Kisah Startup Groupon Entrepreneur Andrew Mason

Комментарии · 108 Просмотры

Berikut kisah startup Groupon hingga menjadi fenomenal seketika. Kisah entrepreneur Andrew Mason, yang mendapatkan julukan “CEO terburuk tahun ini”, pada 18 Desember 2012 oleh Herb Greenberg. Yang mana disebabkan gaya kepemimpinan “Goofball” nya.

Berikut kisah startup Groupon hingga menjadi fenomenal seketika. Kisah entrepreneur Andrew Mason, yang mendapatkan julukan “CEO terburuk tahun ini”, pada 18 Desember 2012 oleh Herb Greenberg. Yang mana disebabkan gaya kepemimpinan “Goofball” nya.
 
Dia dianggap seperti anak kecil dibanding pemimpin perusahaan. Mason mampu menghasilkan untung tetapi bukan memenuhi target. Tetapi Mason merupakan pengkonsep lahirnya Groupon. Konsep bisnisnya sebuah bisnis menjual cepat ke bisnis lokal.
 

Kehidupan Sang Pengusaha Muda

 
Bernama lengkap Andrew D. Mason kelahiran 1981. Pendiri dan perancang konsep website diskon buat pebisnis lokal bahkan beasiswa. Dia juga pendiri Descript alat editing audio buat podcast. Mason terlahir sebagai keluarga Yahudi di Mouint Lebanon, Pennsylvania, pinggiran Pittsburgh.
 
Dia kelulusan Mt. Lebanono High School di 1999. Pernah mendirikan servis antar pagi hari bernama Bagel Express ketika umurnya 15 tahun. Anehnya Mason merupakan lulusan musik di Northwestern University, tetapi bekerja menjadi web designer untuk Eric Lefkofsky.
 
Dia keluar buat kuliah di University of Chicago jurusan komunikasi publik. Kebetulan dia mendapat beasiswa. Namun ketika dia akan mengambil gelar Master malah keluar. Dia cepat- cepat mau bekerja buat Electrical Audio.
 
Mason pernah bekerja untuk Innerworkings, perusahaan yang didirikan Lefkofsky. Di 2006, Mason juga mengerjakan bisnis online pertamanya The Point. Dimana Lefkofsky juga memberikan dana uang $1 juta.
 
The Point merupakan platform sosial inisiatif buat orang. Namun konsepnya masih abstrak bagi market sampai dijadikan ide lain. Mason mengkonsep Groupon pada November 2008. Dia kemudian menjual untuk lebih dari 6 juta dollar.
 
Groupon mendapatkan uang 50 persen dari deal, dan fee kartu kredit dipakai. Pada 1 Desember 2010, The New York Times, menyebutkan Groupon pernah ditaksir Google. Nilai penawaran fantastis yakni $6 miliar tetapi ditolak!
 
Situs sosial medial Mashable menaksir pendapatan Groupon $800 juta. Uniknya Groupon bukanlah situs melainkan blog. Groupon awal merupakan perusahaan berbentuk blog. Bahkan itu tidak punya domain .com bahkan sempat numpang.
 
Lebih tepatnya Groupon menumpang The Point. Alamat webnya Groupon.thepoin.com, dan awalnya berbentuk blog post. Isinya tulisan belum fitur canggih tawar- menawar. Gambar produk ditawarkan memakai sistem embed atau kode tempelan.
 
Dimana mereka menuliskan mampu menyediakan ukuran, warna, dan pembelian via email. Tidak ada tombol pembelian seperti eCommerce umum. Mason mulai mengarang penjualan kupon pertama. Ya dia membuat kupon online berbekal aplikasi FileMaker.
 
Bentuk filenya PDF dan akan disebar ke alamat email acak. Dia berhasil menjual 500 kupon makan susi untuk 500 email berbasis Apple. Awal tahun Januari, dia dan co- founder lain, masih mencoba menerka model bisnisnya sampai mendapatkan produk dan harga masuk akan didiskon.
 
Pada versi pertamanya Groupon memanfaatkan forum. Tujuannya menjajal konsep melalui komunitas kecil dulu.
 
Dalam dua tahun berdirinya sudah hasilkan untung ratusan ribu hingga jutaan dollar. Nilai asetnya bisa ditaksir lebih dari semilyar dollar. Pertumbuhan bisnisnya cepat melebihi Apple, Facebook, dan lebih cepat dari Google.
 
Semua berubah ketika nilai sahamnya turun sampai seperempatnya harga IPO. Artinya Mason telah gagal menjadi CEO perusahaan. Seperti dijelaskan diatas dia gagal mencapai target penjualan dan keuntungan sesuai harapan pemegang saham.
 
