Bisnis Gerabah
Pria kelahiran Medan, 5 November 1984 ini, teringat kenyataan bahwa tanah yang kering dan tandus bisa menjadi bagus setelah dicampur dengan kotoran sapi. Logika yang sedikit nyeleneh tapi tetap dicobanya.
Syam juga menyimpulkan selain bertekstur lembut dan berserat, kotoran sapi juga mengandung Silikat (semacam bahan perekat) hingga hampir 10%. Dari sisnilah Syam mengemukakan gagasannya menjadikan tlethong sapi sebagai bahan campuran pembuatan gerabah.
Sebulan setelah riset pribadinya, Syam menggandeng teman kuliahnya sejumlah empat orang ikut. Dia mengajak mereka ikut meneliti lebih lanjut hipotesanya. Syam kemudian menamai tim kecilnya ini dengan FAERUMNESIA.
Secara bisnis, tim yang selanjutnya berkembang menjadi kelompok bisnis ini melihat kotoran sapi belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Menurut perkiraan mereka, dalam setahun peternakan di Indonesia, mampu menghasilkan kotoran sapi sekitar 6 juta ton.
Dengan lugunya tim tersebut malah tanpa pikir panjang memasang judul Kotoran Sapi begitu saja. Proposal itupun ditolak. Mereka belajar bahwa pentingnya kemasan yang baik untuk ide- ide mereka.
Mereka sukses mendapat kucuran dana sebesar 3,5 juta untuk dana eksperimen lebih lanjut. Girangnya bukan main Syam dan kawan-kawan, akhirnya hasil penelitiannya mendapat apresiasi juga setelah sekian lama.
Dengan bioactivator tersebut, tlethong akan berubah menjadi humat yang memerlukan waktu satu bulan. Hasilnya sangat mengejutkan. Bahan baku yang terdiri dari tanah liat kuning dan tlethong yang dibuat gerabah, menjadikan bobot gerabahnya lebih ringan 2 kilo.
Efek positif lain bahwa campurannya mampu membantu ekosistem. Maksudnya pengerukan tanah liat jadi lebih sedikit karena telah dicampur- campuran lain. Jika tanah liat terus menerus dikeruk maka dikhawatirkan akan merusak lapisan subur tanah.
Bisnis kotoran
Di dalam negeri ada pemesanan sekitar 1000 dekomposter rumah tangga Universitas Tri Sakti. Dan yang dari luar negeri seperti pesanan humat dari Brunei Darussalam sebesar 60 ton per- hari untuk membuat bahan baku bangunan seperti batako.
Harga ini jauh lebih murah jika dibanding harga tanah liat bercampur pasir. Syam juga mengembangkan bisnis ini untuk membuat genteng dan batako yang lebih kuat. Dari sinilah bisnis tim Ferumnesia terus berkembang selain menjual bahan baku.
Yang perlu digaris bawahi, gerabah yang dihasilkan tidak boleh gerabah yang digunakan untuk menaruh makanan seperti membuat piring, gelas, kendi, dan lain-lain karena bahan dasarnya yang dari kotoran sapi.
Namun, ia mempersilahkan pihak lain yang mau memanfaatkan temuan ilmiahnya ini asal minta izin terlebih dahulu agar tak menjadi masalah dikemudian hari. Syam menemukan manfaat kotoran sapi. Kini dia bertranformasi menjadi pengusaha muda sukses.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.