Perjuangan David Neeleman Menjadi Entrepreneur

Komentar · 4 Tampilan

Masing- masing individu punya kisah berbeda menjadi entrepreneur. Perkenalkan David Neeleman, dikenal memiliki beberapa usaha bidang penerbangan. Dia pemilik Morris Air, JetBlue Airways, Azul Brazilian Airlines, dan Breeze Airways.

Masing- masing individu punya kisah berbeda menjadi entrepreneur. Perkenalkan David Neeleman, dikenal memiliki beberapa usaha bidang penerbangan. Dia pemilik Morris Air, JetBlue Airways, Azul Brazilian Airlines, dan Breeze Airways.

 
Neeleman kelahiran Sao Paulo, Brazil, dan dibesarkan di Utah, Amerika. Dia keturunan Belanda dan Amerika. Dia tinggal di Brazil sampai umur 5.
 
Ayahnya adalah jurnalis, sekaligus kepala badan pers, namanya United Press International (UPI). Dia bekerja menjadi buraeu chief, dan ibunya asistennya, kemudia memilih menjadi ibu rumah tangga. Dan Neeleman merupakan anak laki- laki kedua dan tujuha bersaudara.

 

Pernah Bangkrut

 

Tumbuh dewasa, Neelaman memiliki kemampuan akademi buruk, dan bahkan akan dikembalikan ke kelas tiga. Ya Neelaman didiagnosis menderita ADD, yang ciri khasnya tidak memiliki kemampuan fokus pada suatu hal. 
 
Diakhir sekolah atas, dia bahkan masih kesulitan membaca. Neelaman tidak mampu menyelesaikan satu buku. Beruntung ia termasuk sosok tangguh dan tekun. Kerja kerasnya telah terbukti mampu membuka kesempatan masuk University of Utah.
 
Namun dia menyerah di tahun ajaran pertama atau masa mahasiswa baru. Dimana dia lebih memilih menjadi misionaris gereja. Dia bekerja untuk gereja selama dua tahun di Brazil. Mengajari orang agama Mormon, dia belajar mengenail penjualan dan kepemimpinan.
 
Ilmu penjualan atau selesman terbukti banyak membantu. Diakhir tahun mengabdi, Neeleman bisa membaptis dua ribu orang. Kembali ke Amerika Serikat, ia masuk ke University of Utah, dan lalu menikahi Vicki Vranes, pacarnya.
 
Mereka kemudian mempunyai anak pertama ditahun sama menikah. Jujur Neeleman tidak memiliki pandangan masa depan. Mau dibawa ke depan hidupnya sama sekali tidak jelas. Namun, diakhir- akhir semester akhir, kok dia menemukan kesempatan bisnis ketika kelas akunting.
 
Temannya memiliki bisnis kepemilikan tempat wisata. Dimana hak tersebut bersifat kecil atas suatu tujuan wisata. Tidak mudah mempromosikan karena memang bersifat pribadi. Kesulitan tersebut ia tanggapi menjadi peluang.

 

Gaji dibayar $124 perminggu ketika tidak disewa. Dia mengiklankan ke koran lokal dan mendapat $500 pertransaksi. Leeman untung ribuan dollar dari menyewakan. Dalam sehari dia mampu hasilkan tiga dari empat transaksi perhari.

Permintaan meningkat, Leeman begitu terkenal sampai mampu memberikan syarat khusus. Yakni memberi kamar lebih dan tunjangan penerbangan carter Hawaii. Bisnisnya meningkat, dan dia telah mampu hasilkan $100.000 diumur dua puluhnya, dan membuka agen perjalanan sendiri.

Masuk sekolah menengah akhir, bayangkan usianya masih 18 tahun dan memiliki 21 pegawai agensi. Dari bisnis tersebut menghasilkan pendapatan bulanan $8 juta. Dia yang merasa telah mandiri lebih memilih berhenti sekolah. Dia “melawan” saran orang tua dan memilih menjalankan bisnis.

David Neeleman pernah merasakan kegagalan kok. Bermula masalah dengan maskapai penerbangan tempatnya bekerja sama. The Hawaii Express, maskapai carteran tempatnya berkerja sama demi dapat paket penerbangan, tidak stabil sampai bangkrut.

Maskapai bangkrut menghentikan kerja sama agensi. Mereka kehilangan uang karena tidak mampu bersaing. Disisi lain, David merupakan agensi yang percaya akan perusahaan penerbangan itu. Malah dia lantas kehilangan semua karena menaruh lelur dalam satu keranjang.

The Hawaii Express bangkrut, David kehilangan $500.000 uang klien dan ikutan tutup. Itu ditambah pihak hotel menolak refund pesanan. Padahal dia begitu percaya diri karena perusahaannya bebas hutang.