Dia mundur dari jabatan CEO dan menjadi pengangguran. Ia lantas menjadi CEO perusahaan kecil bernam Descript. Dia cuma punya 10 pegawai. Ketika ditanya mengenai Groupon, maka pandangan Mason bingung, bayangkan usianya masih 20 tahunan harus mengerjakan bisnis miliaran dollar.
 
Bayangkan Groupon memiliki lebih dari 100.000 pegawai. Ingat betul, tahun 2006, dia sama sekali bukan pengusaha, tidak memiliki bayangan punya usaha. Banyak teman universitas yang iseng buat berbisnis online.
 
Harapannya mau membuat bisnis raksasa lalu drop out. Bayangan seperti Google atau Apple sudah biasa dikalangan mahasiswa. Tetapi Mason memiliki pandangan berbeda tentang Silicon Valley. Dia cuma paham orang akan investasi, orang asing akan memberi mu uang miliaran dollar gratis!
 
Ide pertama bisnis website bernama The Point. Orang akan bersama- sama melakukan sesuatu lewat tombol. “Saya punya masalah dengan perusahaan kabel. Saya mencari kabel atau sesuatu bodoh lain. ‘Whoa, itu akan sangat hebat bila mendapatkan sesuatu bersama orang lain’,” ucapnya.
 

Pantang Menyerah

 
Pada suatu titik maka akan menemukan tiping point buat donasi. Dia membayangkan dia akan beli buku pendidikan bersama- sama. Lantas dia dan orang- orang bersama membayar dan membaca itu bersama. Karena sifatnya abstrak maka orang melihat bingung mau diapakan.
 
“Bahkan kita tidak tau mau diapakan itu,” ucapnya. Contoh paling nyata ialah menghimpun dana jutaan dollar. Tujuannya untuk membangun kubas pelindung dari dingin. Tentu bukan contoh bagus karena masih terlalu abstrak, sampai beberapa orang muncul.
 
Orang- orang ini mengumpulkan uang demi membeli diskon. Syarat diskonnya bila 10 orang beli satu barang khusus. Ini adalah titik ide bisnis Groupon. Namun Mason sama sekali tidak membayangkan bisnis miliaran dollar.
 
Bahkan pikiran membeli barang berdasarkan diskon konyol. Mereka tetap menjalankan The Point. Dan tidak menghasilkan pendapatan buat dia dan investor. Sempat dia ingin berhenti dan duduk menarik semua dana tersisa dibagikan ke investor kembali.
 
Daripada bisnis The Point berjalan menghabiskan uang investor. Ia pun mengajak bereksperimen lewat konsep diskon. Mereka menyebar kupon ke email sampai puluhan. Dan lahirlah konsep pertama yang bernama getyourgroupon.com, dan nama Groupon telah diambil orang Inggris.
 
Beberapa pemilik bisnis menawarkan keikut sertaan. Mason dan tim sudah merasa depresi tentang apa konsep bisnisnya. Alhasil dia terima saja rancangan dari perusahaan lingerie. Kemudian dia mendapat dari Motel Bar, tempat bar dan penjualan pizza.
 
Mereka menjual 20 buah pizza dalam sehari. Cara mereka berdiri di depan Motel Bar, mengeprint kupon digital mereka, dan menjadikan itu seperti kartus pos dibagi- bagikan. Perhari mereka mulai mendapatkan deal- deal baru, dan berharap menyebar ke kota lain.
 
Mereka seperti anak kecil menjual kupon kesempatan. Seperti kesempatan bermain bola indoor. Apa orang pikirkan mungkin bodoh tetapi dicoba dulu. Mason dan timmnya layaknya anak kecil mulai mengetok pintu- ke pintu.
 
Groupon menawarkan kesempatan bagi tiap bisnis kecil. Sialnya, disuatu hari muncul orang yang meniru semua. Dari flayer dibagikan sampai website yang dibuat sama persis. Jujur Mason sama sekali tidak buat entrepreneurship.
 
Entrepreneur Andrew Mason berharap menjadi musisi. Dalam dunianya itu disebut plagiat tetapi di bisnis disebut kompetitor. Kisah startup Groupon berlanjut diamana muncul kompetitor. Groupon lebih fokus mengerjakan deal harian. 
 
Semua kereja keras, keringat, kebuntuan selama sembilan bulan lenyap. Orang mulai mengambil titik lemah Groupon disana. “Kesempatan besar itu di luar sana, kita harus berlari secepat mungkin untuk meraihnya sebelum orang lain,” tegas Mason.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Комментарии