Pengusaha Keripik asal Banyuwangi Berbagi Kiat

Yorumlar · 108 Görüntüler

Namanya Abdul Majid Firdaus, pengusaha keripik asal Banyuwangi yang sukses berkat kegigihan. Ia pun berbagi kiat kepada masyarakat melalui Pemkab Banyuwangi. Dia menjelaskan bahwa kita harus pantang menyerah. Firdaus meraup untung Rp.6 juta perbulan dari berbagai jenis keripik.

Namanya Abdul Majid Firdaus, pengusaha keripik asal Banyuwangi yang sukses berkat kegigihan. Ia pun berbagi kiat kepada masyarakat melalui Pemkab Banyuwangi. Dia menjelaskan bahwa kita harus pantang menyerah. Firdaus meraup untung Rp.6 juta perbulan dari berbagai jenis keripik.

 

Firdaus, pria asal Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kini menjual keripik singkong, talas, keripik pisang dan rengginan. Dulu dia berjuang keras memasarkan hingga terbantu pemerintah.

 

Dia mengenang pahit manisnya perjuangan. Pada 2003, dirinya merintis usaha keripik, lalu membuat keripik berbekal peralatan rumah tangga. Dia bersama istri Siti Nur Qoyimah. Mereka membuka usaha bermodal uang Rp.300 ribu.

 

Uang segitu dibelikan segepok pisang, minyak goreng, dan plastik kemasan. Pagi hari diawali Firdaus mengupas pisang, merendam, menggoreng, sampai mengemas keripik. Dia mulai proses produksi sejak selepas Sholat Subuh, atau pukul 16.00 dini hari.

 

Sederhana usaha dijalankan pengusaha keripik asal Banyuwangi tersebut. Tiga hari dipakai buat tahap produksi. Tiga hari kemudian melakukan pemasaran. Dilanjut satu hari dipakai bapak beranak dua tersebut istirahat.

 

Dia menitipkan keripik pisang ke warung atau dijajakan ke tetangga. “Saya memasarkan keripik pisang dengan sepeda onthel yang saya miliki ke beberapa warung terdekat,” begitu kiatnya.

 

Firdaus kemudian mengecek beberapa hari kemudian. Dia akan mencari tau apakah laku atau tidak. Ia sering mendapati keripiknya kurang laku. Tidak semua konsumen menerima keripik buatannya, dan banyak tidak membeli lagi. 

 

Kejadian begitu dirasakan diawal sampai berminggu- minggu, bahkan sampai berbulan- bulan. Hampir dia putus asa. Tetapi usaha dijalankannya baru seumur jagung. Firdaus tidak jadi menyerah. Malah dia mengikuti aneka pelatihan yang dilakukan pemerintah daerah.

 

Dia diajari memproduksi keripik, mengemas, sampai memasarkan. Barulah di 2005 silam, usahanya mulai berkembang, itu berkat terbuka pikirannya melihat ke depan. Dia melihat berbeda mengenai jualan keripik. Termasuk Firdaus mulai membangun jaringan dan berkembang.

 

Pelatihan- pelatihan memberikan pengajaran mengenai cita rasa. Diajarkan pula mengenai membangun jaringan. “Saya sangat berharap sekali pemerintah terus melakukan edukasi kepada masyarakatnya melalui pelatihan- pelatihan,” tuturnya.

 

Dia telah memiliki tiga orang karyawan. Firdaus pun telah mengirim produk sampai keluar daerah. Itu berkat banyuwangi-mall.com. Inovasi pemerintah daerah tersebut memberikan peluang. Pemkab coba memanfasilitasi pemilik UMKM asal Banyuwangi biar online.

 

Dia menembus pasar Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Firdaus juga menitipkan keripik ke toko- toko oleh- oleh khas. Barbagai festival kebudayaan di Banyuwangi juga membantu. Disana tempatnya pemilik usaha UMKM memamerkan produk.

 

Pengusaha asal Banyuwangi bisa membuka stand. Mereka bisa menerima pesanan keluar daerah. Dia selalu mengingat semua karena ridha Allah. Ada tiga prinsip usahanya sampai sesukses sekarang: Satu, dia selalu belajar, dan kedua, dia tidak menyerah.

 

Ketiga Firdaus selalu berserah diri dan berdoa. “Tanpa adanya ridha Allah, mustahil saya bisa seperti sekarang,” tuturnya.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Yorumlar