Bisnis Cendramata Kualitas Premium Luar Negeri

Komentar · 103 Tampilan

Mencari oleh- oleh terkadang malah menyesali kenapa membeli. Bisnis cendramata kita seolah digarap seadanya tanpa dipikirkan. Padahal kita keluar negeri selalu mendapatkan kualitas terbaik. Gemas Peni Zulandri Suroto ingin memperbaiki.

Mencari oleh- oleh terkadang malah menyesali kenapa membeli. Bisnis cendramata kita seolah digarap seadanya tanpa dipikirkan. Padahal kita keluar negeri selalu mendapatkan kualitas terbaik. Gemas Peni Zulandri Suroto ingin memperbaiki.

 

Ia tertarik mengerjakan bisnis cendramata Indonesia. Menampilkan budaya Indonesia hingga bangga bila dibawa keluar negeri. Peni pun menyandingkan kualitas cendramata kita dengan luar negeri. Oleh- oleh yang menampilkan budaya Indonesia langka dipasaran.

 

Bisnis Cendramata

 

Mungkin orang engga menjual karena kualitas seadanya. “Usahanya masih baru, dari tahun 2009,” Peni berujar. Usaha cendramata bernama Nalini Intercraft menekankan kualitas.

 

Pernah dia dicurhati rekan mengenai cendramat dibelinya. Kualitas buruk hingga sulit ditemukan di pasaran. Ia menyadari kerabat memiliki pengalaman sama. Mereka mungkin punya cendramata tetapi kurang bagus kualitasnya.

 

Dia cari dan susah ditemukan. Begitu menemukan kualitas tidak memuaskan. Maka Peni sepakat buat berbisnis cendramata premium. Tapi ia sendiri kesulitan karena tidak memiliki keahlian spesifik. Tak mampu melukis atau memiliki ketrampilan tangan mumpuni.

 

Ia dapat ide membuat cendramata bermedia piring. Peni berlatih keras. Hingga Nalini Intercraft telah memiliki 10 jenis cendramata. Ada berbentuk piring dan magent kulkas yang paling laku dipasaran. Ia menonjolkan identitas budaya Indonesia.

 

Identitas merupakan peran penting pembuatan cinderamata. Harus mengandung nama Indonesia dalam lebel. Di dalamnya Peni memberikan penjelasan mengani asal- usul budaya. Keterangan kecil tersebut akan mendukung lukisan terlukis dalam piring cinderamata itu.

 

“Piring aja ada sedikit cerita deskripsi. Tahun ini deskripsi di semua produk akan ada,” tuturnya. Misal magent kulkas berbentu orang berpakaian adat, maka ia akan memberi keterangan mengenai baju apa dan diberi keterangan pula asal.

 

Itu merupakan sedikit dari ratusan produk adat dia kembangkan. Kita memiliki adat sampai ratusan buat digali. Peni bersama rekannya menekankan mengangkat budaya. Karena begitu, dia harus banyak menggali selain berselencar ke internet.

 

Ia harus mengakses internet, menemukan literasi dan merangkumnya. Kesulitan terbanyak mengenai pemenuhan bahan baku. Karena dia membuat kualitas premium luar negeri. Kadang bahan bakunya kurang karena merupakan bukan cindramata umum.

 

“…karena mungkin format ini belum banyak yang buat,” terangnya. Peni selalu berhasil mengadapi tiap muncul tantangan. Dia pun merangkul tujuh rekan membantu produksi. Seperti ia mengajak perajin wayang membuatkan cindramata mayang kulit.

 

Mereka akan saling berkordinasi mau membikin apa. Kesulitan setelah memproduksi, ialah dimana ia susah menemukan distributor atau tempat yang mau dititipi. Kriteria khusus memang harus dimilik yakni menjangkau wisatawan lokal ataupun luar.

 

Ia sempat menemukan tempat cocok. Tetapi Peni harus membayar bagi hasil lebih. Tahun ini, usahanya telah memasuki kawasan wisata Bali dan Yogyakarta. Kedua provinsi tersebut memang menjadi patokan usaha sejenis.

 

Peni tidak bertahan dalam satu titik pemasaran. Dia menawarkan produknya dipasarkan di bandara dan toko cendramata. Usaha Peni mendapatkan perhatian Bank Mandiri. Sebagai mitra binaan, dirinya lebih dimudahkan dalam permodalan sampai mendapatkan pelatihan.

 

Peni menjadi salah satu finalis Wirausaha Muda Mandiri 2010, finalis regional Jakarta yang mana mendapatkan undangan seminar dan pelatihan. Bahkan ia dibawa sampai ke Kuala Lumpur, Malaysia, buat ekspo produk.

 

Produk oleh- oleh berbentuk piring dan gantungan kulkas memang paling menarik. Dia mampu memproduksi sampai 2000 buah, dan 2500 gantungan magnet. Omzet perbulannya telah mencapai angka fantastis ratusan juta.

 

Tapi Peni dan rekan harus merogoh kocek dalam- dalam ketika merintis. Usahanya bermodal Rp.75 juta berupa tabungan dan pinjaman. Ia meminjam saudara, teman, dan bahkan bank. “Menurut saya (kuncinya dimengolah) sumber daya bukan (hanya) skill -nya,” ia menambahkan.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar