CEO Muda Adila Group Kisah Perngusaha Andi Sufariyanto

Komentar · 5 Tampilan

Kisah pengusaha Andi Sufariyanto menjadi inspirasi anak muda. Dia dikenal CEO muda sebuah grup bisnis, Adilla Group. Usahanya sudah sangat menggurita. Bisnisnya Adila Group menjadi perusahaan konglomerasi yang bergerak di berbagai bidang.

Kisah pengusaha Andi Sufariyanto menjadi inspirasi anak muda. Dia dikenal CEO muda sebuah grup bisnis, Adilla Group. Usahanya sudah sangat menggurita. Bisnisnya Adila Group menjadi perusahaan konglomerasi yang bergerak di berbagai bidang. 
 
Dimulai dari bisnis distribusi garment serta spa dan aroma terapi, penyedia virtual office, sebuah perusahaan investasi dan pengelolaan properti. Pendek katanya ia adalah salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Dan, yang membuat iri ketika berbicara tentang umurnya.

 

“Saya ingin pensiun dini di usia 33 tahun,” tegasnya, pria kelahiran 8 Juli 1981 ini memang penuh ambisi.

 

Bisnis Makelar

 
Usianya masih belia namun memiliki segalanya. Karena ingin kaya usia muda, memiliki kebebasan di finansial dan waktu, Andi merintis usianya sejak dini. Hasilnya adalah buah perjuangan pahit getirnya memang berasa. 
 
Anak pertama dari seorang petinggi di sebuah BUMN. Dia merintis bisnisnya semenjak tahun pertama kuliah. Ketika banyak anak muda yang menikmati masa- masa muda, ia sibuk berkutat dengan segala bisnisnya. 
 
Usaha pertama ia cukup berjualan hp bekas di depan kampus. Pada 2001 itulah, bisnisnya bertarget mereka teman- temannya yang berkantong tipis.
 
Obsesinya tentang kewirausahaan sudah sejak sekolah menengah atas. Waktu itu baru berupa angan- angan, “Sejak SMA saya sudah tertarik dan bercita-cita ingin jadi pengusaha,” ujarnya. 
 
Semakin menjadi ditambah persahaan ingin mandiri dibenaknya usaha itu baru berjalan ketika masa kuliah. Selepas masa SMA, Andi sukses diterima kulaih di D3 Teknik Mesin ITS. Dirantau inilah pula Andi merintis usaha untuk mendapatkan penghasilan.
 
Merasa telah sukses membesarkan modal dari bisnis HP bekasnya. Pada tahun 2002 ia mengajak beberapa teman kuliahnya membuka usa­ha service HP di wilayah Sidoarjo. Namun usahanya justru tidak berjalan lancar seperti harapan. 
 
Apa mau dikata, daripada terjadi pen­darahan keuangan yang lebih parah lagi, dengan berat hati Andi harus menutup usaha servis ponselnya. “Saya sempat shock waktu itu. Tidak mengira sama sekali akan mengalami kerugian,” kenang penggemar rujak cingur tersebut.
 
“Saya memiliki prinsip, apa yang bisa dilakukan hari ini akan saya lakukan dengan upaya seratus persen. Masa lalu tidak bisa diubah, masa depan tak ada yang bisa memastikan. Tetapi masa depan bisa dikontrol dengan langkah yang cermat,” ujar sang CEO muda Adila Group.
 
 
 
 

Belajar Bisnis

 
Terus mengasah naluri bisnisnya agar tak pernah pudar. Di masa kuliah ia mempelajari modifikasi motor yang juga menjadi hobinya. Andi pun memiliki gagasan membuka bengkel plus salon mobil rumahan. 
 
Disaat yang sama juga mencoba peruntungan menjadi distributor produk massal asal Cina yang mulai membanjiri tanah air. Mulai dari aksesori hingga produk rumah tangga yang dipasaran lebih dikenal serba 5000. 
 
Pengusaha Andi Sufariyanto memilih bisnis produk- produk kelas yang merakyat. Pelan tapi pasti bisnisnya mulai tumbuh baik. Ia bertahap menjadi distributor busana muslim merk Dannis Collections, yang mencoba melihat peluang lain. 
 
