Pengusaha selalu untung begitu julukan bisnis ayam. Bambang Krista mereguk rejeki jualan ayam. Tapi bukan berarti berbisnis ini tanpa kendala. Ia sempat bangkrut dan kembali ke ayam. Jualan ini sangat diminati terutama memenuhi kebutuhan ibu kota.
Jatuh Bangun Usaha
Bahkan pembeli datang sendiri ke kandang bukan dicari. Tidak perlu memasarkan DOD sudah cukup hasilkan uang. Rejeki jualan ayam memang banyak sumber tetapi bukan mudah. Bambang sempat jatuh bangkrut lantaran krisis moneter 1998.
Masalahnya, ketika itu, para peternak harus gulung tikar lantaran harga pakan naik tajam sampai ke langit. Sementara itu, malahan harga ayam menurun mengikuti daya beli masyarakat yang menurun drastis, kita tidak bisa jual mahal- mahal karena tidak akan terbeli.
Peternakan ayam boilernya gulung tikar alhasil dia menganggur. Bambang kehilangan pekerjaan. Ia lantas bantang stir menjadi pedagang sembako. Berjualan sembako tidak berlangsung lama. Tahun 1999, datang seorang temannya mengajak bekerja di usaha pembibitan ternak atau breeding farm.
Walaupun dia telah bekerja bukan berarti berhenti wirausaha. Sang pengusaha selalu untung karena tidak lupa asal. Bambang masih berternak ayam boiler walau tidak banyak. Jumlah ayamnya sudah mencapai 100 ribuan.
Sayangnya, nasib seolah kembali mendorong Bambang jauh, dimana malang tidak dapat ditolak ketika krisi kembali menerpa. Pada 2003, krisis melanda Asia, peternakan Bambang kembali runtuh hingga rugi besar.
Dia rugi sampai semua hartanya habis menutupi kerugian. Kegagalan kedua menyadarkan, bahwa ini sangat beresiko tinggi, beternak ayam boiler gampang runtuh ketika pakan mahal. Maka Bambang melirik ayam kampung, walau dimasanya pamor ayam kampung kalah jauh dibanding ayam ras.
Bambang nekat membudidaya walau tidak punya pandangan. Tidak memiliki pasar jelas, namun si ayam kampung lebih tahan akan penyakit dibanding ayam buras (bukan ras). Ayam tahan penyakit sekaligus biaya pemeliharaan murah.
Perawatan murah karena tidak dengan sistem intensif seperti beternak boiler. Masuk 2008, Bambang makin mantap berbisnis ayam kampung, dimana dia memelihara buat diambil telurnya. “Awalnya sulit untuk mempromosikan telur ayam kampung,” tuturnya.
Tidak kehabisan ide, dia mulai mengemas telur ayam sebagus mungkin, sampai layak masuk pasar retail. Dia mampu memasukan telur sampai ke supermaket. Caranya memang jitu, tak sampai satu tahun, ayam kampung kemasan miliknya laris manis karena berkualitas.
Bambang mampu menjaga kualitas sampai untung 50% lebih. “Dengan pengemasan yang lebih baik, saya bisa untung lebih banyak,” tuturnya.
Sukses mengembangkan bisnis penjualan telur ayam sekarang apa. Bambang mulai mengembangkan peternakan ayam. Resiko bisnis pembibitan ayam lebih besar dibandingkan menjadi peternak. Tetapi, taukah kamu, bahwa pebisnis pembibitan ayam kampung sangat beresiko tinggi.
“Karena itu saya yakin bibit saya akan laku,” Bambang meyakini. Dengan menjadi penyuplai bibit maka dia tidak perlu bersaing ketat dengan peternak lain.
Bambang menjual DOD ayam kampung sebanyak 7000 sampai 10.000. Omzetnya mencapai Rp.200 juta perbulan. Telur ayam kampungnya mampu menyuplai pasar tradisional dan modern. Kebutuhan DOD atau bibit ini datang dari sekitaran Jabodetabek dan beberapa peternak di Jawa Barat.
Keuksesai pengusaha asal Solo tersebut didukung pamor ayam kampung. Makin masyarakat sadar akan kualitas gizi ayam kampung, maka semakin banyak orang mengkonsumsi. Bahkan sekarang ada pandangan bahwa ayam kampung lebih mahal daripada boiler.
