Lulusan SMP Jadi Pengusaha Pia Beromzet Ratusan Juta

Yorumlar · 39 Görüntüler

Walau lulusan SMP tetapi berhasil mendalami kewirausahaan. Satiman jadi pengusaha pia berbekal tekat merubah nasib. Pendidikan bukan penghalang dia menjadi pedagang ulung. Dari nol usahanya dirintis, hingga  itu terbesar keseluruh kawasan di Jawa Tengah dan punya banyak pekerja.

Walau lulusan SMP tetapi berhasil mendalami kewirausahaan. Satiman jadi pengusaha pia berbekal tekat merubah nasib. Pendidikan bukan penghalang dia menjadi pedagang ulung. Dari nol usahanya dirintis, hingga  itu terbesar keseluruh kawasan di Jawa Tengah dan punya banyak pekerja.

 
Pria asal Magelang, Jawa Tengah, yang mempekerjakan 3000 pegawai. Usahanya beromzet Rp.950 juta hanya bermodal kue pia. Keinginan merubah nasib menjadi semangat ia berusaha. Dia yang tak bersekolah lagi, memiliki asa membuat sesuatu bernilai bagi orang lain.
 
Pria kelahiran Pangkalpinang, 18 Oktober 1971, sukses berkat pemahaman bahwa wirausaha tidak butuhkan modal (uang). Pandangan Satiman ialah memberikan manfaat bagi masyarakat. Jadi dia menjalankan usaha ini tanpa berharap muluk- muluk.

 

Usaha Sederhana

Dia berpikir manusia bernilai bila memberikan manfaat ke manusia lain. Terutama ia ingin menjadi bermanfaat bagi masyarakat sekitar dulu. “Manusia itu mahluk sosial sehingga kesuksesannya juga harus dinilai secara sosial,” tuturnya.

Satiman ingin menolong Indonesia yang tingkat penganggurannya tinggi. Aneh kan, Satiman lulusan sekolah menengah pertama malah lebih peduli. Dia lalu berbisnis kue pia. Pikirnya sederhana bahwa belum banyak pemain. Peluang Satiman mengembangkan pasar masih terbuka luas.

Selain itu, fakta bahwa pia bersifat kering sehingga tahan lama, bisa sampai satu bulan. Walau tanpa bahan pengawet. Inilah mengapa Satiman mau berbisnis kue pia, panganan campuran kacang hijau dan gula yang dibungkus tepung.

Kue ini lebih populer di kawasan Yogyakarta bernama bakpia. Satiman membangun Pia Gemilang Jaya, menawarkan aneka rasa mulai dari coklat, keju, kacang hijau dan hitam. Usahanya ini berbasis di Comal, Jawa Tengah, mempekerjakan 300 orang pegawai.

Meski dia lulusan SMP semua berjalan lancar sampai sekarang. Satiman sahari memproduksi sampai 8000 kotak isi 10 potong pia. Harganya Rp.3000 perkotak, dengan penghasilan harian Rp.24 juta, atau dapat Rp.750 juta perbulan.

Satiman tidak hanya memasarkan sendirian. Ada mitra yang memasarkan di Semarang, Purwokerto, Magelang, Jombang, Bali, Samarinda, Cilacap, dan Bogor. Dari sanalah, Satiman mendapatkan jalur pemasukan baru senilai omzet Rp.200 jutaan perbulan.

Total ia mampu menghasilkan omzet sampai Rp.950 jutaan. Usaha ini memproduksi ribuan potong dan menghabiskan 140 sak tepung terigu. Mengapa Satiman mampu sukses bukankah dia memiliki latar belakang pendidikan rendah.

Faktanya ini berkat ketekunan dia belajar semenjak masih muda. Tidak masuk sekolah, Satiman tetap belajar walau di tempatnya kerja dahulu. Dia sempat bekerja di perusahaan pembuatan kue di Jakarta. Dari sales sampai pembukuan pernah dijalaninya.

Satiman telah berpengalaman mengurus penjualan sampai pembukuan. Pengalaman tersebut berhasil menempa kemampuan Satiman mengatur usaha. Prestasinya cemerlang, alhasil dia ikut dipindahkan ketika perusahaan membuka cabang baru di Semarang.

Ia ditugaskan mengelola cabang baru. Di ibu kota Jawa Tengah ini, pada 1990, dimulailah Satiman mencicipi aneka makanan khas Jawa termasuk pia. Setelah kenyang pengalaman dia ingin sekali bisa mengaplikasikan. Satiman kepincut pia sampai ingin membuka usahanya nanti.

Satiman lantas memutuskan membuka usaha pia di Pemalang. Pemilihan kota tersebut karena cocok untuk mengembangkan. Satiman tau bahwa Pemalang merupakan basis pecinta pia. Ini sudah sangat familiar bagi masyarakat.

Satiman juga mempertimbangkan tingkat pengangguran masyarakat Pemalang tinggi. Ini sesuai akan tujuannya membangun usaha. Rahasia sukses Satiman karena selalu menjaga kualitas produk. Buat berbisnis ini tidak menaikan harga sembarangan.

Kenaikan harga bahan baku jangan mengurangi kualitas dan kuantitas. Tidak masalah bila nantinya keuntungan menipis. Satiman menjanjikan pelanggan tidak kecewa. Pia Gemilang Jaya dikenal punya potongan pia besar- besar.

“Mudah diucapkan memang (tekun, jujur, ulet), namun sulit diterapkan secara konsisten,” ia berujar.

