Pemilik klub termuda tersebut bernama Nabil Husein. Pengusaha muda sekaligus penggemar bola. Ia menjadi sorotan. Pemuda 20 tahun yang sukses membangun tim sepakbola Pusamania Borneo FC menjadi seperti sekarang.
Dia lah sosok yang memperjuangkan para Pusmania, yang dulunya suporter Persisam Putra Samarinda. Karena tak sejalan dengan pengurus Persisam, akhirnya, para suporter yang bernama Pusamania menjadi terasing. Mereka pun setuju mendirikan klub sepak bola sendiri.
Menjadi Pemilik Klub
Sebuah tim sepak bola yang aktif mengikutkan para suporter. Itulah apa yang tengah dibangun Nabil. Dia berkata ini bukanlah soal uang. Ia yang merogoh kocek pribadinya 3 miliar akhirnya membuktikan itu. Meski ditentang oleh orang tua, khususnya sang ayah. Dia tak bergeming.
Nabil bersama mereka dibelakang para Pusamania mencoba membuktikan diri. Usianya sangatlah muda, masih 20 tahun tak menjadi halangan, meski begitu dia sudah tercatat sebagai pengusaha sukses.
Putra dari Ketua Pemuda Pancasila Kaltim, Said Amin ini, tercatat menjadi Komisaris Utama PT. Nahusam Pratama Indonesia. Perusahaan yang kemudian menaungi PBFC ini mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya dengan klub.
Dia mendapatkan penghargaan Best Entrepreneur Award 2014. Apa yang dilakukan olehnya bukanlah bisnis mudah, jika bukan karena kecintaan. Awalnya ketika rencana itu terlontar tak mudah baginya. Ia tak mendapatkan restu dari ayahnya.
Bahkan dia berkorban mengeluarkan uang sendiri. Dia menggelontorkan 3 miliar. Bersama dengan para Pusamania bersamanya, mereka mengakuisisi klub Divisi Utama, Perseba Super Bangkalan.
Masalah utama bagi para Pusamania dengan Persisam, menurut Tribunnews, berasal dari ketidak sepahaman dengan para pemilik klub Persisam. Mereka, para suporter, merasa tak dianggap oleh klub itu sendiri.
Bahkan dikabarkan para pemain Persisam mengganti jerseynya. Mengganti warna kebanggaan para suporter tanpa pemberitahuan. Merasa tak dianggap, mereka para Pusamania akhirnya memilih untuk mendirikan klub sendiri.
Saat itu penguruh PBFC kebanyakan merupakan pengurus suporter Persisam yang pindah haluan. Mereka mencoba membangun klub dengan dukungan suporter secara nyata.
“Alhamdulillahnya Pusamania Borneo Football Club (PBFC) memiliki basis suporter yang memang fanatik,” ujar Heldy Abe, Humas Pusamania.
Mereka tengah menciptakan kepaduan bahwa Pusamania adalah Samarinda, begitu juga sebaliknya. Sebuah kesaling pahaman antara suporter dan klubnya. Nabil memang jago dalam administrasi meski kali ini ia tengah menangani dengan klub sepak bola.
Kemampuannya untuk membangun kesoliditan antar suporter begitu nyata. Pusamania memiliki divisi cyber. Mereka memastikan informasi tentang klub melalui berbagai media sosial seperi website, Facebook, dan Twitter.
Saat itu jika diingat kembali mereka yang berada di Pusamania berdiri sendiri. Mereka secara loyal selalu mendukung Persisam. Namun, bagi PBFC, suporter yang mencul sendirinya, dan mereka akan dimasukan dalam manajemen.
Distro yang menjual segala tentang klub itupun dikelola oleh para suporter. Dimana hanya sebagian dibagikan ke Manajemen. Itupun untuk mensuport tim sepak bola mereka sendiri. Inilah yang akan membuat para suporter serasa memiliki.
Nabil terlahir dari kalangan suporter, jadi dia mengerti bagaimana perasaan suporter. Nabil merupakan pengusaha muda sekaligus pemilik klub termuda.