Biografi Robert Hartono Bisnis Rokok Djarum Triliunan

Kommentarer · 124 Visninger

Biografi Robert Budi Hartono ternyata kelahiran Kudus, Semarang, 18 April 1941, yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong. Dia anak kedua dari pendiri Djarum Oie Wie Gwan, yang sebelumnya bernama Djarum Gramophon, hanya sebuah usaha kecil dibeli oleh ayahnya di 1951.

Biografi Robert Budi Hartono ternyata kelahiran Kudus, Semarang, 18 April 1941, yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong. Dia anak kedua dari pendiri Djarum Oie Wie Gwan, yang sebelumnya bernama Djarum Gramophon, hanya sebuah usaha kecil dibeli oleh ayahnya di 1951.

Selain bisnis Djarum, bersama kakaknya, Michael Bambang Hartono, tercatat memiliki saham lima puluh persen di Bank BCA. Mereka juga memiliki 65.000 hektar perkebunan sawit di Kalimantan. Ia dan kakaknya, Michael Hartono telah memulai semuanya di bisnis keluarga.

Robert di usia 20 tahun menerima warisan sang ayah. Kedua bersaudara bahu membahu membangun kerajaan bisnis hingga sekarang. Mereka ikhlas mendapat warisan walau tidak sempurna berjalanan, perusahaan tetap mereka jaga hingga akhir.

Cobaan Bisnis Djarum

Bisnis mengalami cobaan di awal, keduanya menerima bisnis tersebut ketika pabriknya mengalami kebakaran. Ayahnya menginggal di tahun 1960- an, tak lama setelah kebakaran di pabrik Djarum. Kala itu, Robert harus menghadapai prasangka masyarakat atas orang keterunan Tionghoa.

Mereka tak ragu melepaskan pendidikan di Universitas Diponegoro. Hartono bersaudara memutuskan menghadapi prasangka soal pendidikan, cuma bermodal bisnis keluarga. Berbekal semangat pantang menyerah, kedua bersaudara memilih fokus mengembangkan bisnis rokoknya.

Jadi Hartono bersaudara merupakan sosok dropout pertama kita. Agar bisnsi Djarum naik setelah tenggelam karena kebarakan. Mereka mendatangkan teknisi asing demi memberi pelatihan pekerja di Djarum. Keduanya berhasil menyelamatkan bisnis keluarga tersebut.

Mereka menjadikan Djarum fokus tidak hanya membuat tapi meriset pasar. Djarum mulai melirik pangsa pasar dunia terutama di kawasan Amerika. Tercatat Djarum mampu menghasilkan 48 milyar per- tahun atau 20% rokok di pasaran.

Pertumbuhan ini membuat perusahaan mudah melakukan ekspansi bisnis. Pabriknya mulai ikut mengadaptasi mesin rokok putih memproduksi rokok kretek. Djarum juga mengadopsi pembukuan modern, lalu memperbaiki manajeman.

Sejak 1972, mereka mengembangkan merek khusus dijual ke luar negeri. Hasilnya mereka mulai memasarkan andalan merek Djarum Super di tahun 1984. Enam tahun dilalui, Djarum menguasai 31% pasar rokok nasional atau menjadi perusahaan rokok kretek nomor 1 di Indonesia.


Keberhasilan tersebut tampaknya tidak membuat kemitraan mereka terpecah. Keduanya semakin solit dalam berbisnis dan berinvestasi. Tercatat jika ada nama Robert Budi Hartono maka disana akan ada biogafi sang kakak, Michael Bambang Hartono.

 

Ekspansi Bisnis

Dalam biografi Robert Hartono bisnis roko Djarum tak berhenti. Nama Grup Djarum muncul menguasai bisnis di bidang lain, seperti bisnis perbankan bahkan media. Melalui metode kepemilikan saham mayoritas suatu usaha yang terdesak; Grup Djarum menguasai BCA.

Tepatnya di tahun 2008, Grup Djarum telah menguasai 51 persen yang berarti saham mayoritas, dimana PT. Bank Central Asia menurut Bank Indonesia memiliki aset 1,3 triliyun.. Dia dan sang adik melalui Farindo Holding Ltd. yang dibeli melalui Alaerkan, membeli saham BCA senilai 51% itu.

Kontan kedua pengusaha kakak beradik ini membeli saham  Keduanya pula memiliki saham atas Farindo 92, 18 %, selain perusahaan asing Amerika, Farallon dengan saham 7, 82 %. Sebelumnya, Alaerkan hanya pemilik 9, 36% sedangkan Farallon pemilik saham mayoritas 90, 64%.

Berubahnya komposisi saham, ini membuat sacara langsung Alaerka lah pemilik saham mayortias Farindo manjadi penguasa BCA. Melalui penguasaan tidak langsung entah strategi macam apa itu. Tetapi PT. Bank Central Asia, perusahaan asing tersebut telah dikuasai mayoritas lokal.

Farindo sendiri merupakan perusahaan investasi berpusat di Mauritius. Selain BCA, Grup Djarum juga aktif melakukan bisnis lain tapi serupa. Perusahaan memiliki dua buah bank yakni Bank Haga dan Hagakita.

Di 13 Juli 2006, kedua Bank dijual ke pihak Rabbobank Group, yang berpusat di Belanda. Bank Haga dan Hagakita memiliki total aset 3, 97 triliun per- 31 Desember 2005. Keduanya memiliki 78 kantor cabang terbagi di Jawa Tengah, Bali Sumatra, dan total karyawan 1.537.

Grup Djarum memilih fokus di BCA melalui modal kapitalis Rp.61,665 triliun. Mereka masuk ke bisnis properti melalui Grand Indonesia, sedangkan elektronik melalui Polytron. Grand Indonesia sendiri adalah kawasan bisnis mewah tepat di jantung ibu kota, kawasan Hotel Indonesia, Djakarta.

Djarum lantas menggabungkan fungsi pusat belanja, perkantoran, apartment, dan hotel sekaligus. Untuk kawasan belanja dikutip website Grand Indonesia, mereka menawarkan pusat belanja 250 ribu per segi delapan lantai.

Sedangkan Hotel, Djarum memilih mendesain ulang Hotel Indonesia yang sudah ada sejak 1960. Hotel yang dulunya bernama Hotel Indonesia Kempinski oleh Kempinski Group, memiliki 280 kamar yang berstandar Internasional.

Hotel itu dikenal setara  The Raffles Singapura dan The Oriental Bangkok. Yang tak kalah penting, menara BCA yang sejajar pusat belanja Grand Indonesia. Salah satu menara tertinggi di Jakarta dengan total lantai 11 ditambah ruang fitnes.

Sektor lainnya, Group Djarum memilih dunia Internet melalui Kaskus. Malalui Global Digital Prima Venture, Rebert dan kakakanya mencoba menjajaki kerja sama. Ada sedikit kontroverersi, apakah Kaskus dibeli Djarum, tetapi Ken Dean Lawadinata salaku CEO menolak sebutan akuisisi.

Di pihak lain, founder Kaskus, Andrew Darwis mengaku hanya berbagi pertnership bukan dijual. Itu dilengkapi dengan share knowledge dan funding untuk keuntungan. 

Robert Budi Hartono sangat menyukai olah raga terutama bulu tangkis. Ia mendirikan perkumpulan bulutangkis (PB) Djarum terbentuk 1969. Di lapangan melinting kretek, Robert menemukan talenta dLiem Swie King.

Dia benar- benar mampu melihat sesuatu dari anak tersebut, sehingga anak itu tumbuh menjadi legenda, yang dikenal sebagai “King Smash”.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Kommentarer