Facebook Anak- Anak Kisah Entrepreneur Zach Marks

Komentar · 27 Tampilan

Entrepreneur Zach Marks berkisah mengenai pengalamannya. Mengisahkan pengalaman pengusaha cilik ini membuat Facebook anak- anak. Dulu dia masih kecil sekarang usianya telah dewasa. Disaat usia 11 tahun, Zach menemukan Facebook kemudian asik bersosial media.

Entrepreneur Zach Marks berkisah mengenai pengalamannya. Mengisahkan pengalaman pengusaha cilik ini membuat Facebook anak- anak. Dulu dia masih kecil sekarang usianya telah dewasa. Disaat usia 11 tahun, Zach menemukan Facebook kemudian asik bersosial media.

 
Pada jamannya merupakan hal belum lumrah memiliki sosmed. Alhasil orang tua Zach berkali- kali menegur anaknya. Ia terlalu banyak menghabiskan waktu. Kebanyakan anak usia 10- 12 tahun sudah berpikir wirausaha. 
 
Memang di Amerika, pendidikan begitu mendukung entrepreneurship sejak masa kanak- kanak. Ya usia kecil sudah menyenangi membuat sesuatu. Anak Amerika senang mendapatkan uang jajan dari kerja keras sendiri. Dimana kita malah sibuk bermain dan acuh akan kerja keras orang tua.
 
Orang tua Amerika juga mendorong anaknya berwirausaha. Contoh orang tua Zach yang mendukung sang anak berkreasi. Pada 2012, anaknya meluncurkan sosial media sendiri dan hasilkan tidak kurang 6.800 anggota.
 
Memang sosial medianya tidak sebesar Facebook atau Friendster. Nilai tersebut cukuplah tetapi satu permulaan besar. Apalagi Zach mempromosikan ini cuma melalui mulut ke mulut. Sosial media yang bernama Grom Social, atau Facebook anak- anak.
 

Membangun Bisnis Anak

 
Begitu ditegur mengenai efek buruk sosmed tidak membuat marah. Zach justru menemukan ide mau berbisnis apa. Dia memang ingin menjadi entrepreneur. Ia teringat perkataan orang tuanya bahwa di Facebook banyak konten dewasa. 
 
“Ledakan tersebut bukan hasilkan frustasi, tetapi kesempatan,” ia mengenang ketika dimarahi. Pola pikir anak Zach merasa kesal. Kenapa dia tidak boleh mengikuti tren remaja bersosial media. Namun dia menemukan ilham berkat kesadaran.
 
Dia sadar bahwa kedua orang tuanya benar. Tidak melawan, Zach malah berencana membuat sosmed untuk anak- anak pra- remaja. Sosmed ini akan dibuat oleh anak untuk anak- anak. Penggunan anak akan bisa membuat konten, chatting, berteman dan bermain game aman.
 
“Itu hanya mulai hingga menarik perhatian,” ujar ayah Zach. Darren Marks, ayah Zach, berkata bahwa, “ini menakjubkan bahwa bagaimana semua terjadi dan meluncur”.
 
Zach tidak diam- diam. Malah dia mengajak saudara laki- laki dan perempuannya membantu. Mereka lantas berdiskusi melalui meja dapur. Ruang makan tersebut menjadi tempat nyaman sekeluarga buat berkumpul. Termasuk tempat membahas mengenai perbedaan Groom dengan sosmed lain.
 
Groom sangat nyaman buat internet pemula. Kamu bisa membuat karakter di sini. Semua konten juga hasil karya kreatif anak- anak. Sarah Marks, istri Darren dan ibu Zach, berkata bahwa kreatifitas sudah didorong ke anak- anaknya sejak dini.
 
Sebagai orang tua tinggal mengawasi mereka berkarya sendiri. Tugas orang tua memastikan bahwa keamanan dari konten negatif terjamin. Hasilnya mereka mendapatakn sertfikasi aman, atau A dari pihak Federal Trade Commission’s Children Online Privacy Protection Act.
 
Pihak terkait memberikan nilai terbatas usia 13 tahun ke atas buat Facebook. Grom menjadi satu- satunya sosmed teraman anak- anak. Walaupun, faktanya banyak anak membuat sosmed di Facebook dibawah usia 13 tahun ini.
 
“Aku tau aku harus identifikasi jelas perbedaan antara Grom dan platform sosial media lain di sana, seperti Twitter, Facebook dan Instagram,” jelasnya.

 

“Dengan pikiran seperti ini, aku menyarankan semua bibit entrepreneur untuk membangun sebuah perusahaan yang mempersentasikan sesuatu lebih dari sebuah produk,” sambung Zach.

Orang tua akan mendapatkan notifikasi email, berisi pergerakan anak di sosmed, dari postingan dan situs terhubung. GromSocial juga aktif mengkapanyekan anti- cyber bullying, anti- drugs, dan anti- smoking. Keaktifan orang tua menjadi penting dalam perkembangan produk Grom.

Awal- awal Zach harus bekerja keras memperkenalkan GromSocial. Untung karena dukungan dari para orang tua begitu kuat. Dia belum kepikiran uang disaat pertama kali. Untuk pendanaan Zach mengakali melalui donasi. Dia juga mengajak perusahaan ramah anak menjadi bagian disini.

Ambil contoh dia mengajak Nickelodeon dan Disney lewat patnership. Ke depan, kemungkinan bisa Grom menyediakan pusat periklanan spesifik. “Tetapi membuat uang bukanlah tujuan,” ucapnya. Tak dipungkiri dia dan keluarga mengeluarkan uang pribadi.

“Tidak terdengar tipikal, ini menjadi passion keluarga kami. Sekeluarga meyakini mampu membuat perbedaan di kehidupan anak- anak,” ucap sang Predisen GromSocial.

Menjadi pengusaha berarti harus mampu menguangkan. Terdengar sinis, namun dibutuhkan biaya tidak sedikit mengelola sosmed. Bayangkan GromSocial telah memiliki 3000 sekolah rekanan. Satu cara situs menghasilkan uang ialah menjual iklan.

Para investor tentu tidak mau perusahaan tidak menghasilkan. Zach telah berbicara dengan banyak pihak. Tujuannya tetap membangun sosmed sehat termasuk periklanan. Zach beruntung karena dia bekerja bersama keluarga.

“Siapapun pengusaha akan kesulitan bila dia dikelilingi orang yang salah,” Zach mengingatkan. Ini menjadi tantangan. Citra GromSocial sangat lekat kepada dunia anak- anak.

Bahkan guru bisa mengajar melalui Grom dan membuat kurikulum. Zach tidak bisa menafikan ini dengan berjualan iklan sembarangan. Di 2017, dia bersama keluarga memutuskan menjadikan ini perusahaan publik, atau menjual saham ke orang- orang.

Pilihan tidak mudah bahkan cenderung ambil resiko. Tetapi mereka menyadari Grom telah menjadi produk publik. Banyak orang datang justru karena visi dan idealisme sosmed ini. Hasilnya melalui penjualan saham, perusahaan ini memiliki nilai market $100 juta.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Komentar