Pengusaha mantan pembantu namun menghasilkan miliaran. Lulusan SMA ternyata bisa membangun bisnisnya sendiri. Inilah kisah Fitriyanto, adalah seorang mantan kuli bangunan, namun mendadak jadi pengusaha pemilik perusahaan PT. Vitechindo Perkasa Autofit.
Meski kami menyebut kata mendadak bukan berarti tanpa perjalanan. Namun sedikit beda dari kebanyakan cara sukses masyarakat kita. Dari kuli bangunan jadi direktur tanpa ijasah kuliah. Come on… Ini sebuah sukses mendadak baginya!
Pengusaha Miliaran
Fitriyanto mampu menciptakan produk bersaing. Bahkan menyaingi produk berkelas nasional dibidang perawatan mobil. Hidupnya merupakan perjuangan. Semenjak kecil sudah terbiasa di lingkungan kekurangan.
Lahir dari keluarga miskin dimana ayahnya adalah tukang kayu. Tekadnya merubah nasib sudahlah bulat sejak kecil. Ia yang berayah tukang kayu tak bisa sekolah tinggi- tinggi.
“Saya semua pelajari secara otodidak,” ujarnya.
Ketika lulus sekolah menengah, di tahun 1992, ia langsung hijrah ke Jakarta. Tujuan merubah nasib ia lalui lewat menantang kejamnya Ibu Kota. Anak bungsu dari lima orang saudara cuma mentok jadi kuli bangunan disana. Enam bulan berlalu, naik pangkatlah dia menjadi pembantu.
Kali ini menjadi pembantu rumah orang kaya Rachmat Gobel. Entah Presiden Komisaris PT. Panasonic Manufaturing Indonesia itu ingat atau tidak sosoknya; tapi disanalah rejekinya. Dia pun ditawari kerja oleh salah satu manajer Panasonic. “Saya ditawari kerja,” ujarnya pendek.
Kemudian bekerja di Panasonic bagian divisi komponen. Dia kerja mengerjakan aneka produk speaker. Nah, disaat waktu senggang dia asik membaca kisah sukses seperti, dari blog ini. Bacaan kisah dari orang- orang sukses tertanam dalam benaknya.
Masa itu tekatnya kuat menjadi orang sukses seperti mereka yang dibacanya. Ia menyimpulkan satu hal. Semua orang sukses mengawali karir dari tenaga marketing. Suami Lihardiana ini kemudiang cabut dari Panasonic. Nekatnya masuk menjadi marketing di produsen teh 2Tang di tahun 1995.
Upahnya saat itu per- bulan cuma Rp.75.000. Bahkan ini lebih kecil dibanding menjadi kuli bangunan. Dia menjelaskan bahwa gajinya jadi kuli Rp.60.000 per- minggu. Setelah tiga bulan langsung Fitriyanto keluar dari perusahaan tersebut
Meniru Bisnis
Fokus lagi- lagi ke arah tenaga pemasaran di perusahaan. Kali ini, dia melamar kerja di sebuah perusahaan coklat selama setahun, kemudia pindah lagi PT Prima Karya Gandareksa, sebuah perusahaan kimia. Disini mungkin menjadi jalannya menemukan bisnis Autofit.
Kali ini tetap menjadi tenaga marketing cuma bedanya gajinya sudah 5 juta. Ia pun belajar banyak tentang produk perawatan mobil. Kinerja Fitriyanto memang lah bagus.
Hingga, dia bisa jalan- jalan sampai ke Bali, ditugaskan disana agar menetap di Pulau Dewata. Namun, tegas ia menolak hal tersebut karena tak mau jauh dari keluarga. Selama setahun tersebut berpindah- pindah lah dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Uniknya kini fokusnya ada di perusahaan kimia bukan soal kerja jadi marketing lagi. Akhirnya, Fitriyanto masuk ke perusahaan perawatan mobil asal Jerman. Disini, dirinya fokus memperhatikan bagaimana mereka meracik.
Memperhatikan benar racikan produk pembersih milik mereka. “Saya pelajari, bahan apa saja yang diramu menjadi produk perawatan,” katanya.
Ada tuh istilahnya meniru bisnis yang sudah ada dan memodifikasinya. Agaknya itulah yang coba dilakukan olehnya. Setiap Sabtu dan Minggu, ia merelakan diri pergi ke toko kimia, tujuannya adalah belajar bahan- bahan kimia apa saja. Bahan kimia apa terkandung dalam produk perusahaanya bekerja.
Ia belajar secara otodidak satu per- satu racikannya. Bahan apa saja bisa diramu menjadi produk perawatan mobil. Hingga tak terasa lima tahun telah berlalu dimana gaji terakhinya sampai Rp.45 juta.
Pengalaman sepuluh tahun di perusahaan akhirnya dituangkan dalam bisnis. Padahal kalau dipikir gajinya itu malah lebih dari cukup. Fitriyanto percaya diri buat membuat perusahaan sendiri. Sebagai sosok pemasaran sudah terbiasa memegang banyak pelanggan.
Cukup memanfaatkan bengkel motor di Cikeas, Bogor, yang mana langkah awalnya dimulai dari membuka bengkel sendiri. Nah, bukan langsung membuat produk dan dijual, malah membuat bengkel. Dia membukannya sebuah bengkel mobi sederhana pada tahun 2007.
Cuma ada satu montir kala memulai usaha tersebut. Di bengke tersebut disulapnya juga menjadi pusat produksi. Dimana produknya bisa menang ajang tender pengadaan produk perawatan oleh satu perusahaan perawatan mobil besar.
Untuk memenuhinya, ia cukup kwalahan lantaran perusahaan barunya kekurangan modal. Olehnya dipinjamlah uang Rp.25 juta dari Bank, dimana tanpa agunan.
Berkat perjalanan panjangnya di marketing. Selain itu, berkat karirnya dan jaringan luas membuatnya mudah buat meminjam uang. Cukup bermodal kepercayaan menghasilkan pinjaman. “Bank itu menjadi pelanggan dari bengker kami,” jelas Fitriyanto.
Dibukalah sebuah perusahaan miliknya sendiri bernama PT. Vitechindo Perkasa, di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Perusahaan ini memasok produk perawatan bahkan sukses menyetok bengkel resmi. Di dalam catatanya perusahaan ini menjadi stok agen tunggal pemegang merek.
Agen bengkel resmi antara lain Toyota, Daihatzu, Isuzu, Hyundai, Suzuki, KIA, dan Mazda. Omzet perusahaanya mencapai Rp.8 miliar per- tahun. Sedangkan ia cuma dibantu oleh 35 orang karyawan sejak awal Juni 2012.
Produknya seperti penulis jelaskan diatas, Autofit. Yakni terdiri dari 20 jenis produk,dari semir ban, sampo mobil, pembersih dari evaporator, dll.