Andi Taufan Biografi Pengusaha Muda Multi Talenta

Kommentarer · 28 Visninger

Bernama lengkap Andi Taufan Garuda Putra selau mandiri. Sang pengusaha muda multi talenta yang juga pemilik kafe Never Been Better Cafe Kemang. Tempatnya nyaman dengan aneka makanan khas anak muda. Pandangan Andi berkembang ke arah tidak terduga mengenai pendanaan.

Bernama lengkap Andi Taufan Garuda Putra selau mandiri. Sang pengusaha muda multi talenta yang juga pemilik kafe Never Been Better Cafe Kemang. Tempatnya nyaman dengan aneka makanan khas anak muda. Pandangan Andi berkembang ke arah tidak terduga mengenai pendanaan.

 
Pernah dirinya diajak mengembangkan perusahaan permodalan. Namun Andi melihat dari kacamata berbeda melalui orang desa. Ia berinisiatif mendirikan usaha micro finance di pedesaan Bogor. Diliat keadaan masyarakat pedesaan sangat kekurangan permodalan.
 
Dia mengajak beberapa orang untuk pelayanan sosial bisnis. Pengusaha muda yang lulusan Harvard Kennedy School, usianya 32 tahun, mendapatkan gelar Master of Public Administration. Lantas dia masuk sebagai konsultas untuk IBM Global Business.

 

Koperasi Amartha

 
IBM inilah cikal bakal Andi masuk ke dalam dunia financial. Dua tahun sudah pekerjaanya di sana berjalan. Namun dia melihat pandangan berbeda mengenai pembiayaan. Ia lantas berkunjung ke Desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat pada 2009 silam.
 
Pria kelahiran 24 Januari 1987, memiliki prinsipal mudah dipahami bagi masyarakat pedesaan. Dia membentu usaha ini sebagai koperasi. Masyarakat desa dimatanya butuh kesempatan, dimana hidup mereka miskin, tertinggal dibandingkan lingkungan sekitarnya yang telah berubah perumahan.
 
Masyarakat desa hidup tidak jelas mau berusaha tidak mepunyai modal. Nah, datanglah Koperasi Amartha Indonesia (KAI) hadir memberikan solusi berupa konsep perbankan syariah. Konsepnya merujuk kepada Grameen Bank besutan pengusaha sosial, Muhammad Yunus.
 
Desa diapit diantara perumahan dengan bentuk rumah gubuk. Dibuat dari bambu, dengan sanitasi yang seadanya, dan penarangan tidak memadai. Tidak cuma diberikan modal tetapi mereka dibantu membuka usaha. 
 
Andi bersama kawan- kawan mengajak membentuk kelompok 20 orang. Para ibu- ibu diberikan satu kali pinjaman Rp.500.000 dan pengembalian 50 minggu. Amartha juga mengadakan pertemuan rutin memastikan perkembangan kelompok usaha ini.
 
Total dia membuat lima kelompok dengan 15- 20 orang anggota. Perminggu mereka mampu buat mengembalikan uang Rp.15.000. Usaha mereka banyak layaknya ibu- ibu rumah tangga biasa. Cuma mereka diarahkan lebih mampu mengelola keuangan.
 
Amartha sendiri selalu belajar mengenai inovasi lini bisnis anggota. Para anggota akan mengerjakan usaha bersama. Nanti dari penghasilan mereka, bersama- sama membayar untuk menyaur hutang yang diberikan, atau tanggung renteng.
 
Mereka mulai juga menabung dari menyisihkan uang belanja keluarga. Andi dan Amartha memang baru dalam usaha beginian. Amartha memiliki konsep analisis panjang dalam penentuan target. 
 
Dari banyak desa itu, butuh waktu sampai ditemukan termiskin, yakni ada desa Cibeuteung Udik, Karihkil, dan Putatnug di kecamatan Ciseeng. Kebanyakan mereka tempatnya pelosok belum bisa dijamah permodalan. 
 
Warga miskin di sana mencapai 20 persen dari jumlah penduduk satu desa itu. Andi adalah sosok pengusaha muda multi talenta. Termasuk merubah konsep Amartha mengikuti kemajuan jaman. Awal mereka menangani penduduk miskin sampai 100 orang.

 

“Jangankan ke Bank, membaca dan mengisi formulir sederhana saja mereka perlu bantuan kami,” ia menuturkan.

Bertahap koperasi Amartha berubah menjadi microfinance berpredikat. Pengalaman sepuluh tahun menjadi acuannya maju. Usaha ini telah mengantungi ijin OJK sebagai micro- finance, atau bukan koperasi lagi sejak 2019.

Pada 2016, Amartha membangun konsep aplikasi pinjaman p2p lending. Mereka menjangkau lebih jauh penduduk dilebih banyak pedesaan. Berkat memanfaatkan teknologi, Amartha mampu memberi bantuan pinjaman sampai 100 miliar lebih untuk 38.000 mitra usaha mikro dan kecil.

Startup Pinjaman

Nama Amartha lekat dengan startup pinjaman karena teknologi. Namun Andi Taufan baru merubah konsep semenjak 2016 selepas kuliah di Harvard. Alumni ITB ini mengatakan berkat teknologi bisa menggaet lebih banyak. Pertumbuhan pinjaman mencapai 200% dengan resturn memuaskan.

Banyak ibu- ibu berhasil melipat gandakan usahanya. Sejak awal dia memang ingin menjembatani para pelaku usaha kecil pedesaan. Disisi lain menggunakan teknologi akan membuka peluang bagi investor masuk.

Pengusaha kelahiran Jakarta, 24 Januari 1987, bercerita bahwa pinjaman konvensional tidak dapat terukur. Ini saatnya meningkatkan daya peminjam dan investor pemberi pinjaman. Disini konsepnya menjembatani pihak pemberi dan penerima.

Kalau kamu mau memberikan pinjaman sebagai investor tinggal masuk. Karena dia memanfaatkan sistem teknologi maka aspek kemanusiaan harus dikuatkan. Inilah tugas Amartha yang menagih angsuran langsung bukan lewat perantara.

Para petugasnya memanusiakan karena tidak cuma menagih. Petugas akan pula memberi bimbingan berusaha. Termasuk ikut memberikan saran mengenai jumlah pinjaman. Memastikan agar mereka tidak meminjam lebih dari dihasilkan.

Petugas harus memahami aspek keuangan mengenai keinginan dan kebutuhan. Para petugas akan punya data lengkap mengenai penghasilan mingguan peminjam. Investor Amartha akan mendapatkan data peruntukan uang, latar belakang lengkap, hingga ada skor kredit tertinggi.

Ada tim verifikasi buat peminjam tersebut, akan diadakan pertemuan mingguan, berbentuk kelompok yang saling mengawasi dan memitigasi pengeluaran anggota. Andi juga menerapkan prinsip sejarah peminjam. Bagi peminjam baru maka cicilan tentu akan lebih besar dibanding anggota lama.

Semakin baik anggota memiliki kemampuan pengembalian dan komitmen, maka konpensasi berupa resturn yang kecil. Return biasanya 10% sampai 20% dari yang dipinjamkan. Amartha mengenakan fee 1% untuk investor dan 5%- 10% untuk peminjam.

Untuk sekarang di tahun 2017, ada 100 ribu peminjam, dan targetnya pada 2020 akan menjangkau 1 juta peminjam. Target wilayah diperluas meliputi Sumatra, Kalimantan, dan Timur Indonesia. Di Jawa sendiri, Amartha telah masuk ke pelosok- pelosok desa yang jauh dari akses permodalan.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Kommentarer