Dalam permodalan dia mendapatkan bantuan mantan atasannya. Dia melihat sang mantan pegawai sangat serius membuka usaha sendiri. Maka dia memberikan bantuan modal dan dibantu tenaga kerja pinjaman.

Usaha yang dijalankan berkualitas serta penuh dedikasi tinggi. Alhasil Indofood menawarkan tepung tanpa uang muka. Mereka telah percaya bahwa Satiman orangnya tidak mudah menyerah. Pekerja keras yang mampu merubah uang Rp.3 juta menjadi ratusan juta.

Mengapa sang mantan atasan mau membantu Satiman. Ternyata karena dia selalu bekerja keras dan dapat dipercaya. Dia selalu bekerja dengan baik meniti karir dari nol besar. Sang atasan bahkan mau memberi tempat produksi pertama.

Satiman menggunakan rumah atasannya pertama kali. Awalnya, dia hanya menghabiskan satu sak tepung terigu. Penjualannya mencapai 50 kotak perhari dengan varian coklat dan keju. Distribusinya terbatas di kawasan Pemalang dan sekitar.

Usaha Kekeluargaan

Pertumbuhan usahanya nampak tidak naik, ini tentu merisaukan, apalagi Satiman telah meminjam uang dari teman- teman dan saudaranya untuk tambah modal. Namun tekat kuatnya menggapai cita- cita untuk membuka lapangan pekerjaan. Dia menyadari kehidupan memang memiliki resiko.

Bahwa dia menjadi pegawai atau pengusaha sama- sama beresiko. PT. Indofood Sukses Makmur lalu mempercayakan pasokan tepung Bogasari tanpa uang muka. Perlahan tetapi pasti usahanya mulai nampak berkembang. Ini didukung strategi harga miring dalam pemasaran produk.

Jadi pengusaha jangan berpatok kepada keuntungan harian. Satiman pun menjual perbuah pianya Rp.300- 500. Keuntungan tidak bisa dilihat dari harian, bulanan, atau tahunan. Bisa saja keuntungan tahun ini turun, mungkin di tahun depan keuntungannya naik.

Tahun 2008, di Indonesia muncul krisis global, yang menghantam bahan baku pia buatannya. Harga bahan baku tidak stabil. Yang paling berasa harga tepung terigu, gula, dan minyak. Walau harganya bahan baku naik tetapi dia tidak menaikan harga produk pia.

Kue pia buatannya semakin digemari karena selalu murah. Ia tidak menurunkan kualitas pia. Selepas krisis ekonomi lewat, usaha Pia Gemilang Jaya semakin berjaya hingga keluar Jawa Tengah. Dari sini karyawan bertambah bahkan berasal dari luar kota Pemalang, terutama Magelang dan Solo.

Resep dia meningkatkan kinerja pegawai ialah melalui koneksi emosional. Bukan sekedar gaji, dia tak segan untuk turun mendatangi rumah- rumah pegawainya. Satiman akan berkunjung hanya untuk sekedar bertanya kabar.

Satiman memastikan usahanya berlandaskan kekeluargaan. Namun dia ingatkan, bahwa setiap usaha harus punya ketegasan dalam kontrol dan ketat. Tujuannya bukan mengekang melainkan memastikan pegawai bekerja sesuai standar.

Satiman berhasil membuka banyak pabrik mulai dari Bogor dan Semarang. Prinsip utama bisnisnya ialah “laku karena mutu”. Bagi Satiman keuntungan merupakan target jangka panjang. Kuncinya adalah kepuasan pelanggan.

Dia menjelaskan berbisnis kue pia pasti laku. Karena dia berpendapat, selama seseorang menyukai makanan tertentu, maka akan memilih makanan tersebut dibanding yang lain. Kalaupun mereka coba makanan baru pastilah akan kembali bila bermutu.

Ia yakin bahwa orang- orang sudah familiar akan rasa khas Pia Gemilang. Dari atasannya dia belajar banyak dan mendapatkan dukungan. Baginya karyawannya sekarang bukanlah sumber penghasilan, melainkan keluarga.

Wirausaha bagi Satiman merupakan tantangan jauh lebih besar. Satiman sosok yang periang juga sangat peduli keadaan masyarakat sekitar. “Ibaratnya, kalau mereka (pegawai) makan ikan asin, saya juga makan seperti mereka,” tegasnya.

Kebanyakan pemasaran merupakan mantan pegawai. Mereka diberinya modal buat jualan sendiri. Ia lalu melepas mereka menjadi pemasaran setelah mapan. Adapula pegawai negeri, kebanyakan para guru, yang rela memasarkan pia Satiman untuk menambah pendapatan.

Mereka juga terkadang merekrut mantan murid menjadi sub- pemasaran. Walau dia dikenal baik dan kekeluargaan ada ketegasan yang nampak. Satiman membatasi 1000 bon setiap bulan. Diwajibkan uang muka Rp.1,5 juta, hanya jaminan walau target penjualan gagal akan dikembalikan.

Ia melakukan pengawasan ketat bagi pemasaran. Semua berasal dari pengalaman panjang 10 tahun menjadi pegawai. Keberhasilan perusahaan terletak pada manajemen baik dan kontrol cermat. Dia fokus mengembangkan pia dipasarkan keseluruh wilayah Indonesia.

Ada kesempatan memasarkan keluar negeri namun tidak terburu- buru. Satiman lebih memilih untuk membangun pabrik di tempat- tempat baru. Demi mengikuti jaman, ia juga memasarkan melalui dunia digital dan menggarap pangsa pasar anak muda.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Yorumlar