Bayangkan membuka usaha laundry kiloann di kampung. Kinibisnis laundry tak hanya menyentuh kota- kota besar. Itulah kenapa kamu perlu berpikir untuk memulai sati usaha ini. Tidak hanya ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta atau Surabaya, kota kecil seperti Garut, Jawa Barat ada bisnis laundry.
Sebut saja usaha laundry bernama Qu Cuci, yang berbisnis di kota kecil, yang letaknya sekitar 64 km dari Kota Bandung. Jasa laundry kiloan Qu Cuci menjadi pionir Kota Dodol tersebut. Pengusaha itu namanya Ismail Satriyanto, berkisah bahwa Qu Cuci saat itu sangatlah susah.
Merintis Usaha Laundry
Memulai semuanya dari nol Ismail bersusah payah untuk meyakinkan investor. Dia lantas berkata, menirukan gaya bicara si investor itu, “Mohon maaf Pak Ismail, Garut belum baik untuk berinvestasi, karena usaha- usaha di Garut belum baik.”
Tapi nampaknya itu justru menjadi satu motivasi tersendiri bagi Ismail. Kebetulan dia bertemu sosok Ir. Rahman, salah satu pengusaha laundry asal Bandung. Dia akhirnya bisa membangun usaha sendiri. Bisnis yang kemudian diberi nama Qu Cuci.
Kisahnya berlanjut, bisnis yang telah didirikan pada 18 Juli 2006 ini, cuma bermodal mesin cuci rumah seadanya. Adapula motor bekas yang baru lunas, ditambah tiga orang karyawan, semuanya dari nol. Dan, begitu bisnis Qu Cuci dibuka, hasilnya?
Usahanya tak laku. Alias sepi pas hari pertama dibuka. Tak patas semangat, Ismail percaya semua pasti ada jalan keluarnya. Sedikit informasi Qu Cuci berasal dari dua kata “Quality” dan “Utama”. Yang artinya bahwa ia sebagai pengusaha laundry harus mengedepankan kualitas.
Pionir usaha laundry asal Garut ini begitu beratnya untuk mempromosikan bisnisnya. Sang pemilik selalu terus mencari cara untuk bisa mempromosikan brand -nya. Semua guna menarik perhatian masyarakat agar ikut mencoba mencucui ditempatnya.
Salah satu yang unik ketika Ismail menggunakan isu politik ke dalam kampanye bisnis. Saat ramai pemilihan bupati, ia ikut menyebarkan foto dirinya tengah bergaya sebagai calon bupati.
Foto- foto tersebut disebarnya, ditempel disetiap penjuru kota dan kecamatan. Dalam fotonya ada tagline yang mengocok perut, “Pendukung Politik Bersih”. Namun, jika kamu perhatikan lebih dalam, maka semua foto tersebut adalah iklan bisnis miliknya yaitu Qu Cuci.
Modalnya cuma kertas fotokopian yang lantas diberi tulisan berbau politik. Tidak hanya menjual brand -nya. Ismail menambahkan sindiran- sindiran intelektual serta mencoba memberikan solusi dengan caranya sendiri.
Tentu ia telah mempertimbakan cara apa bisnisnya bisa dimajukan. Jelas pertama apa yang tengah ia jadikan target merupakan kaum intelek dan orang- orang sukses. Berang tentu mereka yang jadi targetnya. Kalau bukan mereka, siapa mau repot- repot mencuci di laundry begitu kiranya.
Dia menyebut pasarnya kala itu tengah membutuhkan hiburan kritis. Menurutnya lagi cara tersebut disebutnya merupakan cara terunik. Pas momentumnya serta memang sebagai pionir perlu agar diperhatikan banyak orang.
Dan hasilnya, Qu Cuci memiliki branding yang kuat dari segala usahanya diatas. Sampai- samapai ketika Ismail dipanggil untuk menghadiri suatu acara, ada saja orang yang meneriaki taglinenya. “Hidup pendukung politik bersih,” begiut kiranya teriakan itu berkumandang.
Jadilah jika masyarakat Garut mengenal politik bersih maka itulah Qu Cuci. Ismail sambil bercanda lantas berka, “Beberapa orang baik di perkotaan atau di kecamatan- kecamatan berdatangan meminta saya mencalonkan diri menjadi Bupati Garut.”
Strategi Bisnis
Loh, bagaimana dengan bisnis Qu Cuci? Apakah membuka usaha laundry kiloan di kampung untung?
Cara branding
Melalui cara tersebut lambat laun usaha miliknya muali dikenal. Dia lantas membuat rencana agar usahanya itu semakin mapan. Saat itu, ia menjelaskan ada 4 strategi yaitu:
1. Memperkuat finansial.
Dia menyebut keuangan lah leadernya, dimana jalannya perusahaan bukan oleh dia sebagai pemilik. Dia menjalaskan semua tentang keuangan lah yang menjadi penentu. Keputusan akan itu ia berani serahkan kepada karyawannya. Tentu dengan pengawasannya.
Ukuran kinerja ia letakan pada bagian bagaimana mempercepat pendapatan bruto atau kotor. Ini cara agar mempercepat pendapatan dengan memaksimalkan aset- aset miliknya.
2. Perkuat pelanggan
Ismail menyebut pelanggan sebagai ujung tombak. Pada bagian ini, karyawan penjualan harus bisa merubah satu jadi dua, dua jadi tiga dan seterusnya. Mereka harus melayani secara memuaskan. Bagian penjualan ini ia pastikan harus membangun opini melalui berbagai cara.
Mereka harus menempelkan leflet hingga 8.000 per- bulan di dinding- dinding. Begitu pula di mobil- mobil. Melalui leflet tersebut Qu Cuci menaruh tagline miliknya “Pendukung Politik Bersih”. Adapula kendaraan dengan leflet yang akan berkeliling di Kota Garut.
3. Perkuat produksi
Pada bagian ini kecepatan dan kebersihan cucian harus memuaskan pelanggan. Paket yang ditawarkan tidak berbeda dengan laundry kiloan lain, yaitu: pencucian ekspres dan biasa, adapula Qu Cuci yang menawarkan program pengantaran barang.
Perkilonya setiap cucian dikenakan biaya 7000 plus jasa setrika. Adapula ia menawarkan jasa membersihkan karpet berbiaya 5000 per- meter. Serta adapula untuk jasa bed cover atau selimut seharga 8000 per- satuan.
4. Peketat standarisasi karyawan
Ismail akan melakukan seleksi dan pelatihan salama 3 bulan. Pelatihan itu dilakukan satu kali dalam seminggu yang berupa rapat kordinasi. Setiap rabu akan ada rapat kordinasi setiap staf pimpinan. Setiap jum’at nanti ada kordinasi rapat staf bagian produksi dan admin. Lalu setiap seminggu sekali ada rapat untuk staf bagian pemasaran dan anggotanya untuk program promosi.
Ismail tak segan mengajak mereka berekreasi jika omzetnya bertambah.
Setelah bersabar dan menggunakan cara seunik mungkin untuk berpromosi, akhirnya, Ismail mereguk kata sukses itu sendiri.
Dia lah pengusaha sukses bisnis laundry, menghasilkan 10 cabang yang telah tersebar di Kabupaten Garut, antaranya ada yang di Ciledug, Kerkop, Pasawahan, Leles, Kadungora, Karangpawitan, Cibatu, Banyuresmi, Bayongbong dan di Cikajang.
Dari kesemua cabangnya plus pusatnya yang ada di Jalan Purnawarman No.37, Ismail mengantongi omzet 40- 50 juta.