Ini jadi usaha sekaligus tempatnya belajar, pengalamannya sebagai makelar kini diterapkan dalam skala lebih besar dengan prinsip kemitraan. Saat ini ia telah memiliki tidak kurang dari 150 mitra yang tersebar diseluruh nusantara. 
 
Dari sinilah ia mendapat sukses tak terkira karena jeli melihat peluang bisnis. Selain itu ia juga memiliki bisnis yang tak jarang disepelekan, bisnis rumah kos. Dengan pengelolaan baik jadilah bisnis ini menjadi bisnis yang menjanjikan sekelas bisnis properti.
 
Lama kelamaan bisnis merambat ke bisnis properti, ia terus belajar dari bekerja bukan melalui buku text. Andi membuat berbagai bisnis baru lagi dan lagi. Bersama Laila Asri, istrinya, mereka membangun bisnis perawatan tubuh, khususnya produk spa dan aromatherapy. 
 
Usaha bermerk Pourvous terus dikembangkan menjadi entitas bisnis dengan prospek yang menjanjikan. Setelah itu ia menciptakan Vito Smart Office, bisnis terpadu yang menangani penyewaan ruang kantor sekaligus perawatannya.

 

Gagasan Vito Smart Office datang ketika dirinya kesulitan ketika menjalankan bisnisnya. Ia begitu kerepotan untuk mengundang klien atau mitra bisnis untuk bertemu tatap muka. “Banyak pertimbangannya, kalau saya udang ke cafe atau hotel terbentur biaya yang tidak sedikit,” kenangnya. 

 
Bahkan perusahaan Andi bersedia memberikan penawaran lewat fax pun harus ada yang mengoperasikan. Begitu banyak hal yang bersifat administratif yang mengabiskan waktu jika diurus sendiri, semua dikerjakan lengkap hingga tenaga teknisnya. 
 
Dari situ bisnisnya diyakini akan membantu para pebisnis baru. Virto menjanjikan fasilitas pendukung mengubah fixed cost menjadi variabel cost. Beberapa benda modal seperti halnya mesin fax, fotokopi, scanner dan sebagainya tak perlu dibeli sehingga ini sangat meringankan pengeluaran tetap. 
 
Bahkan biaya sekretaris, administrasi , penerima dan pengiriman fax, pencatat pesan, foto copy, kurir, penerjemah, proyektor sampai mencetak dokumen, bisa digeser dari biaya tetap menjadi biaya variable. Menakjubkan.

 

Jaringan bisnis

Bisnis lain yaitu menjalankan usaha konsultasi serta usaha pengurusan pengajuan kredit modal usaha bank, perpajakan, cara pembuatan laporan keuangan, hukum, SIUP, dan NPWP untuk mebuka usaha baru. 

 
Dibawah bendera Vito mereka menjanjikan penghematan biaya hingga 85% karena pelanggan hanya akan membayar sesuai yang di butuhkan. Intinya Virto Smart Office diharapkan bisa menjadi One Stop Sollution bagi pebisnis pemula atau yang ingin mengembangkan usaha.

 

Segela pengalamanya membuat sebuah kesimpulan bahwa penting untuk memiliki jaringan bisnis. Dia yakin betul bahwa kesuksesan bisnis berasal dari kemampuan untuk membuat jaringan dengan orang lain. Ini juga termasuk begaimana mengembangkan jaringannya. 

 
Saat ini tujuannya hanya satu dalam berbisnis, “Saya ingin pensiun dini di usia 33 tahun,” ujar Andi. Berbagai bisnisnya menghantarkan namanya untuk mendapatkan berbagai penghargaan seperti finalis Wirausaha Muda Mandiri.

 

Yang jelas saat ini PT Adila Imperium telah menjadi holding company atau perusahaan induk berbagai anak- anak perusahaan seperti Panelneon, Adila Property, Pourvous dan Virto Smart Office. 

 
Pengusaha muda ini terus menata imperium bisnis yang berkonsep “Commercial Profitable Enterprise that Works Without Me”. Ia ingin membuka lapangna kerja baru, dengan total karyawan mencapai 10 ribu orang. 
 
Langkah itu terus diusahakannya untuk menjadikan bisnisnya menggurita dan memberi manfaat bagi masyarakat.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar