Usaha Rugi Karena Corona Kisah Pengusaha Keripik

Komentar · 10 Tampilan

Kisah pengusaha keripik asal Kuningan berikut curhat akan hidupnya. Usaha rugi karena corona hingga dipaksa tutup sampai sebulan. Di sebulan tersebut pemerintah memutuskan untuk pembatasan pergerakan.

Kisah pengusaha keripik asal Kuningan berikut curhat akan hidupnya. Usaha rugi karena corona hingga dipaksa tutup sampai sebulan. Di sebulan tersebut pemerintah memutuskan untuk pembatasan pergerakan. 

 

Pria bernama lengkap Nur Ibad, merasakan pesanan menurun semenjak pembatasan. Itungannya sebulan rugi karena libur. Kemudian susah pemasaran hingga kerugian mencapai 80% dari produksi. Cuma 20% produksi mampu dipasarkan kepada masyarakat. 

 

Mungkin karena masyarakat juga kesusahan mendapatkan uang. Padahal sebelum pandemi Mang Ibad mampu mendapatkan untung lumayan. “Cukup menjanjikan (usaha keripik pisang) untuk usaha dalam meraup keuntungan,” akunya. Keuntungan sebelum corona bisa Rp.1 juta dari 50kg penjualan keripik.

 

Kisah Pengusaha Keripik

 

Dia mengharapkan keadaan ekonomi normal. Dia berharap bantuan modal kedepan. Kisah pengusaha keripik asal Manis Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan. Pria 42 tahun yang akrab dipanggil Mang Ibad. Dia menerangkan bahwa tidak mudah perjalanan usahanya.

 

Mang Ibad bukanlah keturunan pengusaha. Tidak pula memiliki bakat berwirausaha. Tetapi dia bisa buktikan mampu membuat keripik. Bahkan dia sudah memiliki 6 orang pegawai. “Ini mulanya sekedar iseng bikin camilan keripik pisang,” kenang Mang Ibad.

 

“Dulu saya sebagai kuli bangunan,” kenangnya.

 

Berawal keisengan dia mulai membuat keripik pisang. Dia lantas jualan. Mang Ibad menjelaskan awal- awal jualan eceran. Keripik pisangnya dikemas kecil- kecilan. Harga jualnya Rp.500 kemudian dijual ke warung- warung. “..harga jualnya gopean,” Mang Ibad masih ingat.

 

Dari kecil- kecilan kemudian berkembang karena diminati. Penjualan cepat dan menghasilkan. Ibad merasa puas tetapi belum berhenti. Mang Ibad ingin mengembangkan usaha. Penjualan meningkat sampai produksi meningkat.

 

Penjualan sekarang kemasan kantong 2kg. Itu semua karena mengikuti permintaan pasar. Harga jual perkilonya Rp.30 ribu langsung ke konsumen. Buat reseller dijual Rp.28 ribu dan dapat dijual lagi. Ia sudah menghitung berapa patokan sesuai produksi.

 

Itu sudah dihitung harga modal. Kenapa reseller lebih murah karena sudah terjalin kerja sama. Akan terjalin kerja sama bahkan sampai keluar Kuningan. Keripik pisang warga Desa Sukadana ini telah sampai ke Cirebon dan daerah lain.

 

Penggunaan pisang nangka menjadi senjata Mang Ibad. Dulu dia mendapatkan bahan baku melalui tetangga desa. Kalau sekarang dia juga membeli bahan baku diluar. Berkat kerja sama koneksi dia mampu memenuhi kebutuhan bahan.

 

Dia dapat bahan baku dari Banjar- Ciamis. Bahan dibeli Rp.4- 5 ribu perkilo. Pasokan sendiri banyak atau tidaknya tergantung keadaan. Karena pisang nangka dikenal diolah menjadi aneka makanan. Dia mengatakan semua masih manual.

 

Dari proses pengupasan, merendam bumbu, lanjut mengiri sampai menggoreng dilakukan sendiri. Dia menekankan kualitas cita rasa tinggi. Dia selalu menjadi peserta vestival kuliner. Tiap kegiatan dari pemerintah, maka keripik pisangnya ikut dipajang di stand.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar