Sang Raja sengaja sengaja ingin mengetahui sikap rakyatnya yang sedang berlalu -lalang di jalan tadi. Tampak seorang petani melintas membawa gerobak barang yang penuh dengan barang bawaan. Ketika melihat batu menghalangi jalannya, Ia langsung mengomel dan Ia pun marah-marah.
“Dasar memang orang-orang disini malas-malas..! Batu di tengah jalan didiamkan saja…!” sambil terus menggerutu, ia membelokan gerobaknya untuk menghindari batu tadi dan Ia pun meneruskan perjalannya.
Setelah itu lewatlah seorang prajurit sambil bernyanyi-nyanyi tentang keberaniannya di medan perang. Karena kurang memperhatikan jalanan, siprajurit tersandung batu itu dan hampir tersungkur.
“Aduh…! kenapa orang malas menyingkirkan Batu keparat ini?” teriak si prajurit geram sambil mengacungkan pedang. Meski marah-marah si prajurit itu tidak melakukan tindakan apapun terhadap batu itu. Sebaliknya Ia hanya melangkahi batu tersebut dan berlalu begitu saja.
Tidak lama kemudian, seorang pemuda miskin sambil membawa gerobak melewati jalan itu. Ketika melihat batu tadi, Ia berkata didalam hati, “Hari sudah akan beranjak mulai gelap, bila orang melintas dijalan ini dan orang tidak berhati-hati melintas, pasti akan tersandung. Batu ini bisa mencelakai orang.”
Walaupun Ia lelah setelah bekerja keras selama seharian, dengan susah payah pemuda itu memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah memindahkan batu, pemuda itu terkejut melihat sebuah benda tertanam dibawah batu yang di pindahkannya. Sebuah kotak berisi sepucuk surat berbunyi “Untuk rakyat ku yang rela memindahkan batu penghalang ini. Karena engkau rajin dan peduli kepada orang lain, maka terimalah lima keping emas yang ada di dalam kotak ini sebagai hadiah dari raja mu.”
Pemuda miskin itu langsung bersujud syukur dan memuji kedermawanan rajanya. Peristiwa itu pun menggemparkan seluruh negri. Raja telah mengajran pentingnya nilai kerajinan dan kepedulian terhadap sesama, serta keberanian dalam menghadapi rintangan.