Dirinya dikenal pengusaha banyak usaha. Profil Gisneo Pratala Putra sempat ingin menjadi penguasa dunia. Dia dikala masih sekolah dasar. Bertumbuhnya waktu, dia menyadari bahwa kunci kesuksesan terletak pada teknologi. Gisneo Pratala atau akrab dipanggile Neo mendirikan aneka usaha teknologi.
Menjadi technopreneur merupakan perjalanan panjang. Dia menjelaskan merintis semuanya. Dimana dia mendapatkan cemooh sepanjang perjalanan. Bayangkan Neo lulusan Universitas Gajah Mada, namun punya IPK 2.00, lulus 7 tahun, dan direndahkan investor.
Banyak Usaha
“Pernah nungguin investor 3 jam. Dia janjiin buat ngobrol 1 jam, terus dibilang kayak hidupmu sampah, idemu enggak akan berjalan di market,” kenangnya.
Ia melanjutkan, “mending kamu enggak bikin startup!”. Hinaan investor malah membuatnya semangat berwirausaha. Pengusaha muda Neo mulai bekerja keras kembali. Ia kembali menekuni idenya dan memperbaiki masalah.
“Aku digituin nggak sakit hati. Ya sakit dikit lah gitu, terus aku bilang oke ideku sampah. Terus sebaiknya gimana,” ucap Neo, yang dikenal sebagai founder dan CEO Wideboard.
Widboard merupakan aplikasi menyatukan sistem korporasi. Sistemnya menguhungkan antar divisi dalam perusahaan. Aplikasi ruang buat sistem komunikasi terintegrasi baik email maupun data. Alat yang juga mampu mengumpulkan data dan kinerja pegawai real time.
Ia mengambil jurusan teknik mesin Universitas Gajah Mada. Sedari awalnya ia tidak menginginkan masuk teknik mesin. Maka Neo sudah memiliki pandangan tidak mengandalkan ijasah. Sudah ingin menyiapkan ancang- ancang menghadapi dunia luar.
Dia bahkan sadar sudah punya dua kemungkinan masa depan: Neo akan menjadi penjual pulsa. Atau terpaksa dia akan berjualan cilok. Tidak mau. Neo ingingkan perubahan besar dalam hidup. Kuliah di bidang tidak diminati alhasil Neo molor sampai 7 tahun.
Kerja keras mambuatnya diminati perusahaan milik negara. Sempat teknologi miliknya dipakai oleh PT. Kliring Berjangka Indonesia. Neo juga pernah menjabat anak cucu perusahaan milik negara, namanya PT. Garuda Tauberes Indonesia.
Kesuksesan tersebut makalah Neo diajak bergabung ke Citilink. Dia berkarier menjadi vice- president bidang teknologi informasi sejak Desember 2018. Neo miliki 38 kaos abu- abu. Menurutnya dalam sehari orang melakukan 3 juta kali keputusan.
Neo tidak mau menghabiskan waktu memilih pakaian. “Aku enggak mau repot- repot untuk nentuin aku mau pakai kaos apa. Jadi aku punya kayak gini itu setiap hari jadi aku tinggal pake baju yang sama celana sama,” tuturnya.
Profil Gisneo Pratala
Neo semenjak kecil sudah menyukai bidang IT. Namun dia memplajari semuanya melalui otodidak. Untuk masakah komputer dia melalukan pembelajaran mandiri. Bayangkan masih kecil sudah pandai bahasa pemrograman.
Ketika masuk SMP, Neo sudah mampu meretas komputer, ketika SMA dirinya sudah mampu dalam hal internet pusat. Dia mampu meretas router sekolah mati. Dia juga pernah sempat membajak sistem komputer kepala sekolah.
Lewat begitu Neo menikmati akses internet lebih cepat. “Jadi saya tetap lancar akses internet,” terang Neo kapada Balairungpress.com. Pria kelahiran Solo, yang ayahnya merupakan pegawai Freeport, cerita bahwa waktu akan dilahirkan ayahnya naik pesawat.
Ketika hamilnya berada di ketinggian hingga turbulensi pesawat. Ayahnya lantas memberi nama yang berdasarkan suku Bugis, dan arti Kalimantan sendiri. Yakni bernama Gisneo berasal dari kata Borneo atau Kalimantan.
Begitu dilahirkan dia sempat tidak bernafas beberapa saat. Kemudia dia dimasukan inkubator dan kembali normal setelah 6 jam. “Kehidupan saya sebenarnya adalah keajaiban sejak awal,” tuturnya.
Sempat inginkan mengembangkan dunia teknologi. Neo tidak pernah menutup kemungkinan lain. Seperti ketika dia memilih masuk jurusan teknik mesin Universitas Gajah Mada. Neo sempat ditawari beasiswa di luar negeri, di Jerman lewat Freie Universitat Berlin dan Fachoschule Aachen.
Dia tertarik ekonomi dan bisnis juga. Karena ayahnya menginginkan anaknya kuliah di Indonesia. Neo mengalah. Dia mengikuti keinginan ayahnya masuk ke Universitas Negeri unggul. Pilihan jurusannya antara ia menjadi dokter atau teknik mesin.
Neo setuju masuk teknik mesin. Masuknya gampang tetapi kalau keluar masih bingung. Neo sangat menyukai dunia bisnis. Dia sempat berjualan barang antik. Kemudian dia berjualan produk lain, sampai ikut menerima proyek dari dosen.
Dia sempat ditegur karena nilainya buruk. Tetapi Neo mampu menyelesaikan proyek memuaskan. Dia pernah berandai,”seandainya nilai itu dibayar pake cashback. Saya yakin nilai kuliah saya akan bagus.”
Neo sendiri mulai bosan berjualan barang dikala itu. Kemudian dia berencana kembali ke akarnya, yakni teknologi dan menjadi technopreneur. Pertama dia membuat game bernama Chip Champs. Ia lalu membuat aplikasi pencari nyamuk (MOLO, Musquito Locator).
Dilanjut Neo mendirikan Drops yang menjadi titik balik. Aplikasi Drops membantu mengurangi pencemaran air. Inilah yang kemudian dilirik Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan United Nation Global Pulse.
Kenapa dia memilih berbisnis internet ternyata berdasar data. Bahwa 88,1 juta penduduk Indonesia pengguna internet, dan 79 juta merupakan pengguna sosmed. Total pertumbuhan 15% pengguna internet, 10% pengguna sosmed, dan 6% pengguna smartphone.
Usaha rintisannya Circustudio dan Wideboard. Neo memiliki tim solid, Alfian, Dhafin, Ridwan, Rian dan Bintang. Mereka penyemangat Neo tetapi berbisnis teknologi. Neo pun menjadi konsultan bagi perusahaan lain, seperti PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, dibawah devisi Bogasari.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.