Pendidikan Anak Usia Dini Bisnis Menguntungkan

टिप्पणियाँ · 34 विचारों

Pendidikan anak usia dini bisnis menguntungkan. Berawal susahnya Senita mencari sekolah si kecil. Senita Jaya merasakan betul susahnya masuk TK. Alasannya sepele, ya karena anak Senita itu terlalu kecil untuk memulai TK.

Pendidikan anak usia dini bisnis menguntungkan. Berawal susahnya Senita mencari sekolah si kecil. Senita Jaya merasakan betul susahnya masuk TK. Alasannya sepele, ya karena anak Senita itu terlalu kecil untuk memulai TK.

Tidak mau terus kecewa, ia memilih memulai membuka sekolah sendiri. Senita ingin membuka sekolah pendidikan usia dini (PAUD) sendiri. Dia tidak terlalu berpikir ini bisnis menguntungkan. Sanita hanya berorientasi membantu kesusahan para kaum ibu.

Mereka yang susah mencari pendidikan lantaran usia kurang.  Hampir putus asa, seperti Senita yang terus mencari- cari pendidikan untuk anak kecilnya. Ia terus berjalan kesana kemari hingga jalan itu muncul. Muncul brosur di pintung angkot yang ditumpanginya menujukan jalan.

Dia lantas mulai berjalan menuju sebuah taman kanak- kanak tersebut. Sanita kok penasaran sekolah macam apa yang ditujunya. Hingga dia menemukan fakta, bahwa pendidikan anak usia dini itu sangat menguntungkan

Ide Bisnis Kapan Saja

Ada pepatah ide bisnis datang kapan saja. Taman kanak yang bernama TK Islami itu berada di kawasan Samarinda Utara. Ketika ia mendatangi tempat tersebut sungguh terkejut. Sanita tak percaya tempat tersebut adalah sebuah sekolah.

Itu hanyalah sebuah taman yang disulap menjadi sekolah. Begitu mudahkan membangun sebuah pendidikan anak usia dini. Padahal dirinya harus berkeliling untuk mencari sekolah. Semua mereka menolak anaknya lantaran berusia kurang.

Sekolah bernama TK Islami  dibangun di pekarangan rumah. Nampak seperti bisnis sampingan tetapi punya banyak siswa. Dan, yang lebih mengejutkan lagi. fakta bahwa sekolah tersebut berdiri diatas rumah milik warga. Pemilik TK tersebut ternyata bukanlah pemilik tanah, atau statusnya menyewa.

Setelah lelah berjalan, mencari sekolah TK Islami, ia justru merasa kecewa semudah itukah. Maski fasilitasnya kurang, sekolah tersebut menyampaikan aneka program baik. Sanita pun bisa menerima anaknya di sana. Pengalaman itu membuat Senita sadar ternyata pendidikan tak perlu mewah.

Ternyata, dia menemukan pendidikan itu, bisa juga ya menjadi usaha yang menjanjikan. Inilah awal mula segalanya, bisnis sampingan kemudian berubah besar. Dia memulai bisnis sendiri. Sekaligus itung- itung dia membantu orang tua dan anaknya yang masih kecil.

Sejak 2005, dia mulai mecicil modal usaha untuk membangun taman bermain. Dia selalu menyisikan uang yang diberikan suaminya sebagai belanja. Lambat laun sebuah sekolah mulai tercipta dengan biayanya sendiri walau baru kursi, meja, dan mainan anak- anak.

Ibunya, Sukeri dan Ayahnya, Syarif Suffendi, seorang dosen fakultas kehutanan Univerisitas Unmul, yang mulai melihat sinis bisnis anaknya tidak akan berhasil. Mereka prihatin hanya ada 24 orang anak yang mendaftar pertama kali.

 

Meskipun begitu dia tetap meneruskan bermodal halaman depan rumah orang tuanya.

“Tak selalu diterima, brosur saya seringa ditolak mentah- mentah. Walau begitu saya tetap semangat,” ingatnya di awal bisnis.

Bisnis Menguntungkan

 
Meski sedikit, dia mengatakan itu bukanlah masalah baginya. Bagi Sanita yang terpenting anak- anaknya bisa gembira meski belajar seadanya. Lambat laun, persepsi positif tumbuh sejalan jumlah murid, Senita mencapai 185 murid serta menambah saran prasarana.

 

Dia mengakui untuk semuanya mebutuhkan uang dan kerja keras. Dia mengaku awal- awal biaya masuk belajar sebesar Rp.600- 800 ribu, bagi murid Play Group ataupun TK cuma SPP nya cuma seharga Rp.75.000.

Sekarang, Sanita menerapkan lebih tinggi dengan uang masuk TK Rp.2,4 juta, dan PG sebesar Rp.2,2 juta.  Sedangkan SPP, TK dikenakan biaya Rp.200 ribu dan PG sebesar $175 ribu. Apa itu tidak akan terlalu mahal?

Tentu tidak, ia berkata harus benar- benar memilih guru yang tepat serta program yang mumpuni. Dia dibantu oleh 23 guru yang sebelumnya hanya sendiri mengembangkan bisnisnya akhirnya ke level lebih tinggi. Bagaimana dengan tempat?

Ia berekspansi tidak hanya dari depan rumah kedua orang tuanya. Bisnisnya, PG dan TK Silmi, kini berdiri di tanah pemberian orang tua sang suami. Ia juga resmi membuka cabang PG dan TK nya di JL. KH. Wahid Hasyim.

Ibu dari Nabila, Nasywa, dan Nayla ini mengatakan, omzet dari usahanya ini bisa mencapai puluhan juta per- bulan. Sebelum jagung manis, Senita mengaku ada usaha lain tetapi gagal. Dia pernah menjual obat herbal hingga kerudung.

Sejak kuliah di Fakultas Pertanian Unmul memang dirinya hobi membuat pakain islami. Dia pun mengaku semuaya terjadi tiba- tiba kerena di memang menginginkan sekolah bagi anaknya. Senita Jaya mengaku bisnis sekolahnya mengantongi omset puluhan juta perbulan.

 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

टिप्पणियाँ