Resiko Jadi Pengusaha Muda 3 Hal

Komentar · 29 Tampilan

Resiko jadi pengusaha muda apakah begitu berat. Semangat membara diawal- awal bisnis memang boleh- boleh saja. Tapi siapa sangka ini bisa jadi masalah bagi pengusaha pemula

Resiko jadi pengusaha muda apakah begitu berat. Semangat membara diawal- awal bisnis memang boleh- boleh saja. Tapi siapa sangka ini bisa jadi masalah bagi pengusaha pemula. Semangat yang masih tinggi jadi kelebihan para pengusaha muda dibanding mereka yang sudah tua. 

 
Minim pengalaman ditambah semangat berlebihan bisa jadi berbalik ke arah kamu sendiri. Kita tidak boleh emosi, meledak- ledak dalam mengembangkan usaha. Pola pikir sehat ialah ketika kamu tetap tau resiko; tau resiko berarti tau harga harus dibayar.
 
 

Diremehkan Jadi Pengusaha

 
Warren Buffett, seorang pengusaha dan investor dunia, pernah berkata, “Resiko datang dari tidak tau tentang apa yang kamu lakukan,” Berikut ini beberapa hal sepele tapi biasanya menjadi resiko menyusahkan kamu sebagai pengusaha muda.
 
Ini adalah kelemahan sebagai pengusaha muda sekaligus kekuatan jika kamu bisa menghadapinya.

 

Berikut 3 resiko harus siap dihadapi pengusaha muda dalam menjalankan bisnis:

 

1. Diremehkan

 
Pengusaha muda dicap sebelah mata. Pandangan itu datang ketika kamu mulai berguru, mencari informasi. Banyak sudah pengusaha muda sampai di tahap ini; terbukti berhasil melampaui. Ini adalah semacam awalan saja. 
 
Sarah Haselkorn, seorang pengusaha muda yang pernah menjadi kolumnis di The Grind, menuliskan beberapa masalah yang pernah dialaminya dalam laman Entrepreneur.

 

Biarkan orang terkejut terkejut, ini resiko kamu sebagai pengusaha muda, fokuslah mengerjakan bisnis kamu terus. Dan, banyak sudah pengusaha muda telah membuat mereka (para senior) atau orang awam terkejut- kejut. Intinya kamu harus tau apa yang kamu lakukan dan resikonya dulu. 

 
Soal sukses biarkan lah waktu dan kerja keras kamu. Sebagai pengusaha muda, kamu hanya perlu bekerja lebih keras membuktikan diri. Kamu tidak akan pernah menjadi sempurna, (justru) kesalahan di sepanjang jalanlah yang menjadikan proyek kamu sempurna, tambahnya.

 

2. Sulit modal

Sudah gak jamannya lagi bingung modal bisnis. Kamu cukup bermodal koneksi internet sebagai ganti toko di dunia nyata. Dengan teknologi menasia telah memudahkan dirinya -menciptakan berbagai jenis bisnis baru. 

 
Brodo Footware contoh nyata jika kamu ingin tau bagaimana bisnis online bekerja. Bermodal 7 juta dari tabungan, pemiliknya mampu membuka bisnis besar dari internet. Ini sama saja dengan bisnis tradisional. Hingga yang kamu butuhkan cumalah modal keberanian serta inovasi.

 

Pengusaha muda banyak terbentur karena modal. Beberapa pengusaha muda gagal mengajukan pinjaman modal ke bank. Tapi perlu kamu tau hampir semua bisnis dimulai dari uang keluarga sendiri. Mereka yang jadi sumber, yang kamu butuhkan hanyalah keyakinan dan kerja keras. 

 
Yakinkan ayah dan ibu kamu bahwa kamu meminjam uang bukan meminta; jadikan itu modal usaha kamu.

 

3. Jauh dari teman

Mungkin kamu akan terlalu fokus pada bisnis kamu. Tak lagi cukup waktu buat bermain- main. Inilah yang terberat diantara tidak sulit modal atau diremehkan saja. Siapkah kamu bekerja tanpa keinginan bersenang- senang ketika teman kamu asik diluar sana. 

 
Memulai bisnis akan memakan banyak waktu. Sedangkan teman kamu telah bekerja punya waktu sabtu- minggu. Mungkin kamu akan butuh kedua hari itu cuma buat menghitung pengeluaran, memperhitungkan besar resiko kamu ambil.

 

Meski begitu bukan berarti kamu tidak punya teman. Cobalah aktif mengajak mereka kedalam semangat kamu berwiraswasta. Ajaklah mereka membuka bisnis bersama, ini akan membantu masalah kamu di nomor dua. Jangan pernah berpikir kamu tidak bisa memimpin, seperti nomor 1, kamu jangan mau diremehkan oleh siapapun termasuk diri kamu sendiri.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar