Dia adalah pengusaha bidang bisnis perkilanan. Profil Handoko Hendroyono pakar merketing. Dunia perikalan tak akan menarik tanpa karyanya. Meski dikenal sebagai “pakar” membuatnya tak berubah. Ia masih tak mau disebut pakar periklanan.
Lebih condong menyebut dirinya ke Creative Storyteller. Dia juga pembicara di berbagai kesempatan di forum- forum kreatif. Dan juga, kerap menjadi penulis di berbagai media, seperti SWA, Marketeers, dan Kompas Klass.
Dua buku kreatifnya yaitu Brand Gardener dan DO. Untuk DO, anda disarankan untuk membacanya, unik berisi 100% Doodling alias teks berilutratasi karyanya sendiri. Handoko berlatar belakang art dan desain. Pantaslah ia mampu begitu kreatif di setiap sisi- sisi hidupnya.
Bisnis Kreatif
“Saya suka mengamati perilaku konsumen dan menduga apa yang terjadi ke depan. Empat tahun lalu, pengamatan terhadap fenomena yang ada membuat saya merasa sekarang bukan eranya iklan lagi tapi era story. Maka dari itu saya menggunakan konsep storytelling,” tuturnya.
Jakarta Do Art, adalah menggabungkan bisnis dengan seniman itulah yang kami tangkap. Handoko menjelaskan ini merupakan tempat bagi para desainer muda bertemu para pengusaha kecil dan menengah.
Lihatlah pameran yang dilakukan oleh Jakarta Do Art, yang menghiasi sudut- sudut Pondok Indah Mall, Jakarta, 3-9 November lalu. Semua yang dipajang itu bukanlah pameran furnitur tapi hasil karya seni. Furnitur yang dijual merupakan hasil kolaborasi seni.
Komunitas yang berdiri guna mengangkat brand lokal. “Kami ingin meningkatkan value dari produk yang dihasilkan brand-brand lokal yang masuk kategori UKM,” ujar pria yang sukses membuat tagline untuk satu produk minuman ini.
Melalui komunitas ini selain desainer muda bisa mengembangkan bakat, juga ikut membantu usaha kecil- menengah. Handoko sadar bahwa era produk asing telah tiba. Sebagi praktisi periklanan dan desain, ia telah melihat kelemahan itu pada usaha kecil- menengah kita.
Kurangnya dalam sisi desain dan promosi begitulah kiranya penjelasannya. Karya seniman yang terpilih akan diterapkan ke UKM jika diperlukan. Nilai jual dari produk akan meningkat melalui komunitas tersebut.
Tenang, Handoko menjelaskan ada royali bagi para desainer muda.
Ia menyimpan optimis dalam generasi muda nanti. Apalagi menurutnya generasi sekarang telah akrab dengan berbagai gadget. Melalui Jakarta Do Art, ia berharap dari 20 seniman (desainer) yang ikut menjadi agen perubahan. Perubahan bagi brand lokal dalam rangka persaingan global.
Ada sekitar 10 pengusaha yang telah resmi ikut di acara pameran Jakarta Do Art tersebut.
“Di industri kreatif semuanya berubah. Tidak itu periklanan, media, polling, atau toko buku. Kita harus mengikuti arus tersebut,” jelasnya.
Pengelola mal pun ikut membantu. Ini berkat kelihaian seorang Handoko Hendroyono. Mereka setuju tak membebankan biaya sewa yang tinggi seperti halnya untuk acara ekshibisi umumnya digelar. Sudah banyak pengusaha yang telah merasakan terbantu keberadaan Jakarta Do Art.
Sentuhan desain yang menarik dari para seniman kebanyakan bisa membuat para pengusaha meningkatkan nilai jual produknya. Apakah anda berminat mengikuti?
Info Hendroyono
Twitter: https://twitter.com/Handoko_H
Instagram: http://instagram.com/handoko_h
Facebook: https://www.facebook.com/handoko.hendroyono
Website Do.Inc
Website Brand Gardener
Pendiri Mbloc
Profil Handoko Hendryono dikenal mendirikan tempat brand lokal mejeng. Pendiri Mbloc ini bercerita kepada Kompas, bagaimana brand- brand dapat tempet di tempatnya sekarang. Handoko menjelaksan bahwa tempatnya memanfaatkan momen pandemi.
Bahwa Mbloc memanfaatkan pandemi demia kebangkitan brand lokal. Handoko melihat peluang. Ia melihat globalisasi pandemi menghentikan bisnis dunia. Brand- brand lokal harusnya lebih berjaya terutama di rumah sendiri.
Kita memiliki emas tersembunyi. Mereka akan nampak berkilauan ketika pandemi meruntuhkan brand luar. Mbloc sendiri merupakan ruang tak terpakai milik BUMN Perum Peruri. Handoko bekerja sama dengan almarhum, bersama empat sosok lain.
Mereka diajak menggarap lahan mangkrak milik negara. Berenam memiliki latar belakang berbeda, hingga “dipaksa” berkarya. Menggabungkan seni rupa, artsitek, musik, dan lain- lain.
Handoko sendiri sempat sukses memproduseri film Filosofi Kopi. Awal mereka tidak spesifik buat membentuk pasar milenial. Semua berjalan begitu saja dengan ajakan pihak Perum Peruri. Maka lahir PT. Ruang Riang Milenial, sebagai wujud profesionalitas membangun Mbloc.
Ini merupakan creative hub dimana milenial kembangkan kreatifitas. Menjadikannya ekosistem kuat yang memberikan impact sosial dan ekonomi. Mbloc mengembangkan banyak kultur baru.
Taukah bahwa tempatnya merupakan bekas tanah percetakan uang. Letaknya dekat MRT sudah biasa dilewati. Banyak orang mengunjungi dan mau berjalan kaki. Kultur baru tersebut termasuk berkarya melalui kreatif space ini.
Mbloc sendir dikelola Ruang Riang termasuk mengenai kontrk. Peruri sendiri tidak ikut campur hanya menyediakan tempat. Soal branding tentu Handoko sudah pakar marketing. Mereka sudah memiliki konsep matang, mulai dari penyusunan tempat, kontrak kerja, dan promosi itu sendiri.
Mbloc Space diluncurkan September 2019, ruangan dibentuk berdiri sisi kiri dan kanan, dimana akan ada brand lokal berderet seperti Kopi Titik Temu dan Unionwell. Bagian belakang dijadikan kedai Oeang dan tempat live music.
Nama beken seperti Glend Fredly, Kunto Aji, Tompi, Slank, dll siap meramaikan. Daya tampunya sampai 400 orang bila berdiri. Live Music memiliki ruangan menampung 109 band musik. Selain dijadikan tempat brand lokal berupa tenant- tenant, juga dijadikan tempat event musik.
Ini merupakan ekosistem besar dari bottom up. Dimana Handoko dan kawan- kawan menaruh jiwanya dalam arsitekatur sampai pengembangan. “M Bloc bisa disebut destinasi kreatif, karena kami menyasar kelas kreatif,” jelasnya kepada SWA.co.id.