Pemilik Kaos C59 Pengusaha Marius Widyarto

Comentários · 78 Visualizações

Siapa sih pemilik Kaos C59 ialah pengusaha Warius Widyarto. Kaos C59 yang asli Bandung, dan buat yang belum tau, kaos merek C59 telah menjadi legendanya kaos sablon lokal. Kaos merek ini punya ciri khas ikon, tulisan, serta gambar- gambar lucu.

Siapa sih pemilik Kaos C59 ialah pengusaha Warius Widyarto. Kaos C59 yang asli Bandung, dan buat yang belum tau, kaos merek C59 telah menjadi legendanya kaos sablon lokal. Kaos merek ini punya ciri khas ikon, tulisan, serta gambar- gambar lucu.

Marius Widyarto, adalah orang dibalik desain dan nama bekennya, siapa sangka bisnis yang dimulai sejak 1980 ini, cuma bermodal uang Rp.5 juta. Pemasaran cukup melalui kediamannya sendiri di Jalan Caladi nomor 59, Bandung, Jawa Barat.

Soal nama kalian pasti sudah menduga dari mana C59 itu berasal. Pada tahun 1980 menjadi titik balik bagi seorang Marius Widyarto atau sering disapa Kang Wiwid. Di tahun tersebut memilih berbisnis berarti harus sedikit berkorban.

Nekat Bisnis

Ia menggunakan uang kado pernikahan sebesar Rp.5 juta untuk modal. Uang tersebut dibelikannya saebuah masin jahit serta dua buah mesin obras untuk modal pertama. Tak langsung bekerja, ia harus memanfaatkan sedikit bantuan dari teman terdekat dan beberapa kenalan.

“Ya kalau sekarang besaran nominal, jaman dahulu di 1980-an mungkin sebesar Rp5 jutaan,” ungkapnya saat berbincang dengan okezone.com.

Awalnya, Kang Wiwid cukup mengandalkan jaringan disekitarnya, seperti teman- teman terdekat yang juga kebetulan mempunyai komunitas hobi, seperti motor, terjun payung, off road, dan lain sebagainya.

“Saya punya teman banyak, komunitas motor, terjun payung, dan off road. Itu  menjadi network pemesanan kaos,” bebernya. Usaha tersebut dimulai bersama sang istri tercinta Maria Goreti, dan seorang pembantu.

Kala itu angan- anganya agar bisa membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain. Pada tahun- tahun itu bisnis kaos oblong sudah marak.

“Dulu sudah ada pesaing, tapi bagaimana saya mendesain t-shirt dengan desain yang aneh. Waktu itu sablonan kalau di cuci hilang. Akhirnya saya menciptakan bagaimana sablonan ini tidak hilang yaitu dengan sablon karet. Di situlah mulai booming,” jelasnya.

Selain keunikan dari jenis sablon yang tidak mudah hilang tersebut, C59 masih punya kunikan lain. Laki- laki yang memang dikenal akan kreatifitasnya ini, mengatakan hal lain yang unik dari kaos sablonnya ialah cara pengerjaan kaosnya.

Kaosnya tidak memiliki sambungan disisi kiri dan kanannya, ini membuat kaos terasa lebih nyaman karena lebih halus terktur dalamnya. Dua hal tersebut yang menjadikan kaos oblong C59 unik, dan ini menambah nilai jual diantara ketatnya persaiangan.

“Seperti misalnya, kaos tidak ada bagian sambungan, di bagian kanan dan kiri ini tidak ada sambungan. Itu yang menjadi salah satu unique selling point dari saya, meski ini berawal di gang sempit. Memang bukan saya yang pertama, tapi produk ini banyaknya di luar negeri,” terangnya.

Sebelum menemukan jalannya, ketika masih belum sesukse sekarang, Kang Wiwid sekedar melayani kaos bergambar yang teknik pengerjaanya masih sangat sederhana, hanya menggunakan sistem komputer. Tak ada nilai jual untuk bisnisnya.

Yang terpenting dari seorang pengusaha menurutnya adalah keberani untuk mengeluarkan ide kreatif. Dari awalnya hanya obrolan santai, jika kita kreatif sebagai pengusaha maka bisa menjadi ide dalam membuat sebuah desain kaos.

“Dulu pas sekolah, ide nakal, cerdas, simpel. Kata-kata selalu ada. Ide kreatif bisa berasal dari mana saja, celetukan. Karena saya punya ide. Saya tidak bisa meggambar, manfaatkan teman yang bisa gambar, tidak punya punya uang manfaatkan teman yang orangtuanya punya pabrik kaos,” jelasnya.

Kini, usaha kecilnya tumbuh besar, mempekerjakan 559 ribu karyawan semakin jauh berbeda di awal 1980-an silam. Pada 1990, C59 semakin berkembang dengan membangun pabrik dan fasilitas modern bersamaan dengan dibangunnya toko retail (showroom) pertama di Jalan Tikukur nomor 10. 

Ia enggan menyebut berapa omzet perbulan yang bisa dikantongi.
Dia menjelaskan ringkas bisnis yang digelutinya telah mampu menghidupi
559 karyawan yang dulu hanya tiga orang saja, ia dan istri ditambah seorang pembantu.

“Masalah pendapatan, sekarang yang jelas saya bisa menghidupi 559 orang karyawan saya. Saya tidak bisa berbicara tentang omzet. Untuk jumlah produksi saya juga tidak bisa memberikan secara besaran angka. Ya kira-kira per bulan 59 ribu pieces,” jelasnya.

“Untuk harga per pieces, kira- kira Rp59 ribu, hitung saja (untungnya),” terangnya sambil berkelakar.

Sejak 1993-1994, kaos sablon C59 berdiri secara sah sebagai perusahaan berbentuk Perseroan terbatas dengan Marius Widyarto Wiwied sebagai direktur utamanya.

 
 
 

Rahasia Bisnis

 

Sementara itu, seiring dengan perkembangan jaman, pada 2000 silam, di usia yang ke-20, C59 mulai memasarkan produknya ke Eropa Tengah seperti Ceko, Slovakia, dan Jerman. Dia sukses membenahi usaha ini menjadi retail besar.

 

Untuk dalam negeri kaos C59 melakukan ekspansi ke beberapa kota besar di Indonesia, melalui toko sendiri dan menjalin kerja sama dengan Ramayana Departement Store sebagai distributor untuk Jakarta, Balikpapan, Yogyakarta, Ujung Pandang, Lampung, dan Malang.

Kaos C59 juga menjalin kerja sama dengan PT Matahari Departement Store. Konsep dan varian produknya juga berubah dari “Basic t’shirt” (Kaos Oblong) menjadi “Fahion Apparel” dengan segmentasi kalangan remaja usia 14-24 tahun.

 
Jalan menjadi pengusaha memang tidak gampang. Berkat inovasi, ditambah kerja keras dan tekat. Kang Wiwid memang memiliki tekat berwirausaha. Menjadi wirausaha dapat dijalankan siapapun. Namun ia selalu mengingatkan untuk menjalankan dengan cinta.
 
Bisnis garmen kaos C59 dimulai dari gang kecil di Bandung. Usahanya PT. Caladi Lima Sembilan sudah diminati masyarakat. Total delapan kantor cabang berdiri. Dari 230 juta jiwa dipastikannya pasti membutuhkan kaos.
 
Tahun 1980, Kang Wiwid langsung menginisiasi kaos kreatif, desainnya belum banyak dilakukan orang dulu. Kini mungkin sudah banyak menyaingi tetapi telah kalah. Brand C59 sudah besar hingga sulit ditinggalkan.
 
Usaha ini dibangun bermodalkan mesin jahit. Kang Wiwid dapatkan sebagai kado pernikahan. Lewat seorang teman digadaikannya ijazah SMA. Dia mendapatkan modal bahan baku. Suplai bahan baku ia dapatkan cuma bermodal kepercayaan.
 
Marius bekerja sama dengan Pameran Dirgantara Bandung tahun 1986. Ia menawarkan kaos berdesin kedirgantaraan. Jamannya kaos sablonan alumni Universitas Parahayangan Bandung, Fakultas Ekonomi tahun 1986, ternyata laku keras karena kualitas tinggi pada masanya.
 
Kang Wiwid pun tidak segan berinvestasi peralatan baru. Kemampuan samblonnya mampu memenuhi pesanan masal. Maka Kang Wiwid mampu mencetak omzet sampai Rp.5,6 miliar.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Comentários