Pengusaha muda Reiner Bonifasius Rahardja mungkin belum kamu kenal. Tapi bukannya tak terkenal karena dia memiliki penghasilan triliun. Mungkin kamu kurang gaul berbicara apa bisnis anak muda kekinian. Modalnya tekat kuat khas anak muda merintis bisnis.
Biografi Riener Bonifasius Rahardja, sosok pengusaha muda yang sukses menembus angka setengah triliun, bukan perkara mudah baginya karena umurnya saat itu baru 26 tahun. Kisah hidupnya bisa dibilang begitu inspirasif buat dibaca.
Ia terlahir dari keluarga sederhana sehingga menjadi sosok tangguh. Lahir dari keluarga sederhana memutuskan hidupnya harus lebih baik. Dia telah bertekat membiayai sendiri hidupnya sejak lulus SMA di tahun 2006.
Penghasilan Triliun
Dulu, jauh sebelum memutuskan itu, dia adalah sosok minderan atau tidak percaya diri karena “merasa jelek”. Cibiran perkatan kecut sudah makanan sehari- harinya disaat mengenyam pendidikan formal. Bahkan teman- teman sudah men- judge dirinya tak punya masa depan.
Padahal masa depan baginya masihlah panjang karena baru belasan tahun. Alasannya karena sosok fisiknya enggak banget buat anak sekolah. Masa itu bobotnya mencapai 100 kg. Ia pun tak punya prestasi akademis menonjol. Dia juga bukan anak orang kaya.
Siapa sangka berkat tumbuh rasa rendah diri karena di bully. Menjadikan hati pemuda kelahiran 13 Juli 1988 ini punya hati yang besar. Mudah memaafkan mareka dari masa lalunya. Rasa pahit tak membunuh karekternya ini sama sekali.
Ia selalu menggenggam semangat,”jangan takut, terus berusaha dan mencoba! Semua itu akan berubah.” Itu ada dalam benaknya terus. Riener pun memutuskan menjalankan entrepreneurship.
Seorang entrepreneur menurut penjelasannya. Adalah mampu merubah apapapun bahkan merubah kotoran jadi uang. Dunia bisnis bukanlah hal baru loh. Dimulai ketika masih masa- masa Sekolah Menengah Atas ketika memutuskan untuk mandiri.
Dia bahkan tak mau menerima sepeser pun uang dari orang tuanya. Tahun 2006 -an, Riener mulai menjual kartu kredit. Kemudian membagi waktunya antara berjualan dan kuliah. Tak cuma menjual kartu kredit tapi juga bekerja paruh waktu di beberapa perusahaan.
Sukses berjualan tak berarti meninggalkan pendidikan loh. Semenjak memutuskan menjadi kuat. Nilai akademisnya meningkat dan bisa berkuliah hingga ke Australia. Dia harus bekerja untuk membiayai segalanya dari kuliah sampai makan.
“Ya saya harus kerja sambilan di beberapa tempat. Akibatnya, sehari hanya tidur empat jam,” kenangnya lagi.
Menjadi Pengusaha
Tekadnya kuat agar bisa mematahkan stigma akan dirinya. Dia dianggap banyak bicara kala sekolah. Namun terbukti dia tak cuma berbicara kosong. Tercatat bekerja di tiga perusahaan sekaligus yaitu ada perusahaan kartu kredit, broker saham, hingga jadi marketing planner buat satu perusahaan konstruksi.
Dia sudah menghasilkan lebih dari 20 jutaan ketika masih berumur 20 tahun. Catatan akademisnya pun memuaskan selepas SMA. Dimana ia pernah berkuliah model distant learning atau kuliah jarak jauh di Inti Collage Indonesia.
Ia mendapatkan gelar pertamanya yaitu Sarjana Business Administration dari University of Southern Queensland, Australia. Itu semuanya tidak mungkin akan diraihnya dengan mudah. Riener harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja.
Tiap harinya dia cuma bisa tidur 3 sampai 4 jam saja per- hari selama dua tahun. Puncaknya ketika kesehatannya menurun dratis. Dia dinyatakan sakit batu ginjal hingga diharuskan dioperasi. Padahal umurnya baru 20 tahun, sang ayah pun jadi orang pertama menegurnya, bagi ayahnya buat apa ia sukses jika mengorbankan kesehatannya.
Kalimat itulah merubah pola pikirnya jadi karyawan ke wirausaha. Dia menjadi entrepreneur muda inspiratif kita. Sadar akan ritme kerja tak sehat di perusahaan memutuskan menggunakan semua jirih payanya.
Pengusaha Reiner mengorbankan uang tabungan, membangun perusahaan sendiri di tahun 2008. Saat itu, ia memberanikan buat mendorong gerobak cireng. Mungkin buat beberapa orang memalukan dari anak kantoran jadi cuma, ah, cumalah penjual cireng keliling.
Hasil kerja kerasnya kini dijadikan tepung kanji goreng (cireng). Usaha itu dinamainya Cireng Isi Kodjo. Usaha ini ternyata berbuah menjadi bisnis menjanjikan. Hanya butuh waktu satu tahun sudah menghasilkan 20 gerobak cireng.
Bisnisnya tersebar di minimerket sampai supermarket. Dimulai cuma 5 cabang didekat kawasan rumahnya jadi 20 buah setahun kemudian. Hebat tapi belum berhenti disitu. Berbekal pendidikan bisnis semasa kuliah membuatnya melek bisnis beneran.
Usaha cireng digabung konsep perusahaan hingga menghasiklan apa itu difersifikasi. Riener kemudian membuka usaha rumah makan Jepang, Minori Bento Restaurant. Pemilihan tempat pun sudah diperhitungkannya matang- matang.
Usaha tersebar di kampus- kampus dan sekolah. “Puji Tuhan, dari dua usaha ini selalu ada profit, meskipun awalnya selalu gagal,” ucapnya.
Tantang menjadi tak begitu beban baginya. Seolah semua sudah ada dibelakang hidupnya. Dia malahan bersyukur pernah merasa “dibully” teman. Kedua usahanya tersebut dijualnya. Semua karena ia ingin fokus mempertajam penjualan dan marketing.
Nah, berkat pengalaman panjang itulah, ia bisa dipilih menjadi sosok presiden direktur perusahaan asing tahun 2010. Dia sukses meningkatkan penjualan perusahaan. Sayangnya cuma memuaskan hasratnya selama dua tahun.
Ia memutuskan keluar dan maunya menjadi pengusaha kembali. Meski cuma jadi karyawan ketika itu. Dia membuktikan bisa jadi bukan karyawan biasa. Berkat pengalaman panjang di entrepreneurship membuatnya mudah masuk perusahaan besar.
Perusahaan besar asal Malaysia itu menjadikan suatu catatan menarik dalam biografi Reiner Bonifasius Rahardja.
Mendirikan Perusahaan
Bekerja menjadi direktur lagi- lagi memakan waktunya. Memang menjadi pengusaha bisa lebih fleksiberl soal waktu. Sukse meningkatkan penjualan, dia dihadapkan kepada keluarga yang merasa dirinya semakin jauh dari mereka.
Sibuk terus, sibuk terus, itulah hari- hari seorang Renier ketika menjabat menjadi karyawan bertitle presiden direktur.
“Orang sibuk membuang kesehatan demi mencari uang, tapi nantinya mereka sibuk membuang uang demi mengembalikan kesehatan. Menginspirasi orang bukan dengan sakit-sakitan dan tidak punya waktu untuk keluarga!” tegasnya, mengenang ketika sang ayah lagi- lagi mengingatkan.
Pemuda yang terlah merasakan serunya berkeliling 130 kota di 32 negara ini, memutuskan keluar saja dari perusahaan asing, seperti kisahkan diatas. Keingan mapan di umur 25 tahun sudah tercapai. Ia juga sudah bisa membahagiakan mereka secara materi.
Tapi bukan soal waktu luang yang tak bisa dipenuhinya. Inilah mengapa dirinya memilih membuka usaha sendiri lagi. Dari nol, Renier memilih membangun perusahaanya sendiri, yakni Reitech Solusindo tahun 2011. Usahanya begerak dibidang ekspor- impor.
Total sudah menghasilkan seperempat triliun semenjak usahanya baru saja dibuka. Kunci suksesnya adalah fokus, jikalau gagal, ya harus berusaha kembali. Apa mimpi selanjutnya adalah agar bisa menginspirasi anak muda. Ia berharap bisa membuka sekolah non- formal bagi wirausahawan muda.
Lahirlah sebuah organisasi non- profit ONE (Opportunity Never Ending). Ia bersama timnya bekerja sama agar mencetak pengusaha baru. Apalagi Indonesia sendiri barulah punya pengusaha kurang dari dua persen. Padahal idealnya negara berkembang harunsya punya tujuh persen.
“Maka, kami mencoba hadir membantu melahirkan generasi muda yang ingin menjadi pengusaha sukses,” tekad pria ini. Bicara soal modal ternyata ia punya prinsip sendiri.
Bisnis tak selamanya butuh modal besar. Semua bisnis katanya selalu dari nol berapapun modalnya. Karena itu akan berjalan sejalannya waktu. Semua usaha bisa dimulai dari modal kecil, dan semuanya sama- sama menemui kegagalan, dimana 50 persen -nya sama- sama gagalnya.
Yang membedakan ialah apakah kamu bisa merubah pola pikir sukses mu. Jangan hanya mau jadi pengusaha saja. Akan tetapi jadilah pengusaha yang sukses usahanya.
“Sukses itu sama dengan persiapan ditambah kesempatan,” tegas Reiner
Riener kemudian mengingatkan. Jangalah berangan jadi motivator tapi jadilah inspirator. Buatalah kisah mu sendiri dulu. Menurutnya motivasi cuma kata- kata membuat orang mau melakukan sesuatu. Sementara itu inspirasi berasal dari pengalaman nyata.
Kiprahnya di dunia entrepreneurship memang gaunya tak lah setenar sosok Merry Riana, tapi menurut penulis, kisahnya lebih inspiratif karena menggambarkan sendiri siapa saja bisa jadi pengusaha.
Sukses berbisnis dan berorganisasi, impianya kini bagaimana menciptakan wirausahawan dibawah 40 tahun. Sebuah gerakan sosial dimana akan mengajak 1.000 orang wirausahawan. Ini akan disatukan jadi satu dibawah Entrepreneurs Convention Under 40.
Acara yang mampu mengangkat semangat wirausaha agar bisa mempercepat lahirnya pengusaha baru. Riener kemudian memberikan pesan kembali. Yakni jangan sibuk saja ber- doa saja tapi lakukan lah sesuatu.