Walau mahal, toh orang tetap membeli karena memang lebih bergizi dan sehat. Sebelum kamu coba, ada baiknya meniru Bambang melakukan riset terlebih dahulu. Carilah bibit ayam kampung yang berkualitas diternakan. Dia meniliti dengan baik induk unggul hingga telur ayam layak ditetaskan.
Tidak Lupa Diri
Berkat ketekunan, ia menemukan DOD ayam kampung unggulan yang diberi nama DOD ayam super. Keunggulannya dapat dipanen lebih cepat dibanding DOD ayam kampung biasa. Dibutuhkan enam kali perkawinan silang untuknya menemukan ayam ini.
Dibutuhkan waktu empat sampai enam bulan membesarkan DOD. Dimana miliknya bisa dipanen dalam tempo dua bulan. Setelah ia menemukan ini barulah mantap membuka peternakan ayam. Ini lalu dijual ke peternak lain guna dibesarkan.
Nama Bambang Krista populer diantara peternak ayam kampung. Kualitas DOD -nya begitu bagus untuk dikembang biakan. Harga jual ayam kampung dibanding ayam buras sekarang. Ayam buras perkilogram Rp.16.000 dibanding ayam kampung yang Rp.25.000 per- kilogram.
Menjadi pengusaha sukses tidak boleh melupakan orang lain. Bambang mengajak 20 peternak binaan di daerah Jonggol, Bogor. Mereka tadinya menggantungkan hidup melalui berdagang saja. Peternak ini mendapatkan pasokan DOD dari Bambang.
Para peternak Jonggol mampu hasilkan 5000 ekor ayam siap panen. Selain membina peternak, dia juga aktif memberikan seminar ke berbagai kota bertemu sesama peternak. “Motivasi saya adalah berbagi ilmu,” ujar Bambang.
Menggabungkan beternak ayam modern dengan kampung menghasilkan. Bila dulu, peternak butuh waktu sampai tiga bulan lebih untuk panen, sekarang bisa panen dalam 45- 60 hari. Namun demikian, peternak ayam kampung besar masih dapat dihitung dengan hitungan jari.
Peternak ayam kampung kebanyakan sekala menengah dan kecil. Banyak orang beranggapan ayam kampung bisnis recehan. Padahal Bambang menjelaskan ayam kampung lebih stabil dan mampu bertahan di masa depan.
Masa depan cerah karena beternak ayam kampung juga tahan penyakit. Harganya lebih mahal bila dibandingkan ayam boiler. Soal kelemahan masa panen panjang sudah dapat teratasi. Ayam kampung hasil penelitian Bambang memang super.
Mempercepat masa panen berarti memperkecil biaya produksi. Ini juga mengurangi resiko kematiaan karena jangka perawatan panjang. Harusnya orang lebih tertarik akan beternak ayam kampung. Maka Bambang gencar membagika ilmunya mengenai ayam kampung.
Dia mengajarkan cara beternak ayam kampung efisien. Ia rutin memberika pelatihan beternak di daerah Cibubur dan Bekasi. Tidak hanya itu, dia kerap diundang menjadi pembicara mengenai ayam kampung. Sembari Bambang membangun jaringan usaha sesama peternak ayam kampung.
Mereka berkomunikasi agar memastikan harga tidak jatuh. Harus saling membantu karena sama- sama punya kepentingan. Bambang pun memberikan pelayanan gratis ke berbagai daerah. Bambang paling mewanti- wanti mengenai kebersihan kandang.
Tempat kotor akan menjadi rentan virus penyebab kematian. Sirkulasi udara juga harus bagus, agar kandang mempunyai sirkulasi udara. Pastikan kandang dan lingkungan steril sebelum melepaskan bibit ayam.
Jangan biarkan ayam berada di lingkungan tidak tenang. Ayam harus dilingkungan tenang dan tidak dimasuki sembarang orang. “Karakter ayam itu sensitif dan gampang stress kalau ada perubahan disekitar,” jelas Bambang.
Meski sudah berpengalaman dia masih sempat merugi. Pernah dia tidak hati- hati hingga bibit yang akan dijual mati seketika. Setelah diteliti, itu ternyata karena virus yang berkembang biak di dalam kandangnya. Alhasil Bambang menjadi berhati- hati sekalipun telah menjadi peternak besar.
Disela waktu dia sibuk menulis buku tentang beternak ayam kampung. Total ada tiga buku pernah ditulisnya yang laris diserbu pembeli. Buku- buku tersebut dibeli baik untuk kepentingan beternak atau keperluan studi. Buku tersebut ditulis untuk memenuhi keinginan masyarakat mengenai ini.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.