Almeyda Nayara Alzier Menjadi Pengusaha Slime

মন্তব্য · 138 ভিউ

Mengapa Almeyda Nayara Alzier menjadi pengusaha slime. Usianya masih 8 tahun, kelas 4 SD tetapi penghasilannya puluhan juta. Kehidupan Naya layaknya anak- anak lain tetapi berbeda. Dia memiliki pola pikir menciptakan sesuatu.

Mengapa Almeyda Nayara Alzier menjadi pengusaha slime. Usianya masih 8 tahun, kelas 4 SD tetapi penghasilannya puluhan juta. Kehidupan Naya layaknya anak- anak lain tetapi berbeda. Dia memiliki pola pikir menciptakan sesuatu.

 

Berawal kegiatan sekolah rutin membuatnya berkreasi. Dia sama seperti anak kecil lain. Ia senang sekali bermain mainan. Suka merengek ketika dilarang bermain bersama kucingnya. Bermula seorang kakak kelas yang membawa mainan slime ke sekolah. 

 

Kakak kelasnya membuat Naya penasaran. “Apa sih benda itu,” ceritanya kepada Fimela.com. Lanjut dari perkenalan tersebut muncul ketertarikan. Ia jatuh cinta kepada mainan tersebut. Naya kemudian mendapat cara membuatnya melalui video Youtube.

 

Pengusaha Cilik

 

Dari bahan sampai cara membuat sudah disediakan. Naya tidak membeli. Dia malahan meminta uang buat membeli bahan. Uang Rp.50.000 diminta ke ibunya buat membuat pertama kali. Naya mencoba pertama kali langsung gagal.

 

Namun nampaknya tidak mematahkan semangat Naya. Tidak menyerah karena kegagalan. Naya malah semakin tertantang. Terus mencoba walau ibunya tidak menyukai kegiatan tersebut. Naya beberapa kali minta uang buat ke toko buku, supermarket, beli bahan slime itu.

 

“Saya pikir dia ngapain? Diterjen dicampur lem,” tandas Ibunya Naya. Ibu tampak tak senang karena Naya bikin berantakan. Bahan- bahan berserakan. Ngapain Naya buang- buang uang membuat. “Saya omelin. Dia buatnya ngumpet- ngumpet di kamar mandi,” lanjutnya.

 

Naya berani mengatakan kalau menyukai slime. Gadis kecil tersebut langsung berhadapan dengan ibunya. Ia tidak takut menjelaskan kesukaanya, termasuk bahwa slime tengan “ngetrend”. Maka sang ibu akhirnya luluh, membiarkan anaknya berkali- kali gagal membuat.

 

Ibu Naya bangga ketika putrinya berhasil membuat. Slimenya tersebut dibawa ke sekolah, kemudian teman- teman Naya tertarik membeli Rp.8000 -an. Ibu Naya cukup terkejut karena laku. Naya suka slime karena bentuknya lucu dan tekturnya.

 

Ketika datang entrepreneur day bulanan, ibu Naya dulu mengajarkan menjual sesuatu ketika mengikuti ajang tersebut. Kini dia menyarankan slime buata putrinya sendiri. Murid- murid selalu sibuk mencari barang buat dijual. Naya pun kebingungan mencari- cari barang buat dijual.

 

Naya awalnya mau menjual peralatan sekolah. Dia anaknya enggak maluan. Beda sama ibunya, yang sempat malu karena mau berjualan tas. Naya beda. Anaknya enggak gampang putus asa. Ketika dirinya melarang membuat slime, malah dilanjutkan sampai ngumpet- ngumpet.

 

Ibu Naya menjelaskan putrinya mulai terbiasa berjualan di kelas. Kalau barangnya habis pasti teman- teman merasa sedih. Kualitas slimenya Naya memang bagus. Naya kalau jualan tidak habis di kelas, tidak malu berkeliling menjual ke kelas lain.

 

“Kalau temennya minta diskon. Dia kasih diskon. Pokoknya dia mau setiap kali jualan barangnya habis,” lanjut sang ibu.

 

Naya rela memotong keuntungan atau bahkan merugi. Tujuannya menyenangkan teman- temannya yang meminta diskon. “Soalnya kata guru Naya, kalau ada teman yang baik kepada kita harus dibalas baik lagi,” jelas Naya.

 

Menjadi pengusaha slime bukan cuma bakat Naya. Dia memiliki bakat menggambar. Mungkin kelak akan menjadi tabungan bisnis Naya. Dia senang mewarnai. Ibunya menyadari hal tersebut, maka Naya dimasukan ke les menggambar. Ibu mau bakatnya terasah dan berkembang nanti.

 

Awal Naya jualan sampai beromzet puluhan juta. Naya melihat orang- orang punya olshop. Dia mau juga. Maka abangnya Naya membuatkan olshop memakai Instagram. Namanya ada 18 -nya karena kelahiran 18 April, dan followernya cuma 12!

 

Isinya pertama saudara- saudar. Lalu Naya minta teman- temannya promosikan. Saling follow nambah banyak teman, makin lama makin banyak, bahkan Naya tidak tau. “(Follower) tambah banyak. Aku juga bingung gimana bisa,” ucap Naya.

 

Pengusaha slime ini kemudian mendapatkan banyak follower. Pertama kali, Naya masih posting foto- foto belum produk. Belum promosikan slime bikinannya. Naya belum kirim- kirim keluar daerah. Itu cuma dibeli sama teman- teman dulu.

