Pengusaha Tempo Doeloe Kedai San Bao Long Semarang

코멘트 · 46 견해

Kamu mau menjadi pengusaha tempo doeloe. Kedai San Bao Long Semarang merupakan perwujudan masa lalu. Tempat masyarakat menjelajah masa lalu ketika di kota lama, Semarang. Disini kita akan dimanjakan suasana etnis China tempo dulu.

Kamu mau menjadi pengusaha tempo doeloe. Kedai San Bao Long Semarang merupakan perwujudan masa lalu. Tempat masyarakat menjelajah masa lalu ketika di kota lama, Semarang. Disini kita akan dimanjakan suasana etnis China tempo dulu.

 
James Santoso bisa dibilang pengusaha tempo doeloe. Dia serius menggarap kedai tersebut nampak otentik. Kedai San Bao Long sebenarnya perpaduan antara kuliner Jawa dan China. Alhasil cocok- cocok saja dilidah masyarakat siapapun yang berkunjung.
 
James mengatakan Semarang memang kental etnis Tiong Hoa. Dulu Kota Semarang memang tempat pelabuhan dimana kapal- kapal bersandar. Perpaduan suasana Jawa dan Tiong Hoa sangat harmonis terjaga. Semarang tempo dulu merupakan pelabuhan dan tempat pedagang China berjualan.

 

Kuliner Tiong Hoa

 
Budaya China masuk diantara masyarakat Jawa sekitar. Hasilnya adalah rupa- rupa masakan Jawa yang ternyata perpaduan. Olahan mie dan lumpia merupakan perwujudan nyata. Kedai milik James mencoba menggugah sejarah lebih dalam.
 
Karena faktanya wujud Kota Lama kurang otentitasnya dirasa. James mencoba menggali lebih dalam dari kedai San Bao Long Semarang. Dimana- mana masakan perpaduan tersebut dijajalan. Baik di jalan maupun restoran akan kita temukan.
 
Namun San Bao Long lebih dalam menciptakan atmosfer. Interior apik otentik mewujudkan suasana dahulu. 
 
“Dengan menjual masakan Semarang  saya ingin menunjukkan konsep tempo dulu sebab saya merasa banyak kebudayaan dan sejarah yang dimiliki oleh Kota Semarang yang patut ditonjolkan,” ujarnya.
 
Restoran berkonsep kedai lebih menonjolkan kesederhanaan sejarah. Restoran jaman sekarang diisi interior jadul namun modern. Kesan ditampilkan dipaksakan berbeda milik kedai besutannya. Ya, karena James mengumpulkan sendiri pernik- pernik sejarah.
 
Restoran bagi James merupakan permainan membangun usaha. Ia ingin menciptakan suasana beda cenderung nyeleneh. Restorannya berdiri berbentuk rumah Belanda. Kesan kuno dan kokoh sudah tampak dari depan.
 
Interior merupakan perpaduan Jawa- China otentik. Dicari sedemikian rupa melalui aneka literaratur James temukan. Bahkan nih, dia rela berkeliling mencari interior, pernak- pernik, dan aneka benda kuno. Bahkan ia rela berburu barang antik sampai ke Jekarta dan bandung.

 

Itu demi mimpi sang pengusaha tempo doeloe terwujud. Demi mewujudkan mimpinya, James tidak malu bertanya kepada pecinta barang antik mengenai keotentikan. Mereka, para penggemar barang antik pun tidak jarang memberika masukan dan membantu menemukan barangnya.

Masukan penggemar barang anti mewujud melalui pernak- pernik terpajang. Seketika pengunjung masuk ke dalam akan menemukan pernak- pernik etnis. Kesannya kamu nanti akan dibawa masuk ke dalam muesum; seking detailnnya intertior terpajang.

Kenangan nostalgia masa lalu akan mampu terlintar terbayangkan. Buat mereka yang sempat merasa masa- masa tersebut. Maka ia akan serasa makan bersantap malam di rumah orang tua. Mabel di dalam juga merupakan benda tempo dulu. Ketika masuk pengunjung akan disuguhi suasana rumah.

Bukan restoran, melainkan orang akan merasa tengah berkunjung ke rumah kuno. Restoran berkonsep kedai dengan luas tanah 3000 m2, dengan luas bangunannya 600 m2, yang mampu menampung 150 tamu duduk dan 250 buat standing party.

Sisa tanah luas akan dipakai menjadi tempat parkir. Sudu- sudut tanahnya terdapat pepohonan yang rindang menambah keasrian. Menu masakan mereka khas Semarang bercita rasa oriental. Namanya sangat kental Chinese, alhasil banyak pengunjung ragu akan kehalalan menu restoran tersebut.

Dia meyakinkan semua masakan halal. Bahkan tanahnya berdiri di lingkungan mayoritas Islam. Inilah mengapa nama restonya lebih dikenal SBL. James sendiri merasakan betul bahwa restoran miliknya terlalu oriental. Itu dirasakan berjalannya waktu padahal James menjual makanan halal.

Pada Januari 2012, ia pun menggencarkan singkatan SBL biar lebih mengena. Ini upayanya agar masyarakat muslim juga mau datang dan menikmati. Menu andalan SBL Semarang adalah gurame goreng garing disiram saus mangga.

Menu oriental bebek panggang dicampur saos khas oriental. Ini dua menu sangat direkomendasikan bila kamu mampir. James juga menyediakan masakan familiar seperti capcay, fuyunghai dan ayam pandan. Biar lebih mengena di lidah maka dicampur sosis khas Semarang dan Solo.

Jemes lebih senang menyebutnya masakan khas Semarangan. Di sini juga terdapat menu western namun bukan diutamakan, seperti sandwich, french fries, dan camilan khas lain. James menyisipkan jajanan khas Semarang masa kecilnya dulu.

Publik Semarang umumnya antusias tetapi butuh trik penyesuaian. Pokoknya dia harus menyuguhkan sesuai selera orang Semarang. Mereka lebih senang masakan manis. James ke depan akan menambah daftar menu khas Indonesia.

Ingin menambah sop buntut dan iga bakar yang terkenal di manca negara. Tempat ini memiliki satu minuman khas koktail. Namanya triple SBL paling banyak dipesan. Lantas mereka punya dragon ballz berupa jus buah naga, SBL sunrise berisi campuran aneka jeruk, dan teh tarik.

Jemas meyakinkan banyak pilihan jus, cocktail, mocktail, dan aneka kopi. Harga makanan di sini sangat logis, yakni Rp.35 ribu sampai Rp.218 ribu untuk makanan, dan Rp.15 ribu sampai Rp.20 ribu untuk minuman.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

코멘트