Pengusaha muda kembangkan usaha lebih kreatif. Berkat inovasinya Martabak Mafia terkenal di telinga masyarakat. Inovasi berupa martabak berbalut coklat. Diameter 3, 5 cm dengan aneka toping kekinian menarik.
Pria bernama lengkap Muhammad Gufron. Usaha Martabak Mafia diciptakan 2011 berbalut coklat. Ia membuat tidak cuma diameter tetap ketebalannya. Ini diadaptasi dari kepopuleran es krim Magnum yang besar dan tebal itu.
Kalau es krim Magnum kan krispi diluar tetapi lembut didalam. Kalau martabaknya isi tebal aneka nan- lembut toping nikmat. “Saya terinspiriasi es krim Magnum, ini sebenarnya saya bikin kayak gini ini ikut Magnum. Magnum kan luarnya keras karena coklat dalamnya lembut. Kalau itu kan es krim,” tuturnya.
Kembangkan Usaha
Gufron mengaku sangat menggemari martabak. Penggemar sejati, bahkan ketika Gufron kuliah Jurusan Perikanan, Universitas Indonesia, kembangkan usaha ini alih- alih lain. Gufron pun serius menekuni sampai sukses tidak ganti- ganti.
Pengusaha muda berikut memulai bisnis sembari menjalankan kuliah. “Jauh banget ya (jurusan kuliah dan usahanya), tapi saya memang suka sama martabak,” Gufron memberi tips usaha. Kemudian dia pernah membuat martabak terbuka berdiameter 8,5 cm.
Percobaan dianggap gagal karena tidak segmentif sekali. Walau besar namun tidak praktis bila dibuat dan dimakan. Gufron ingin menyasar pasar anak muda. Besar segitu malah membuat mereka berpikir ulang. Mereka cenderung kebesaran apalagi pertama rasanya monoton.
Kemudian Gufron mengecilkan sampai menjadi standar sekarang. Harga pun bisa dipatok lebih murah disesuaikan Rp.7000 perbuah. Gufron lantas menitipkan martabaknya ke kantin- kantin sekolah, dan kampus sewilayah Bogor.
Martabak Mafia dikembangkan memiliki aneka rasa. Gufron menciptakan varian rasa. Ia membuat signatur diselimuti coklat. Isinya kemudian beraneka seperti orginal, cheese milik, dan double coco.
Berbisnis sembari menjadi mahasiswa butuhkan pengorbanan. Ia harus membagi waktu antara kuliah dan berbisnis. Meskipun masih mahasiswa mampu hasilkan omzet Rp.30 juta. Soal bahan baku sudah aman, tetapi masalah karyawan menjadi kendala utama Gufron kerjakan.
Total 7 orang karyawan keluar 2 orang dalam sebulan. Masalahnya mereka sudah ditraining dahulu sebelum beluar. Repot memang. Tahun 2013, Gufron kemudian mengembangkan tiga sistem penjualan unik.
Jenis pertama ialah sistem bagi hasil dan pengembangan modal. Kedua, jenis distribusi dimana penjual mendapat untung 10%. Ketiga sistem penjualan beli putus buat meningkatkan penjualan. Gufron tidak segan ikut masuk ke bisnis lain.
Ambil contoh Kue Lapis Bogor dan Javapucino. Mereka kebagian menjual Martabak Mafia miliknya. Strategi ini memang enak dan mampu menyebarkan produk ke Jabodetabek. Dari masuk ke kampus- kampus dan sekolah, Gufron akan mencoba memasuki mal atau swalayan di kawasan Jakarta.
Pengusaha muda ini tengah menyasar targetnya kelas menengah atas. “Kalau saya jual masih di tempat biasa, itu mengajuhin produk saya,” jelasnya.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.