Rahasia Kek Villa, taukah bahwa sebelum ada makanan ini, kota Batam tidak ada camilah khas untuk dibawa pulang. Pemiliknya kemudian bercerita awal bisnis bersama istri ini. Dia mencoba membuat sesuatu simple tetapi selalu dikenang.
Batam pun sepertinya harus berterima kasih kepada sosok Denni Delyandri, sang pencipta Kek Pisang Villa. Jika kamu berkunjung ke Kota Batam tidak akan puas tanpa membeli ini. Nama Kek Villa telah dikenal dan terkenal di mata pelancong.
Berawal seorang buruh pabrik yang berani banting stir menjadi pengusaha. Dulu ia harus mencari- cari uang tambahan, sekarang, namanya ada disetiap kemasan produknya.
Buruh jadi pengusaha
Denni hanyalah pekerja pabrik elektronik yang hidupnya pas- pasan. Meski tercukupi ia masih memendam satu perasaan untuk hidup lebih baik. Apalagi disaat itu sang istri tengah hamil dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk persalinan.
Ia yang melihat anak pertamanya nanti membutuhkan banyak biaya, akhirnya memilih mencari penghasilan tambahan. Bersama sang istri, kedua pasangan muda ini bahu- membahu mencoba berbagai usaha untuk tambahan.
Sebuah kompor minyak tanah, kado pernikahan mereka menjadi modal awal. Mereka membeli kerupuk mentah di pasar, digoreng lalu dikemas sederhana dan kemudian didistribusikan di warung-warung dan rumah makan sekitar tempat tinggalnya.
Meski hasilnya lumayan, tenaga yang dibutuhkan cukup besar jadilah bisnis ini gagal. Bukan karena bisnisnya merugi tapi sepi karena si penjual kecapaian berproduksi. Mereka lalu berbisnis lain tapi sama saja. Masalah mereka tetap sama tenaga yang lebih besar dari hasilnya.
Denny akhirnya berfikir lebih smart. Dalam pencarian bisnisnya, ia menemukan sebuah buku bisnis karangan Robert T. Kiyosaki. Setelah membaca buku itu, semangat wirausahanya kembali berkobar mencari bisnis yang lebih kreatif.
Denny lalu mengambil kredit dari koperasi tempatnya bekerja dan membuka usaha lain lagi, namun usahanya kembali gagal dan uangnya amblas alias hilang seketika. Denny putus asa. Ia kembali membaca- baca artikel bisnis di internet.
Dia belajar lebih banyak melalui CD pelatihan yang dibelinya dari internet. Ia kemudian memiliki ide untuk membuat EO (Event Organizer), yang kemudian mengadakan berbagai acara seminar bisnis. Dia pun tak segan untuk mendatangkan pembicara ternama yaitu Jaya Setiabudi.
Setelah seminar, hubungan Denny dan sang motivator tetap berlanjut, bahkan Denny masuk sebagai anggota dalam asosiasi kewirausahaan yang telah dimotori oleh Jaya Setiabudi. Dari dalam organisasi itulah Denny semakin mendapat pengalaman sangat berharga di bidang wirausaha.
Bisnis Kek Pisang
Disisi lain istrinya, Selvy, juga sudah mempunyai bisnis sendiri yaitu bisnis kek pisang. Ia memasarkan kek pisangnya melalui kemitraan bersama dengan teman- teman kantornya dulu. Awalnya untuk setiap box kek pisang yang terjual mereka memberi komisi 3000 rupiah.
Bila berhasil menjual 100 kotak ada bonus lagi yaitu 100 ribu. Dengan cara ini, kek pisang buatan sang istri yang awalnya hanya laku 30 kotak bisa terjual laris hingga 400 kotak per hari.
Kerja keras itu tak sia- sia, orderan kek pisang itu terus berdatangan. Rumah yang jadi tempat produksi di perumahan Villa Mukakuning, waktu itu tak mampu lagi memfasilitasi produksi kek pisang miliknya.
Karena tempatnya di perumahan Villa Mukakuning inilah akhirnya nama kue produksinya terkenal bernama nama Kek Pisang Villa. Denny tak tinggal diam, ia juga ikut membantu sang istri dalam marketing bisnisnya. Denny dan Selvy akhirnya memberanikan diri untuk menyewa sebuah ruko, yang terletak di kawasan Villa Mukakuning.
Ruko yang dijadikan tempat produksi dan berjualan juga. Agar menarik perhatian, gerai mereka di cat warna kuning dan oranye. Dia tahu bahwa Batam belum memiliki oleh- oleh khas, dengan cerdik Denny mem-brand Kek Pisang Villa sebagai oleh- oleh khas Batam dbertag line Batam.
Ya Kek Pisang Villa. Denny juga memasarkan kek-nya melalui internet dengan membuat situs web. Dari sukses bisnisnya, Denny dan Selvy kemudian membuka cabang di Batam Center, Nagoya, Penuin dan juga Bandara Hang Nadim Batam.
Lokasi cabang tidak terlalu jauh membuat instansi pemerintah dan perkantoran membuat disekitarnya melirik Kek Pisang Villa, baik untuk oleh-oleh atau juga sebagai kue wajib yang disuguhkan saat rapat atau pertemuan.
Hal ini membuat Kek Pisang Villa bertambah terkenal setiap hari. Bahkan Walikota Batam mengaku menjadi langganan setia Kek Pisang Villa.
Dalam waktu satu tahun, bisnisnya bisa berkembang hingga 5 cabang. Modal awal yang hanya sebesar 2 juta berkembang dalam omset 800 juta per bulan. Untuk lebih mempopulerkan produknya, ia kemudian menjalin kerjasama dengan sopir taksi bahkan perusahaan travel.
Pemandu wisata dan supir taksi akan mengarahkan wisatawan untuk mampir ke gerai. Inilah rahasia Kek Villa mampu menjadi ikonik pariwisata. Branding Kek Villa menjadi oleh- oleh khas ternyata sangat berhasil. Denny mengaku senang karena bisnis bersama istri.
Keduanya saling bahu- membahu mewujudkan ide kreatif. Bahkan, untuk semakin mengeratkan kaitan sebagai oleh- oleh khas Batam, konsumen yang membeli kek-nya hingga mencapai 150 ribu akan diberi T-Shirt yang bertuliskan Batam.
Itu guna membangun jejaring dan meluaskan wawasannya, dia ikut rajin mengikuti seminar bisnis. Dan akhirnya berbagai penghargaan juga sempat diraih. Denny menemukan jalan hidupnya dan agar lebih profesional mengelola bisnisnya; Denny resign dari pekerjaannya di perusahaan elektronik.