Pengusaha mancit atau “pengusaha tikus” begitu Kompas memberitakan. Memang bagi kebanyakan orang tikus itu menjijikan. Tak jarang binatang pengerat ini menjadi sasaran sandal. Apalagi para petani pasti benci sekali namanya tikus yang perusak tanaman.
Beda orang, beda kisah Ismanto, pria 38 tahun yang sengaja menternakan tikus. Ia buka sekedar mengembangkan tikus biasa. Tapi ini tikus putih atau mancit (Mus Musculus), yang termasuk dalam keluarga rondentia.
Mungkin buat kamu sedikit membingungkan. Begitu juga penulis tak begitu paham arti istilah- istilah biologi tersebut. Hanya saja warga Jalan Merbabu, Kampung Jambon Tempel Asri, Kelurahan Cacahan, Kota Magelang ini, tau betul bahwa tikus putih menghasilkan duit.
Penjual Tikus
Masih keluarga dekat hamster, gerbil, tupai dan hewan pengerat lainnya, jika diperhatikan baik- baik tikus putih tak terlalu buruk.
Semula usahanya cuma hobi belaka. Tanpa ada embel- embel niatan menjual tikus- tikus putihnya. Karena dari keseharian Ismanto sudah tercukupi dari bisnis keluarganya. Sebuah bisnis bakmi warisan orang tua dia rasa cukup. Dari sisa makanan yang bisa jadi mubazir.
Dibelikanlah beberapa ekor tikus, diberinya makan dari sisa jualannya. Tepatnya di tahun 2002, Ismanto membeli beberapa ekor tikus putih dan hitam seharga Rp.10.000.
“Sayang sekali sisa makanan itu kalau dibuang begitu saja. Biasanya memang untuk pakan ayam, tetapi masih sisa,” ujar Ismanto.
Entah datang dari mana ide tentang tikus putih tersebut. Hanya berpikir bagaimana kalau itu dijadikan pakan tikus saja. Tikus tersebut dimanfaatkan buat menghabiskan makanan sisa. Selain buat tikus, ternyata selepas tikus itu kenyang, mereka dimakankan ke ular- ular peliharaannya.
Eh ternyata bukan cuma tikus, Ismanto juga memelihara kucing, ayam, burung, serta aneka reptil. Setahun beternak tikus sendiri buat sendiri. Ternyata kebutuhan akan mancit oleh sesama pecinta reptil ikut datang. Mereka menghampiri Ismanto memintanya menjual.
Selain dari mereka ada pula permintaan dari para mahasiswa, yang katanya buat media penelitian. Sejak saat itulah dirinya mulai berpikir menyeriusi ini sebagai bisnis baru. Beternak tikus menjadi alternatif bisnis lainnya. Dalam perjalanan ia mulai berani kawin silangkan tikus.
Hasil kawin silang beberapa tikus berbeda ternyata menganggumkan. Ini menakjubkan baginya karena lahir berbagai tikus yang berwarna unik. “Ada warna emas, perak, belang-belang, bentuknya lebih lucu dan menggemaskan,” jelasnya. Ayah dari tiga orang anak ini merasa beruntung karena istrinya, Sri Lestari (37), beserta anaknya ternyata tak takut tikus.
Mereka malah mendukung bisnis baru ayahnya. Pria gondrong yang ternyata alumnus STM Penerbangan ini. Memang melenceng jauhnya dari apa yang ia jalani. Dari penjual bakmi menjadi pengusaha mancit. Berkat kejeliannya mampu membaca peluang. Bisnis ini juga tak terlalu mahal loh.
Tikus mancit itu suka biji- bijian dan pelet makanan ayam. Untuk kandangnya ia perhatikan sangat dibersihkan sekali seminggu. Alasnya cukup memanfaatkan sekam padi. Pelanggan datang baik dari pecinta reptil, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Soal cara marketingnya, Ismanto tak spesifik caranya cuma lewat sosial media, ada website, Facebook, dan lain- lain. Ketua dari Komunitas Reptil Magelang ini menyebut untungnya lumayan. Dia bahkan mampu mengirim ke daerah lain di Pulau Jawa.
Tiap bulannya ada saja pesanana. Padahal awalnya cuma sebagai pemenuh hasrat hobinya. Kini, tikus mancit jualannya itu bisa dihargai per- ekornya Rp.3000, untuk warna unik hasil kawin silang bisa Rp.25.000- Rp.100.000.