Tak terbayangkan disabilitas menjadi pengusaha. Wanita ini kini menjadi pengusaha keset kaki hasilakan ratusan juta. Irma Suyanti, warga Kebumen, Jawa Tengah, meyakini disabilitas bukanlah hambatannya mencari rejeki. Dia yakin menemukan celah hingga menghasilkan cuan.
Terbukti dia sukses berkat mengolah kain perca menjadi keset kaki. “Sebagai penyandang disabilitas saya selalu didiskriminasi; Melamar kerja selalu ditolak,” ucapnya. Dirinya tau memiliki kelebihan bakat di bidang seni.
Inilah kemudian dieksplor ketika menjadi wirausaha. Dia ingin membuat produk. Dan membuat keset kaki merupakan pilihan. Menimbang dia juga mendapatkan bahan baku murah. Keset karakter yang dianggap ia mudah lakukan. Dia tidak mengeluarkan modal banyak karena bahan sisa.
Nama usahanya Mutiara Handycraft. Walau dia berhasil bikin sesuatu bagus. Itu berkat bakat seni dan ketrampilan. Namun pengusaha ini sempat kebingungan melakukan pemasaran. “Karena salah satu modalnya seni. Kami menjual dengan harga tinggi tapi dengan modal sedikit,” lanjutnya.
“Saya sempat bingung pemasarannya,” ia melanjutkan. Dia lalu mengingat bahwa Jakarta pusatnya berbisnis. Maka ia ke sana, mencari info pusat grosirnya seluruh Indonesia. Maka ia menemukan Pasar Tanah Abang sebagai tempat pemasaran.
Pengusaha Irma mengatakan usahanya lancar. Ia menghasilkan omzet sampai Rp.200 juta, dan mampu memasarkan sampai ke Australia. Disabilitas menjadi pengusaha keset menginspirasi. Ia mematahkan anggapan sinis akan kehidupan disabilitas.
“Saya bisa membuktikan bahwa penyandang disabilitas kalau diberi kesempatan bisa berwirausaha,” dia melanjutkan. Pengusaha wanita ini kemudian diajak oleh pihak Kemenpora. Diajak ikutan festival Festival Indonesia Gathering di Australia.
Dia mendapatkan buyer lewat ajakan tersebut. “Dari situ saya dapat buyer dari Australia. Saya dapat kontrak 8 tahun,” lanjut Irma.
Dikisahkan Irma mengalami disabilitas semenjak kecil. Penyebabnya penyakit polio yang diderita semenjak lahir. Dibantu sang suami, Agus Priyanto, keduanya mengumpulkan kain perca buat diolah menjadi keset.
Bermula Irma mengamati lingkungan sekitar banyak usaha garmen. Rumahnya di Semarang banyak hasilkan limbah kain. Dia kemudian kumpulkan kain tersebut. Ditumpuk kemudia dijahitnya menjadi bentuk keset kaki. Awal dia yang penyandang disabilitas harus berjalan jauh sampai ke Ibu Kota.
Dia membawa sendiri tiga karung besar. Pasalnya akan mengeluarkan biaya mahal bila sendirian. Irma langsung berhadapan dengan preman pasar Tanah Abang. Ia bertekat berjualan sampai ke Tanah Abang ini. Hingga ia menemukan jalan melalui ajang kewirausahaan.
Secarik kertas kemudian terbang menyambar wajah Irma. Ternyata isinya mengenai kesempatan ikut lomba wirausaha. Namun dia tidak memenuhi syarat mengikuti perlombaan. Tetapi pihak panitian lalu memberikan kesempatan.
Usaha mereka dirintis semenjak 1999 silam. Berjalan baik ia memiliki 5 otang karyawan. Usaha yang berbasis di Semarang, kemudian dia dan suami pindah ke Kebumen, dan ia membeli rumah di sana lalu menjalankan usaha kembali.
Beruntung tidak mengalami masalah namun tidak mudah. Produksi harus mengalami kendala ketika dia membutuhkan pegawai. Dari door- to- door dirinya menawarkan lapangan pekerjaan. Dia mengajak ibu- ibu rumah tangga menghasilkan uang.
Tetapi niat baiknya malah dianggap sinis lantaran difable. Irma berhasil membuktikan lewat produksi mereka. Ibu- ibu rumah tangga mulai melirik bahwa ini akan berhasil. Dan mereka ikut bergabung dan ikut membuat keset hingga produksi Irma membesar.
Tahun 2003, mereka sepakat mendirikan koperasi simpan pinjam, sekaligus menjadi badan yang memasarkan 1300 lembar kesetnya. Irma pun memanfaatkan 15 orang penjual. Ia juga menjualnya ke gerai- gerai ke berbagai kota.
Anggota koperasinya sampai ke Solo dan kota lain. Penjualanya tidak cuma mencapai Jakarta, tetapi sampai ke Australia, Jerman, Jepang, dan Turki. Omzet perbulannya mencapai Rp.40- 50 juta. Ada 24 jenis keset, diproduksi dan dipasarkan di dalam negeri 15 ribua perbulan, dan 45 ribu keluar negeri.
Usaha Mutiara Handycraft termasuk membuat kotak tisu dari lidi. Dia juga membuat sajadah dari tikar pandan. Kemudian dia mendirikan rumah 7m x 9m. Di rumah belakang rumahnya tersebut menjadi rumah penyandang cacat. Dia juga memberikan pekerjaan agar mandiri lewat membuat keset begini.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.