dari Rusia untuk dijadikan speaker.

Produk pernama diberi nama Minime V8Sound.com. Nama V8 merupakan wujud kecintaanya akan dunia mobil Amerika. Mobil bermesin V8 kapasitas 550cc atau sering disebut muscle car. Nama dari situs sendiri sengaja diberi nama sesuai produknya agar selalu diingat.

Bisnis Kapanpun

Menurutnya berwirausaha adalah kebetulan. Ide bisnis bisa datang kapan saja. Meskipun namanya kebetuluan, kita juga harus bisa membaca peluang sekecil apapun. Harry sendiri berbisnis arsitektur dan desain tidak sendirian. 

 
Dia bersama dua teman, Erwin Gutawa dan Jay Subiakto, dari sana ide muncul. Kemudian pikirannya mengarah kepada sosok Paul Agus. Petinggi Network21 ini, sedang asik bicara memberikan motivasi, sementara itu hampir semua peserta merekammnya. 
 
Inilah ide bisnis lain buat bisnis Puspita Record. Pikirannya kalau bisa dikelola, kualitas ditingkatnya, harganya bisa murah. Harry sendirian menemui Paul. Dia menawarkan ide bisnis tersebut. Gayung bersambut, ternyata ide itu sudah ada dibenak Paul. 
 
“Saya ke rumah Paul memakai BMW seri terbaru,” tuturnya. Kenapa, karena kata Pak Astakona, tampilan produser rekaman haru meyakinkan jangan terlihat miskin.

 

“…meski tidak punya banyak uang,” ujarnya.

Kembali ke kisah bisnis sound system. Tahun 2006 bisnisnya merambah bisnis rental. Produk yang pertama bernama Minime V8Sound.com. Nama Minime berdasar karakter fiksi film Austin Powers. Kini, V8Sound.com sudah dipakai hampir seluruh acara televisi nasional.

Acara pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, masa jabatan ke dua, acara penyambutan buat Presiden Barack Obama, hingga acara penobatan doktor honoris kausa Sultan Brunei di Brunei Darusalam, menggunakan produk V8Sound.com

Kepuasan konsumen itu utama. Akhirnya, pihak RCTI memutuskan memakai jasa Harry lagi. Khusus buat acara sebesar Indonesian Idol 3 memakai V8Sound.com. Hal lain, ialah kisah Pak SBY yang tertarik dengan sentuhan merah- putih di produk V8Sound.com. SBY datang cek sound langsung loh.

“Rupanya Pak SBY suka,”jelasnya.

Tidak berhenti di speaker, produk dikembangkan lain adalah subwoofer. Produk sound sytem sendiri dibandrol Rp.1,25- 25 juta. Pengembangan lain ialah produk sound system religius. Bernama sound system Al Karim harganya Rp.20 juta/unit. 

 
Di pasaran, ternyata juga diminati gereja hingga upacara keagamaan. Harry juga memproduksi produk buat TNI. Namanya V8 Commando khusus militer. Speaker ini dari tampilan saja unik. Jadi ketika dipamerkan di Jerman banyak yang memperhatikan. 
 
Produk ini hasil diskusi Harry dengan Kolonel CHB Kembar Maruto Widhi, Kahubdam IX Udayana, di Bali 2009. Cerita tentang kebutuhan akan sound sytem super muncul. Hingga lahirlah V8 Commando dan juga jenis Ironman. Kemudian ada sound system plus subwoofer. Semua kunci sukses itu menurutnya ada di pihak crew. 
 
Mereka yang menangani kualitas mid- hi, jangkauan suara, hingga pemasangan baut. Kini, Harry mempekerjakan 350 crew, yang menjadi ujung tombak bisnis rental sound sytem. Lalu speaker buatannya juga diekspor ke Swiss, Myanmar, Singapura dan China. 
 
Pemasaran hingga ke manca negara memang target Harry. Sayangnya, Harry belum memiliki pabrik tetap hingga lumayan sulit. Pesanan yang membengkak, akhirnya, dialih dayakan ke pabrik lain, di Tangerang, Batam, Surabaya, kemudian ke China khusus speaker V8 C3PO. 
 
Kayu sound sytem masih memakai kayu Rusia, tinggal dirakit di Indonesia. Driver dari Surabaya, tetapi sebagian dibeli di Italia dan Prancis.

 

Hary merupakan contoh pengusaha jeli. Bagianya peluang sekecil apapun tidak boleh dinafikan. Ke depan tinggal mengasah ketrampilan dan tidak puas diri. Omzet bisnis V8Sound.com tentu sudah mencapai miliaran. 

 
Dulu, cuma punya tiga unit buat rental, sekarang 19 unit disewakan ke acara tv besar. Siapakah nama ayah Vidi Aldiano? Dialah Herry Kiss, pengusaha sukses sound system ini, siapa sangka bukan.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar