Namanya mungkin asing buat kita tetapi dia menginspirasi. Pengusaha aneka olahan jamur bermula dari produk unggulan desa. Wilayah Dusun Lingsuh, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung, dikenal dengan komoditas jamur yang diproduksi dan dikelola masyarakat.
Mulai dari proses penanaman hingga pemasaran dilakukan mereka. Caranya masih sangat tradisional yakni jamur tiram panen di jual ke pasar. Para petani ini juga masih menggunakan media tanam yang lama. Faktor kelembagaan dibutuhkan guna menangani masalah tak terduga.
Ambil contoh ketika panen raya serentak membanjiri pasar. Dalam satu waktu mereka menjual semua jamur di pasar. Alhasil petani mengalami kerugian karena harga anjlok dan tak laku. Isbandi dengan kelompok petani bernama Sejahtera Mandiri, memberika edukasi dari hulu sampai hilir pemasaran.
Petani Sulit Memasarkan
Pemasaran mulai dari dusun mentok hingga kecamatan. Bila mau mengirim keluar dusun maka itu tidak mudah. Umumnya mereka dari luar dusun adalah para pengusaha. Mereka yang datang mencari bahan baku untuk olahan jamur, atau mereka yang bekerja sebagai pengepul untuk dijual ke pasar.
Industri kecil jamur masih sebatas penjualan bahan mentah pasca- panen. Meskipun produk mereka sangat berkualitas tetapi mental dari supermarket. Mereka bisa masuk namun harus melalui pengepul dahulu. Runtutan proses perdagangan yang komplek terkadang merugikan masyarakat.
Pengusaha yang datang membeli juga tidak semua membeli. Terkadang menolak membeli lantaran jamur tak distandarisasi. Bila produksi berlebihan maka petani menjadi kebingungan sendiri. Isbandi lah yang mengajarkan proses pengawetan, yakni dikeringkan seperti orang jaman dulu lakukan.
Pengeringan dilakukan tak lagi menggunakan matahari. Isbandi membuat mesin untuk membuat jamur kering lebih cepat. Mesin berbahan stainless steel, yang dijadikan cabinet dryer, dan dilengkapi dengan rak penjemuran. Proses pengeringan lebih higenis, memenuhi standar mutu para pengusaha.
Jamur yang dibudidayakan mulai dari tiram atau merang. Semua jamur akan ditaruh dalam rak- rak besar kemudian dibentangkan. Masyarakat dusun diharapkan bisa menyimpan bila panen raya. Hasil produksi tak akan terbuang karena panen raya.
Produk jamur yang dijual tak akan membusuk karena tidak laku. Isbandi pun mengajak mereka untuk menjual lebih jauh. Karena kering tentu akan bisa dijual keluar dusun bahkan provinsi. Memakai internet pemasaran akan lebih luas, tak berhenti disitu Isbandi juga mengembangkan kuliner.
Sejak 2015, Isbandi telah menerapkan produksi olahan jadi untuk dijual. Ia memasakan jamur mereng menjadi sate atau tongseng. Kuliner tersebut dijual ke masyarakat sekitar terutama tetangga. Aneka olahan lain juga dikembangkan, tujuannya untuk dapat dijual ke supermarket atau toko oleh- oleh.
Isbandi juga membuat kerupuk jamur yang lezat. Permintaan akan kerupuk ini cukup tinggi, dan dia berharap akan menjadi bisnis masa depan. Masyarakat juga diajarkan membuat jamur crispy, yang akan dikemas modern untuk pemasaran.
Ia juga membuat pemasaran berbasis online dan offline. Isbandi berharap masyarakat dusun akan bisa lebih produktif. Soal bahan baku mereka menghasilkan jamur yang melimpah. Tinggal bagaimana para petani mengembangkan kreatifitas, kemudian berkembang menjadi pengusaha juga.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.