 

Naya kemudian bikin video jualan sendiri. Merekam sendiri dia mempromosikan slime. Terus video ditulisin tulisan promosi. Ibu Naya awalnya marah karena juga jualan gliter dan lem. Semua proses jualannya dilakukan Naya sendirian.

 

Ibu Naya bertanya, ternyata dia pengen jualannya lebih laku diluar di sekolah. Ide membuat slime dapat dari melihat mainan kakak kelas. Kalau masalah warna, Naya kembangkan sendiri bahkan jadi lebih bagus- bagus, itu berkat Naya suka melihat kerudung bikinan Dian Pelangi.

 

Dian Pelangi memang dikenal pandai memadu padankan warna. Sampai Naya ikutan membuat slime berwarna pelangi. Rainbow slime sendiri memiliki kelemahan. Kata Naya kalau dikasih banyak warna malah cepat cair; enggak dibikin lagi.

 

Naya tidak sendirian tetapi mempekerjakan orang. Almeyda Nayara Alzier menjadi pengusaha, dan membuka lapangan pekerjaan. Ada 8 orang embak yang membantunya mengurus bahan. Kalau kunci pembuatan Naya yang pegang.

 

Sekali bikin slime sampai 10 kg. Itu nanti akan menjadi seratus cup. Tangan kecilnya belum mampu membuat sebanyak gitu. Tapi takaran bahan ditetapkan Naya sendiri. Dia pun menilai apakah slime jadi dan layak dijual.

 

Naya juga rajin bereksperimen membuat slime baru. Tapi dia batasi cuma sabtu- minggu. Tetapi ya kadang tidak bikin, ketika mood rusak, terutama ketika Naya membaca komen Instagram. Tidak sedikit yang “ngatain” produk slime bikinannya. Dia ngambek. Enggak mau membuat slime dulu.

 

Bahkan Naya enggak mau buat stok slime. Kalau stok slime lama habis, maka ya terpaksa olshopnya harus close order ngikutin moodnya. Kini akun @nayaslime18 telah memiliki ratusan ribu follower. Tak jarang komen negatif muncul.

 

Naya belajar menghadapi mereka. Naya kaget belum paham menghadapinya. Ibunya lalu memberikan suatu pandangan tentang “kerasnya” sosial media. Naya diajarkan buat menanggapi positif. Membuat semua omongan negatif menjadi penyemangat.

 

Suka Sedekah

 

Salah satu cibiran datang karena Naya bersedekah. Dia selalu menyisihkan hasil penjualan slime buat sedekah. Nitizen yang kebanyakan masih remaja tersebut bilang “Naya pamer”.

 

“Saya sering nemuin dia nangis di kamar sambil megang handphone, biasanya saya tanya kenapa? Ternyata karena habis dikatain di Instagram. Dia sering shock, tapi saya bilang, jangan diambil hati, mereka kan nggak tau kamu,” ujar Ibunya Naya.

 

Anak usia segitu berbisnis online sendiri mengapa tidak. Ibu Naya senang karena Naya memakain gadget buat sesuatu berguna. Naya bisa berkreasi dan mengasah kewirausahaan. Dibanding sibuk main gadget tidak jelas dan tidak mendidik.

 

Ibu selalu suportif buat Naya mengembangkan bisnis. Kan dia belum punya pengetahuan mendasar mengenai kewirausahaan. Maka ketika ada bazaar, ibulah yang terjun sendiri mencarikan sampai mendaftarkan. Penghasilan jualan juga diatur ibu Naya.

 

Terdapat pengalaman menarik selama putrinya berbisnis. Dikala guru ngajinya Naya dan abangnya tidak hadir; Naya disuruh ngaji ke belakang rumah. Dia disuruh ngaji bareng anak lain ke TPA. Dan sepulangnya, Naya bercerita ingin memberikan buku Iqra baru buat anak- anak TPA.

 

Naya berkata ingin bersedekah. Bukan sekali tetapi sering sekali. Mau pakai uangnya sendiri, maka ibunya memberi ijin, dan niatnya baik. Ibu Naya senang anaknya gemar bersedekah. Itu berkah dari usaha jualan slime tersebut.

 

Naya layaknya orang lain senang memposting di Instagram. Termasuk kegemaraanya bersedekah, termasuk mengadakan khusus acara “Sedekah bersama Naya”. Naya sisihkan uangnya. Kegiatan itu terus berlanjut sampai sekarang, dan usahanya selalu dilancarkan.

 

Pendapatan kotor Naya berjualan slime sampai Rp.60 juta. Dikurangi biaya operasional, maka untung bersih didapat Rp.35- 40 juta. Buat sedekah disisihkan 30- 40%. Dan Naya juga bisa menabung buat masa depan. Terus kalau sudah banyak mau beli mobil mewah atau bangun rumah.

 

Ternyata tidak malah mau dipakai buat membangun pesantren. Naya juga mau pakai uangnya buat beli mobil, bukan pribadi tetapi ambulan buat masyarakat. Wah betapa mulianya gadis cilik bernama Naya ini. Almeyda Nayara Alzier menjadi pengusaha slime buat membantu orang.

 

Bila beberapa onlineshop merahasiakan resep dapurnya. Naya justru asik membuat tutorial membuat slime. Tidak ada kekhawatiran kalau usahanya dicontek. Dari sini kita belajar, bahwa seorang anak bisa begitu banyak mengajarkan orang, mulai dari ketekunan, wirausaha, dan beramal sholeh.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

মন্তব্য
অনুসন্ধান করুন