Pengusaha pemilik pabrik itu bukanlah anak orang kaya, tetapi dia hanya anak penjual gado- gado. Alkisah Markus Mutoro memiliki tekad kuat merubah nasibnya. Ia memulai karirnya dari nol tanpa bantuan orang, hanya pengusaha yang memanfaatkan celah bisnis.
“Orang tua saya membiayai saya kalau saya kuliah di ATMI,” kenang Markus.
Hanya kuat bekerja selama enam bulan di Solo. Kemudian diajak bergabung dengan perusahaan milik sang kakak. Yakni PT. Enceha Pacific dimana dia bekerja sebagai penjualan. Perusahaan itu di bidang epoxy tooling.
Pemilik Pabrik Dulunya Salesman
Menjadi salesman membuatnya bisa bertemu dan berkomunikasi dengan banyak orang. Markus menjadi penjual untuk perusahaan kompen otomotif. Disinilah membuka pengalaman besar termasuk kesempatan berbisnis. Itu datang ketika salah satu pelanggan dari perusahaab Inoac Indonesia, produsen jok dan interior mobil, yang mengalami masalah.
Karena Markus dekat dengan sosok petinggi perusahaan tersebut berkat sales. Pengusaha Markus mendapatkan kesempatan untuk bisa membantu. Dia ditawari proyek stay headrest pesanan Toyota. Pasalnya produksi yang mereka buat tidak memenuhi kualitas atau direjek.
Suami Ariyanti Koswara ini menerima tawaran tersebut seketika. Bagaimana cara memproduksi komponen ini jika dia tidak punya alat- alatnya. Ada ide terbersit untuk membeli alat pembuat stay headrest lewat pemasok. Markus langsung menuju pusatnya Tangerang dan Cibubur.
“Saya membeli 10 biji di Cibubur,” kenang pengusaha ini.
Sayang komponen yang dibeli Marksus ternyata bermasalah. Seret tidak bisa dimasukan ke stoper. Ide gila muncul bagaimana jika diamplas. Mungkin kah Markus bisa melakukan hal tersebut dan berhasil. Ternyata hasilnya malah memuaskan, pihak pemesan bahkan sampai minta mengorder lagi.
Dari alakadarnya perusahaan rekanan mau memesan sampai 100 buah. Yang semula hanyalah salesman mendadak menjadi pengusaha. Markus merekrut pengangguran di sekitar rumahnya. “Saya masih ampelas sendiri,” tuturnya. Dan permintaan meningkat hingga 1000 buah dari perusahaan kecil Markus.
Bahkan saat itu dia belum resmi menjadi memiliki perusahaan sendiri. Kenekatannya berhasil menambah lagi pesanan bahkan sampai 10.000 buah. Dia memutar otak terus bagaimana meningkatkan produksi. Tahun 1994, dia bermodal Rp.25,7 juta, dibelilah beberapa mesin pres dan mesin bubut.
Karena sudah membesar maka Markus memilih untuk resign. Dia melepaskan pekerjaan menjadi salesman. Bisnis bermodal garasi yang seluas 120 meter persegi milik sang kakak. Siapa sangka, tahun 1995, pihak dari Mitsubishi mencari komponen hingga menyasar ke tempat Markus.
Perusahaanya tengah ikut membangun produk dari Mistubishi Kuda. Awalnya mereka sempat ragu karena sudah tau dimana dia berproduksi. Selain dekat pemukiman juga terlihat ala kadarnya. Sebagai perusahaan yang dipercayai produk besar, maka dia disarankan untuk pindah ke kawasan industri.
Mimpi Anak Penjual Gado- Gado
Mereka meminta Markus membangun pabrikan besar. Berbekal uang muka dari pihak Mitsubishi dia membeli tanah. Yaitu di Jababeka tanah seluas 1.4000 m2 dibelinya. Disana dibangun pabrik yang butuh waktu 18 bulan baru selesai. Untuk sementara produksi akan tetap dilakukan di garasi milik kakaknya dahulu.
Di tahun 1996 pesanan datang dari General Motor, yang mana akan meluncurkan produk bernama Opel Blazer, dan kali ini mereka minta dibuatkan produk lebih susah yakni vover engine. Usahanya berkembang komponen yang bisa dibuat semakin bermacam saja.
Suatu ketika Markus juga mendapatkan pesanan dari Philips. Yakni minta dibuatkan kompen buat rumah lampu. Beruntung mesin yang dimilikinya bersifat universal. Maka pesanan dari perusahaan non- otomotif juga mampu dilayani.
Bisnis terus semakin meluas termasuk masuk ke telekomunikasi. Melalui memasok base transceiver station (BTS). Untuk memenuhi kebutuhan pesanan yang makin beragam. Jadilah Markus membangun lebih dari satu pabrikan. Sejak 2007 minimal ada satu pabrikan baru dia akan bangun untuk kebutuhan pesanan.
Dialah spengusaha pemilik Adyawinsa Group. Siapa sangka dia hanya anak penjual gado- gado. Bisnisnya dari otomotif merambah sampai kebutuhan non- otomotif. Berikut adalah daftar perusahaan lain dibawahnya, PT. Adyawinsa Dinamika Karawang, yang mengurusi masalah stamping.
Adapula perusahaan PT. Adyawinsa Stamping Industries juga di stamping. Dia pemilik PT. Adyawinsa Plastic Industries untuk urusan plastik. Juga pemilik satu pabrik interior mobil bernama PT. Adyawinsa New World Autoliner, yang mana beroprasi di Thailand.
Diluar dunia otomotif ada perusahaan PT. Adyawinsa Telecommunication & Electrical. Pemilik satu pabrik panel matahari bernama PT. Adyawinsa Electrical & Power. Setidaknya ada 65 perusahaan yang bermintra dengan perusahaanya disini.
Banyak perusahaan besar mengordet ke dia, seperti Suzuki, General Motor, Mitsubishi, Toyota, Meiwa Indonesia, Sharp, Philips, Toshiba, Panasonic, Telkom Indonesia, Spinner, Indosat, Ericsson, Huawei, dan SCS Agit. Nah, jika sekarang kamu masih minder, lihat bagaimana seorang anak penjual gado- gado jadi miliarder.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.