Ternyata semua berbalik, sampai membuatnya memutuskan kapok berbisnis travel wisata. Bukan lagi menjadi entrepreneur, David hanya pengangguran berusia 22 tahun tanpa ijasah. Masalahnya dia memiliki istri dan dua anak dihidupi.

David harus bangkit meskipun mundur menjadi pegawai. June Morris, pimpinan Morris Travel, sang pemiliki agensi bernilai $50 juta dan memiliki ribuan agensi. David mungkin tidak berijasah. Tetapi pengalamannya sebagai salesman telah terdengar dan diakui.

Setelah mendengar dari akuntannya, yang ternyata paman David, pengusaha wanita tersebut berani menawarkan kesempatan. Dia memanggil untuk direkrut pegawai. Awalnya dia menolak telephon ajakan June bekerja. Dia lebih ingin masuk ke bisnis kain, kapok masuk ke bisnis travel kembali.

June bekerja keras sampai akhirnya setuju bergabung. David tidak berapa lama menjadi pegawai terbaik di Morris Travel. Dia mampu bernegosiasi dengan klien kelas atas, dari hotel dan pesawat terbang, dan mampu membawa koneksi bisnis ke dalam agensi Morris.

Menjadi entrepreneur sudah mendarah daging. David memiliki banyak ide dalam otaknya, yah ini merupakan efek “penyakit”, tetapi disukuri sebagai berkah hidup. David menyadari bahwa ADD -nya memberikan setumpuk ide brilian.

Wujud syukurnya berhenti mengkonsumsi obat- obatan. David mencoba mengendalikan ADD -nya, bukan mengobati. Ide terbaiknya ialah menginisiasi pemberian diskon. Dimana June, di tahun 1984, memiliki penerbangan murah dari Salt Lake City, Utah ke Los Angles, California.

Ia mampu menciptakan ide traveling tanpa tiket, pemesanan online, dan sistem work from homes. Di 1994, Morris Travel mampu menjual tiket senilai $129 juta, sekaligus menjadikan David seorang pegawai kaya raya diusia 34 tahun.

Perusahaan tempatnya kemudian masuk akuisisi Sothweastern Airlines, dibawah CEO Herb Kelleher. Walau David dan Herb memiliki keseganan mutual. Namun siapa sangka, dulu menjadi yang terbaik, malah nasibnya bekerja cuma 5 bulan dalam masa akuisisi tersebut; dia menangis.

Dia mendatangani kompensasi tanpa kontrak senilai lima tahun. David naik karir bekerja menjadi CEO OpenSkies, yakni perusahaan pemesanan dan cek ini online, yang diakuisisi HP pada 1999. Ia menjadi salah satu pendiri WestJet, maskapai yang menjadi terbesar kedua di Kanada dalam 5 tahun.

Karir Entrepreneur

Berkantong tebal serta memiliki pengalaman dan koneksi. David percaya diri membuat maskapai di berbagai negara. Ide mengenai diskon di atas diaplikasikan, hingga lahirlah maskapai terbaik milik New York. Tetapi dia tidak mau sendirian mengajak investasi $120 juta orang lain.

Lahirlah JetBlue di 1999, yang mulai beroperasi sejak tahun 2000, maskapai diskon yang ternyata menawarkan layanan luxury atau mewah. Mereka menawarkan penerbangan murah mewah, dengan layanan, tempat duduk luas, sabuk pengaman kulit dan televisi satelit lima channel.

Dikombinasikan marketing luas membuatnya sukses besar. Kesukses JetBlue menjadi nomor  satu di tahun- tahun berturut. Sayangnya, ide David tidak semua bekerja baik, terutama pada Valentine Day tahun 2007 dimana New York City terkena badai salju ekstrim.

Badai salju parah membuat semua maskapai mundur, tidak terbang. Namun David punya ide tetap mengirimkan pesawat, berpikir badai akan berlalu. Alhasil pesawat- pesawatnya harus dilarang naik terbang karena badai besar.

Badai tidak berhenti. Sementara penumpang malah terjebak dalam pesawat selama berjam- jam. Ini membuatnya “didepak” menjadi CEO. Kejadian tersebut selalu dikenang menjadi masa terburuk bagi karir entrepreneur nya.

Dulu David pernah menyerah namun tidak akan pernah. Dia lanjut menciptakan maskapai Azul, dalam bahasa Portugis berarti “Biru”, menawarkan penerbangan lebih murah dan cepat memiliki layanan bis masuk ke pedalaman.

Maskapai Brazil tersebut mengantongi nilai investasi $224 juta. Berdasarkan National Civil Aviation Agency of Brazil (ANAC), mengatakan bahwa maskapai Azul menguasai 13% penerbangan komersil di Brazil.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar