Pengusaha Boneka Bulu Domba Pegawai Negeri

Komentar · 8 Tampilan

Menjadi pegawai negeri sambilan pengusaha boneka bulu domba.  Menjadi PNS tak membuat wanita berjilbab ini berhenti berkarya terus. Suatu hari, Sri Wahyuni tanpa keraguan, akhirnya memutuskan untuk keluar saja dan berwirausaha. Hasratnya menjadi pengusaha membawanya jauh. 

Menjadi pegawai negeri sambilan pengusaha boneka bulu domba.  Menjadi PNS tak membuat wanita berjilbab ini berhenti berkarya terus. Suatu hari, Sri Wahyuni tanpa keraguan, akhirnya memutuskan untuk keluar saja dan berwirausaha. Hasratnya menjadi pengusaha membawanya jauh. 

 
Bisnisnya dibilang unik yakni merubah kain wol atau bulu domba menjadi aneka kerajinan. Tak perlu jauh- jauh ke negara di kawasan Eropa, karena di Ciomas Bogor, ditempatnya telah berdiri sebuah pusat pemprosesan bulu- bulu domba.
 

Karir Bisnis

 
Jikalau di luar negeri sudah terserap sebagai sumber daya. Di Indonesia, prospek bulu domba masih saja dibawah harapan. Bahkan beberapa tempat melihat bulu domba itu limbah. Belum menjadi tren sendiri, dimana paling banter diubah menjadi bantal, ungkap Sri. 
 
Atau, bisa saja itu cuma jadi onggokan limbah yang tak laku dijual. Sebenarnya kalau saja diolah bisa menjadi aneka souvenir cantik. Untuk pembuatan sendiri dia lakukan sendiri atau hand made.
 
Ibu tiga anak tersebut mendirikan perusahaan bernama PT Swen Inovasi Transfer. Dengan tangan- tangan terampil dari pegawai di perusahaanya, maka jadilah aneka souvenir seharga Rp.10.000 – Rp.500.000. 
 
Soal omzetnya dijelaskan oleh marketing -nya ketika ditemui pewarta. Bisa mencapai angka Rp.10 juta loh.
 
Bertempat di kawasan Ciomas Bogor, Jawa Barat, workshopny menyatu dengan usaha lainnya di bidang pertanian. Secara umum usaha milik Sri dibawah bendera PT. Swen Inovasi Transfer, yaitu meliputi bidang produksi dan pemasaran peralatan peternakan. 
 
Dengan usaha barunya yakni membuat aneka kerajinan dari bulu domba. Sebuah usaha kecil- menengah tengah mengembangkan sayap usahanya. Jika kamu berkunjung disini; sejumlah karyawan akan tengah asik bekerja.

 

Mereka membuat barang seperti kemoceng, taplak, hiasan dinding, dan yang terbanyak adalah produksi aneka boneka termasuk bonek hewan ternak. Sayangnya, meski sukses, ada beberapa kendala termasuk yaitu kurangnya beberapa peralatan.

“Memang ada peralatan yang masih harus diimpor seperti jarum khusus untuk membuat boneka yang kami impor dari Jepang,” ujarnya kepada Tabloidsinartani.com.

Awal usaha, Sri Wahyuni sudah membawa aneka peralatan impor dari Slandia Baru, tempatnya aneka hasil karya wol. Memang harus membeli peralatan tersebut. Namun, dia bertekat agar bisa memproduksi sendiri peralatannya agar bisa menghemat biaya produksi.

Untuk cara membuatnya Sri menjelaskan ada beberapa tahapan perlu dilalui. Pertama- tama, bulu hasil dari pencukuran dicucinya bersih. Jika diperlukan menggunakan pemutih. Kemudian bulu domba disisirnya, lalu digulung, dimana untuk itu bisa langsung dijadikan boneka. 

 
Atau, kamu juga bisa memintalnya dulu dijadikan benang untuk kemudin diolah lagi. Ia sendiri tak mau sukses sendiri. Dalam perjalanannya, ia juga membuka kursus buat kita belajar. Secara rutin usahanya termasuk pusat pelatihan yaitu Pelatihan Pengolahan Bulu Domba. 
 
Dimana disediakan fasilitas ruang pelatihan bagi kita yang berminat. Soal biayanya dipatok Rp.4,5 juta per- orang, dengan tambahan yaitu jika sepuluh orang, waktunya bisa disesuaikan. Materi juga sudah termasuk bagaiman cara membudidaya wol buat komersil. 
 
Dimulai dari merawat domba, proses pencukuran, dan proses pembuatan bulu- bulu domba. Prospek bisnisnya ada, adapula buat kamu yang cuma mencari hobi baru. Membuat boneka bisa jadi satu aktifitas mengisi waktu- waktu luang di rumah saja. Soal peralatan, tenang, perusahaan miliknya juga menyediakan aneka peralatan untuk kita beli.

 

Usaha Biogas

Usut- punya usut seperti yang sudah dikutip dari laman Mongabay.co.id. Usahanya tengah mengembangkan traktor biogas. Di depan gerbang tempat workshopnya akan ditemukan “Pertanian Terintegrasi Ramah Lingkungan Menuju Mandiri Pangan dan Energi” dan ada kebun percontohan. 

 
Kamu akan menemukan kebun tertata rapih di sebuah ruang terbuka, dimana ada pohon jambu biji, mangga, kedondong, dan lengkeng. Bukan cuma kebun, tapi, ditempatnya itu ada pula tempat kandang sapi dan domba. Ada empat ekor domba sehat disana tengah makan rumput. 
 
Disana, ada pula sapi tegap, yang mana cuma ditugasi untuk makan rumput, tidur, dan buang kotoran. Nah, kotoran inilah yang tengah penulis bicarakan, dari usaha bulu domba, selain itu ada pula usaha pengumpulan kotoran baik sapi dan dombanya. 
 
Selain itu sebagai tambahan tempat itu juga punya 30 ekor ayam; tugasnya bertelur dan buang kotoran juga. Baginya inilah konsep pertania ramah lingkungan. Jangan salah dari segi kebersihan tempat itu sangatlah bersih seperti ada di dalam foto- foto unggahan Mongabay.com. 
 
Lantas Sri menunjukan tabung gas biru atau istilahnya tabung digister. Itu adalah tangkir reaktor biogas yang terbuat dari fiberglass. Dalam digister itulah kotoran diubah jadi biogas. Kotoran ternak diubah jadi gas biru tidak berbau. Sri juga menyebutkan kamu tak perlu khawatir; biogas tak meledak.

 

Semua hal di tempatnya adalah pengolahan bersinergi. Tak ada yang terbuang dari tanaman, binatang, dan juga limbahnya. Ya, dengan energi biogas tak cuma menghidupi Sri dan pekerjanya sendiri, tapi juga berarti bisa menghidupi orang- orang lain, terutamanya di daerah terpencil dan perbatasan. 

 
Konsep tengah dibangunnya adalah konsep ketahanan pangan. Sudah pasti sehat lah, karena semuanya tidak ada zat kimia. Dari ayamnya, baik daging dan telurnya bisa dimakan, bahkan apa yang dikeluarkan bisa dijadikan pupuk.

 

“Bahkan, seekor sapi yang saya beli tahun lalu seharga 13 juta rupiah, harganya kini dua kali lipat saat dijual saat lebaran kurban mendatang. Ini semua manfaat biogas,” ujar wanita 42 tahun ini. Tak hanya memberi pelajaran tentang ketahanan pangan kepada masyarakat dan pemerintah setempat. 

 
Sri mengambangkan aneka lini bisnis agri dan energi untuk mempermudah.. Pengusaha boneka bulu domba ini menciptakan kompor biogas, lampu, penanank nasi, hingga traktor berenergi biogas. 
 
Produksinya tak cuma dari energi kotoran binatang, bisa juga dari limbah sawit, ampas tahu, bungkil daun jarak. Tidak ada rasa mencampur ketika digunakan memasak, tak ada bau, dan rasa khawatir akan meledak.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar