Proyek ini berkolaborasi dengan startup berbasis Melbourne, Cortical Lab. Pada tahap awal, tim peneliti memasukkan 800.000 sel otak manusia ke dalam cawan percobaan (petri dish).
Hasilnya, sekelompok sel otak manusia itu mampu meminkan game 'Pong'. Tujuan dari penggabungan otak manusia dan AI adalah pengembangan teknologi otomatisasi yang lebih canggih.
Penerapannya bisa untuk berbagai sektor. Antara lain mobil tanpa awak (self-driving car), drone otomatis, hingga robot untuk kebutuhan logisitk.
"Teknologi baru ini membawa perubahan signifikan untuk masa depan. Performanya akan mengalahkan teknologi yang ada saat ini," kata kepala tim peneliti sekaligus Associate Professor di Monash University, Adeel Razi, dikutip dari Futurism, Senin (24/7/2023).
Lebih lanjut, Razi mengatakan gabungan otak manusia dan AI akan menciptakan mesin intelijen yang makin cerdas. Mesin ini akan terus belajar dan beradaptasi hingga akhir hayatnya, sama seperti otak manusia.
Bisa dibilang, mesin canggih ini ibarat 'superhuman', sebab melibatkan komponen organ manusia di dalamnya.
Razi dan timnya akan meneliti soal perkembangan sel otak melalui petri dish yang dinamai 'BrainDish'. Proyek ini digadang-gadang sebagai eksperimen paling ambisius di industri teknologi saat ini.
"Kami akan menggunakan pendanaan dari ONI untuk mengembangkan mesin AI yang lebih baik, dengan kemampuan belajar seperti jaringan otak manusia," pungkasnya.