Empat miliarder mengambil untung kegagal. Beberapa orang memang kesal gagal. Dan Kesuksesan lebih menyenangkan. Hanya kalau kamu adalah entrepreneur, maka kamu akan belajar lebih banyak dari kegagalan dibanding kesuksesan.
Kamu cuma butuh cara terbaik untuk berpikir soal itu -sebagai peluang, bukan sebagai dinding penghalang. Beberapa orang entrepreneur sukses (dan kaya) di dunia sadar akan pelajaran ini.
Berikut ini pelajaran dari empat entrepreneur (miliarder) yang gagal beberapa kali dalam perjalanan membangun bisnis besar.
1. Kegagalan dapat mengangkat hasrat untuk sukses
Sukses membutuhkan banyak kerja keras, meskipun keadaan akan baik atau buruk. Nick Woodman, seorang miliarder GoPro mengusung kamera olahraga, punya kegagalan di dua bisnis sebelumnya disaat eranya naik daun dot- com.
Pengalaman tersebut menyesakan, seperti terlihat ketika dia diwawancarai Forbes. “Saya gagal dan pantas menjadi fuckedcompany, (sekarang mati yang dulunya katalog kegagalan dot- com),” sesaknya.
“Maksud saya tidak seorang pun mau kegagalan, tetapi hal paling parah adalah saya kehilangan uang investor, dan orang- orang ini percaya akan ide anak muda ini yang sangat passion tentang idenya… (dan ketika anda gagal) anda mulai berpikir, apakah ide saya memang bagus?”
Sebuah pertanyaan sulit ketika gagal ialah keraguan. Untuk itulah Woodman mencoba menjawab keraguaan itu. Dan ketika ia menemukan kesempatan lewat GoPro, maka Woodman tidak mau menyia- nyiakan.
Dia mulai mengerjakan GoPro. Tetapi cuma kegagalan lain dari 18 jam dirinya mencari bagian dan membangun prototipe. Ketika GoPro masuk ke pasaran, waktu itu dia satu- satunya pegawai dan bertekat membuat semua kembali bekerja.
“Saya sangat ketakutan kalau saya akan gagal lagi olehnya saya total berkomitmen agar sukses.”
2. Gunakan kesalahan kecil menjadi sukses
Kamu ingin ide kamu bekerja. Tidak mengejutkan: Semua orang begitu. Hanya kamu tidak mungkin bergantung bahwa itu akan berhasil.
Tanyakan James Dyson, yang diperkirakan memiliki kekayaan $.4,4 miliar terima kasih untuk kekuatan udara, baik di vakum cleaner, kipas pendingin, atau pengering tangan.
“Maksud saya, 99 persen hidup saya adalah kegagalan, karena kita membangun prototipe sepanjang waktu,” Dyson berujar kepada Bloomberg. “Kami mencoba ide baru, tetapi semua gagal”. Tentu, tidak semua gagal karena hanya satu model berhasil bekerja.
Dia mendapatkan apa diharapkan. Tapi itu mungkin saja tidak akan mungkin dicapai tanpa mau belajar dari semua kesalahan.
3. Kegagalan disekitar mu seperti “semua orang tau”
Sara Blakely, miliarder pendiri Spanx, tersandung dan gagal banyak sekali di jalan membangun bisnisnya. Dia berujar kepada pewarta CNBC, dia tidak ada pikiran apa yang dikerjakannya. Tetapi ketidak pedulian itu menjadi kunci sukses.
“Fakta bahwa saya tidak pernah mengikuti kelas bisnis, tidak mengikuti pelatihan, tidak tau bagaimana retail itu bekerja,” ucapnya. “Saya tidak terintimidasi seperti saya seharusnya.” Dia cuma tetap melakukan apa ide bisnisnya.
Banyak orang pasti akan memintanya menjauhi retail Neiman Marcus, apalagi sampai Blakely berani menawarkan produk baru. Itu akan sangat membuang waktu. Tetapi dia tetap ngotot dan akhirnya retail itu menjadi klien pertama Spanx.
Satu petunjuk ialah jangan bilang kepada siapapun tentang ide bisnis mu. Tidak mau membicarakan ide tersebut sebelum memiliki kesempatan melihat ada sesuatu disana, seperti dikatakan Blakely kepada penulis David Kiddler, buku The Startup Playbook: Secrets of the Fastest-Growing Startups from Their Founding Entrepreneurs.
Selepas bertahun- tahun berkutat sendiri. Sampai suatu saat Blakely mencoba menjelaskan kepada teman dan keluarga ide bisnisnya. “It’s footless pantyhose.” ucapnya. Ya lama berkutat ternyata dia cuma berbisnsi pantyhose.
Respon teman dan keluarga cukup mengejutkan. Mereka memberi “saran” membuat perubahaan besar. Sebagai catatan pantyhose adalah sejenis stoking tetapi lebih ke arah leging. Bahannya lebih kuat dibanding stoking biasanya, seperti di lingerie mungkin.
Footless pantyhose adalah stoking tanpa telapa kaki, membuat itu nampak seperti celana leging tetapi bukan.
Respon teman dan keluarganya berbunyi begini,”sayang, jikalau sebegitu bagusnya ide itu, kenapa itu tidak pernah terwujud? Dan jikapun itu ide bagus, orang besar disana akan menendang mu keluar dari air dalam beberapa bulan kedepan.”
“Jika saya mendengar di hari pertama saya memotong bagian kaki dari pantyhose tersebut, saya berpikir saya mungkin masih akan menjual mesin fax sampai sekarang,” kenangnya.
Kalau saja ketika diberi “saran” itu dia berhenti berusaha mau bilang apa. Bagi orang banyak idenya adalah kegagal. Bahkan dia memang merasa itu kegagalan. Ketika diberi “saran”, tanggapan Barkely malah tidak mau peduli, nekat mengajukan produknya ke perusahaan retail besar.
4. Buatlah kegagalan sekarang menjadi sukses kedepan
Ketika pasar jatuh di tahun 2008 dan banyak orang kehilangan investasi, banyak orang mengeluh sangat rugi. Banyak orang berpikir logis dan menjual saham (atau bisnisnya) karena panik.
Ahli mengatakan kepanikan, itu justru akan membawa kamu menjual murah dan membeli mahal, tetapi memberikan ruang bagi orang lain kaya. Terbukit kisah John Catsimatidis, seorang miliarder yang memiliki usaha yaitu supermarket, tempat pengisian BBM, dan real estate.
Dia sangat mengidolakan Donald Trump. “Bagaimana pun buruknya hari dia miliki, dia tetap megangkat kepalanya keatas dan dia kembali dan bertarung beberapa kali lagi,” ucap Catsimatidis.
“Dia tidak pergi dan menaruh kepalanya kebawah dan menangis,” tambahnya.
Untungnya kondisi pasti berubah. Kamu harus beriap mengambil kesempatan dari mereka ketika mereka lalu melakukan itu (menjual saham atau bisnisnya). Itu berarti terbentanglah dasar ketika mereka tengah terlihat terengah terpleset.
Kalau kamu beruntung, kompetitor akan menyerah sepenuhnya kepada hantu, memberi kamu ruang berekspansi.
Artikel ini aslinya ditulis oleh Erik Sherman, kontributor Inc, memberikan gambaran bagaimana kisah mereka entrepreneur miliarder juga gagal. Ambil pelajaran dari tulisan ini semoga kita selalu diberkahi kegagalan dan kemampuan untuk memperbaikinya.