Membayangkan membuka bisnis startup tanpa pengetahuan teknologi. Startup ekspor ikan ini bisa membuktikan bukan soal pendidikan. Sang pendiri, Achmad Rizqi Akbar, lebih memilih untuk ikut mengkolaborasi gagasan. Dia yang biasa belajar dari indigo.id mulai tertarik mengerjakan startup.
Membayangkan membuka bisnis startup tanpa pengetahuan teknologi. Startup ekspor ikan ini bisa membuktikan bukan soal pendidikan. Sang pendiri, Achmad Rizqi Akbar, lebih memilih untuk ikut mengkolaborasi gagasan. Dia yang biasa belajar dari indigo.id mulai tertarik mengerjakan startup.
Dia tidak pernah memiliki latar belakang bahkan TIK sederhana. Apalagi coding dia sangat buta akan hal semacam itu. Ia memulai karena rasa kepedulian akan lingkungan sekitar. Dia melihat peternakan ikan di kawasan Pacitan dan Sumbawa, memiliki potensi namun belum tersentuh teknologi.
Pengusaha Startup
Growpal tumbuh dibawah naungan program indigo.id. Startup ini tumbuah menjadi agen yang ikut mengawasi. Mereka menerapkan standarisasi kepada nelayan untuk ekspor. Growpal juga memberi kemudahan dan aksesbilitas masuk ke pasar ekspor.
Dana pun didapat untuk mengembangkan startup sampai berkembang. Tidak hanya dua wilayah itu, Growpal telah menjangkau Situbondo, Banyuwangi, dan Bali lewat kerapu. Adapula sistem agensi dalam bisnis Growpal untuk pembudidayaan.
Rizqi tak ingin sekedar penyalur produk perikanan keluar negeri. Growpal juga ikut aktif untuk bisa berproduksi. Yang penting penuhi dahulu kebutuhan operasional peternakan. Growpal bisa memberi dana talangan sebelum investor masuk.
Pengusaha muda yang memiliki latar belakang Sarjana Perikanan, Universitas Brawijaya, Malang, lulusan 2010. Dia memasuki dunia startup baru setelah 2017 bukan seketika jadi. Dua tahun dirinya bekerja di industri perikanan. Dia juga pernah bekerja dalam bidang budidaya udang konvensional.
Growpal digawangi tidak hanya dirinya sendiri. Ada beberapa orang pendiri yang rata- rata usia 20 tahunan. Ada Shahriansyah Candraditya (CMO), Paundra Noorbaskoro (CEO), dan Raka Kurnia Novriantama (CTO). Growpal menjadi penghubung investor, pertenak, dan konsumen ikan sendiri.
Fokus awal mereka mengerjakan kerapu dan udang. Tingkat pengembalian investasi atau ROi bisa dibilang tinggi. Growpal mampu mengembalikan investasi 30- 50 persen. Mereka pun menjadi sosok supervisor, yang ikut dalam mengawasi peternak sesuai standarisasi siap ekspor.
Ekspor kerapu lewat Growpal mencapai 400 ton, dengan kebutuhan pasar sebenarnya 3000 ton, dan mengekspor udang 50 ton yang cuma seperempat pasar. Growpal sendiri menyadari fungsi investor dalam bisnis mereka. Maka mereka aktif berkomunikasi termasuk soal pemindahan kantor ke Jakarta.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.