Evi Marlina satu dari mahasiswi pengusaha yang peduli. Fokusnya kepada kerajinan asli Suku Anak Dalam. Dia tidak hanya mengambil keuntungan tetapi sosial. Tetapi Evi juga mengajarkan kerajinan lain, semua agar suku anak dalam menjadi produktif dan mengikuti pangsa pasar.
Bisnis Sosial
Dia menemukan satu kerajinan bernama Ambung yang unik. Produk rotan yang biasa digunakan masyarakat suku anak dalam. Itu biasanya digunakan untuk membawa barang- barang. Mereka juga bisa memproduksi tikar rumbai dari rotan.
Ide kreatif lalu muncul dari benaknya untuk memperkenalkan itu. Ia ingin memodifikasi itu agar bisa menjadi khas Jambi. Ambung sendiri biasanya besar, lalu dia perkecil seukuran gelas, dan dimasukan ke dalam kaca. Di gelas tersebut lalu ditulisi asal mula ambung beserta asalnya dari suku anak dalam.
“Yang kita tuliskan adalah, ambung itu apa dan biasa digunakan suku anak dalam untuk apa,” ia bercerita.
Mahasiswi pengusaha ini kemudian memilih berbisnis. Evi memodifikasi udang- udangan menjadi gantungan kunci. Ia kemudian mengkombinasikan itu dengan ambung. Hasilnya mengejutkan karena itu diminati oleh Pemerintah, kemudian dijadikan plakat untuk seminar- seminar pemerintahan Jambi.
Kreatifitas Evi tak berhenti salah satunya membuat bunga rota. Evi juga mengajarkan ini kepada para anak suku dalam. Ada produk bungan rotan berbentuk bung lili air dan melati. Kerajinan rotan yang memodifikasi dari anak suku dalam tersebut masih banyak.
Evi mengatakan ada puluhan variasi yang bisa nanti dikembangkan. Mengusung nama SAD Rangke- Rangke atau dalam bahasa menarik- menarik. Benar saja namanya mampu menarik khalayak ramai.Ia memasarkan produk kerajinan tersebut dari door- to door, dari satu instansi ke instansi pemerintah lain.
Tidak peduli instansi pemerintah atau milik swasta dia datangi. Evi juga rajin mengunjungi pameran, termasuk yang diselenggarakan Bank Mandiri. Dia juga bekerja sama dengan Jambi Express untuk promosi. Evi memanfaatkan banyak cara seperto media blog, website jual- beli dan Facebook.
Perbulan rata- rata ia mampu meraup omzet Rp.6- 7 juta. Kerja kerasnya tak terbuang sia- sia, karena produk Evi mulai dikenal hingga dipasarkan keluar Jambi. Evi tidak diam kemudian ikut aktif untuk mensosialisasi. Dia melakukan pelatihan bagi anak- anak dari suku anak dalam yang terpencil.
Menjadi Pengusaha Sosial
“Saat ini terdapat 11 suku anak dalam yang fokus mengerjakan kerajinan ini,” tuturnya.
Bermula pengabdian untuk lebih mengenal suku anak dalam. Evi berserta beberapa orang merubah ini jadi usaha. Para mahasiswi pengusaha yang fokus mengerjakan kerajinan. Mereka pun sepakat untuk mengangkat derajat suku anak dalam.
Bermodal uang Rp.5 juta hasil lomba Dikti, Evi dan kawan membangun bisnis ini dan memasarkan aneka kerajinan. Hasil lomba kemudian dijadikan modal membangun galeri pameran. Mereka lalu mengajak lebih banyak suku anak dalam, mereka bekerja sama membuat aneka produk kerajinan.
Aneka kerajinan dan replika mereka cukup murah dari Rp.2000- Rp.250 ribu. Permintaan datang dari Jawa. Mereka juga menjual sampai ke luar negeri seperti Cheko. Orderan datang dengan jumlah yang besar. Evi mengatakan omzet tidak besar sekitar Rp3- Rp.6 juta, pemesanan bersifat waktu tertentu.
“Biasanya mereka (suku anak dalam) menggunakan kata Rangke ini untuk mengatakan sesuatu atau seseorang yang dianggap cantik,” Evi menjelaskan.
Didirikan 2010 silam, bisnis mereka merupakan kumpulan mahasiswa yang bersatu. Bermula dari lomba yang diadakan DIKTI atau Direktorat Penelitian Pendidikan Tinggi. Awalnya mereka tengah melakukan penelitian sembari membahas kewirausahaan.
Mereka melakukan survei kemudian pelatihan bagi anak suku dalam. Pemberdayaan dan pelatihan itu kemudian diikutkan perlombaan di Bali. Hasilnya produk mereka berhasil menarik perhatiaan para pengunjung. Meskipun penelitian telah selesai, SAD tidak berhenti malah semakin berkreasi saja.
Mereka memasarkan ke banyak tempat. Evi mengatakan beberapa teman membantu. Para mahasiswa terkadang membawa souvenir bikinan milik mereka. Tujuan awalnya untuk kegiatan sosial, bukan untuk bisnis atau profit. Mereka mengajak lebih banyak masyarakat menjadi bagian dari tim mereka.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.