Wirausahawan Anggono dikenal pembudidaya ikan mas. Adalah pengusaha asli daerah Sukabumi, Jawa Barat. Dia mengelola 18 kolam selama 6 tahun membantu saudara. Alhasil Anggono memiliki pemahaman dalam tentang budidaya ikan mas.
Hingga, di tahun 1988, saudaranya kemudian berminat tanah beserta rumah miliknya. Dia kemudian mengajak Anggono tukar guling. Kolam tersebut ditukar rumahnya di Surabaya, dan sekaligus dapat tambahan uang Rp.12 juta.
Uang tersebut digunakan membeli bibit ikan sekaligus pakan. Anggono fokus membesarkan gurame, bawal, nila dan mas. Banyak jenis ikan dipeliharan namun hanya satu jenis bertahan.
Anggono lebih mengutamakan ikan mas dibanding lain. Itu karena permintaan meningkat dan lebih besar dibanding ikan lainnya. Dasar Anggono telah memiliki pengalaman panjang berwirausaha. Ia melihat bahwa ikan ini enak, harga terjangkau, dan selalu cocok akan lidah masyarakat Indonesia.
Kamu harus belajar teknik budidaya ikan mas darinya. Dimana wirausahawan Anggono memilih buat memakai kolam air deras. Teknik tersebut berbanding pembudidaya lain. Mereka memilih memakai kolam jaring apung (KJA), dimana memakai kolam tenang.
Anggono memiliki kolam dekat air sungai Cipelang. Air sungai cukup deras mengalir dari satu kolam ke kolam lainnya. Aliran air mengalir lancar membawa oksigen merata. Silih berganti aliran akan membawa oksigen dari kolam ke kolam.
Kebutuhan oksigen terpenuhi sampai memiliki ekosistem mendukung. Ikan mas bergerak lincah buat mengikuti arus airnya. Memang pakan ikan akan semakin banyak. Jadi pergerakan ikan membuat tubuh tumbuh bagus.
Kualitas daging tidak sekedar gemuk berkat pakan. Pertumbuhan pun lebih cepat dibandingkan ikan mas kolam. Budidaya ikan mas hanya dapat dilakukan di daerah dingin. Suhu rata- rata di sini adalah 22- 25 derajat celcius. Ikan mas cocok pula di daratan rendah bersuhu 30 derajat celcius.
Ia memasukan ikan 1000 ekor ke dalam kolam berukuran 12 x 3 meter. Kedalaman air kolam optimal 1, 25 meter. Ia mengisi bibit ukuran dua jari orang dewasa. Bibit ikan dapat dibeli melalui pembudidaya di kawasan kampung Bantar Panjang, Sukabumi.
Perkilo berisi 80- 150 bibit ikan berumur 40 hari. Ia memerlukan waktu 4 sampai 5 bulan. Ikan yang dihasilkan berat 200 / 300 gram perekor atau 3- 4 / kg. Proses pembesaran berbekal pakan ikan hasil sendiri, bukan pabrik.
Pernah Anggono memakai pakan pabrik malah sampai berganti- ganti. Bahan pakannya semakin naik sampai dia memutuskan berhenti. Dia menyebut tidak sepadan produksi daging. Pemberian pakan agak mahal memang bagus buat pertumbuhan.
Tetapi demi dia mencapai efisensi dibutuhkan buatan sendiri. Ia menghitung rasio konvesi pakan (RKP) mencapai 1,2- 1,5 perkg, dimana perhitungan hasilkan 1 kg daging. Dia menentukan sendiri takaran pakan. Uniknya dia tidak lagi memakai hitungan bobot ikan buat makan.
Diberi sesukannya sampai ikan merasa cukup. Pemberian makan dipasang di atas kolam, melalui ember yang digantung. Dalam sehari antara 2- 3 kali total pemberian pakan ikan. Ember pakan ikan dibuat ia sendiri, juga ada drum penampung, karet gelang, oksigen, dan timbangan.
Terus perbedaan mencocol apa ikan mas Anggono. Ternyata harga jualnya lebih mahal, perihal kolam air deras membuat harganya melonjak. Ikan mas lebih aktif bergerak, alhasil butuh pakan lebih banyak, yang mana juga pengaruh ke pertumbuhan lebih cepat.
Ikan sekilo Anggono walau mahal tetap diminati pembeli. Mereka adalah pemilik usaha rumah makan semacam Lembur Kuring, Saung Kuring, dan rumah makan khas Sunda sepanjang Sukabumi, Cianjur, Bogor, Tangerang dan Jakarta.
Anggono memiliki strategi marketing khusus. Buat pemilik usaha besar tetap membeli walaupun harga lebih mahal. Ayo belajar teknik budidaya ikan mas wirausahawan Anggono.