Pengusaha muda Irvan Widadya terinspirasi game mafia war. Dia jual tempe mafia. Bermula game Facebook kemudian menjadi inspirasi usaha. Pemuda asal Bandung untuk berkreasi lebih, ia mengajak banyak reseller buat kembangkan usaha.
Makna mafia memang terdengar kejam, sadis, dan berbuat kriminal, seolah- olah diwujudkan dalam pedasnya jajanan khas nusantara. Dia sukses menciptakan keripik tempe yang kejam, mempunyai rasa pedas aneka level. Keripik Mafia siap menantang hingga titik keringat terakhir.
Kini, ia mendulang omzet puluhan juta rupiah dari bisnis keripik tempe yang terlihat sepele. “Game Mafia War ada berbagai level, maka seru juga kalau ada makanan yang ada tingkat kepedasan seperti itu,” katanya.
Irvan berbincang bahwa produk olahan seperti singkong memang lebih digemari. Kalian pasti mendengar nama populer seperti Keripik Karuhun ataupun Keripik Maicih. Iravn lulusan Desain Komunikasi Visual Institut Tinggi Harapan Bangsa, yang tak malu terjun berjualan keripik tempe.
Dia bermodal hanya ratusan ribu rupiah. “Tahun 2011 akhir, saya memulai usaha ini. Modalnya Rp700 ribu dan itu saya pinjam dari orang tua,” kata dia.
Dengan modal minim ia mencoba membuat keripik tempe yang renyah dan pedas. Produknya kemudian dilebeli nama Mafia, atau Keripik Tempe Mafia. Pria yang memang hobi wisata kuliner dan game ini fokus menggarap bahan lokal.
Proses pembuatannya pun singkat cuma 1- 2 hari jadi. Mengusung tema Mafia, kita disuguhi keripik tempe dari level keroco atau level boss. Tak berhenti berkarya ada pula rasa manis, asin, dan gurih atau perpaduan daun jeruk dan rasa original.
Tak hanya tingkatan yang seram. Tagline atau moto produknya juga tak kalah seram, “Keripik Tempe Mafia, Nembak Pedasnya!” Dari bisnis penganan ini, Irvan meraih untung sekitar Rp30-50 juta per bulan.
Produk tempe dengan tingkatan kepedasan 0-2. Sesuai dengan levelnya, keripik level 0 atau hitman tidak pedas dan ada aroma daun jeruk, keripik level 1 atau kroco akan memiliki rasa sedikit pedas, manis, asin, dan gurih.
Sedangkan keripik dengan nilai 2 atau boss itu lebih pedas, asin, gurih, dan manis. Awalnya, Irvan menjual produknya kepada teman- teman dekat di Bandung. Kemudian baru setelah mantap akan reaksinya dia menggunakan media sosial sebagai media.
Pertama kali menjual di Kaskus, Irvan mengaku jualannya tak laku, sepi dari pembeli yang memesan. Dia tak pantang menyerah. Setelah berjalan dua bulan barulah thread (tulisan tentang produknya) produknya mulai disambangi beberapa member lain.
Di bulan kedua ini menjadi awal Keripik Tempe Mafia memasuki pasar, tidak hanya Kaskus, media sosial lain juga sama. “Bulan kedua ini sudah ada efeknya. Banyak pembeli dari online, dari situ lah bisnis ini berkembang,” katanya.
Usaha Irvan pun mulai maju. Banyak permintaan untuk menjadi distributor resmi. Ia segera menangkap kesempatan itu memberikan jalan bagi para reseller. Ada syarat khusus untuk menjadi reseller katanya.
Kamu diharuskan membeli minimal 15 kilogram, sedangkan pembeli biasa bebas. Irvan menjual produk Keripik Mafia bervariasi, tergantung ukuran. Kemasan ukuran kecil yaitu 100 gram akan dijual seharga Rp10 ribu, sedangkan kemasan besar 250 gram mencapai Rp20 ribu.
“Tidak ada jumlah minimal pembelian untuk pembeli biasa. Tapi, untuk dikirim lewat paket, apa tidak sayang kalau hanya satu bungkus. Maka, pembelian untuk paket dipaskan sebanyak satu kilogram,” kata dia.
Merambah Pasar Ritel
Sepertinya sukses itu belum selesai untuk Irvan Widadya. Jumlah ditributor yang telah membanjir bahkan membuat tak ingat berapa jumlahnya. Para distributor tersebut nantinya akan menjual kembali ke reseller.
Tak puas, Irvan mengincar pasar ritel, langkah pertamanya adalah menambah 3 karyawan baru dari jumlah 3 karyawan tetap. Irvan menargetkan pada tahun- tahun ini produknya dapat dijual di berbagai supermarket lokal.
Jika tertarik dengan produk ini, anda bisa berkunjung ke tempat produksi keripik Tempe Mafia di Jalan Cipaera Selatan No. 5, Kosambi, Bandung, Jawa Barat.
Selain itu, bisa juga dengan mengunjungi situs www.tempemafia.com atau mem-follow akun Twitter @tempemafia dan akun Facebook tempemafia untuk keterangan lebih lanjut. Langkah ini juga berlaku bagi kamu yang berminat menjadi reseller keripik ini.
Ikuti langkah diatas agar sesuai dengan harga yang dipatok Irvan. Tempe Mafia tidak hanya melulu berupa keripik tempe. Ada pula produk keripik talas dan kacang peluru atau biasa disebut kacang Bandung.
Kacang peluru hanya memiliki tingkat kepedasan 1-2 saja, sedangkan keripik talas dengan tingkat kepedasan yang sama dengan keripik tempe. Kacang peluru ini dibanderol dengan harga Rp20 ribu untuk kemasan 200 gram dan keripik talas Rp16 ribu pada kemasan 150 gram.
Para pembeli keripik tempe ini berasal dari Jakarta, Kalimantan, Jambi, Palembang, dan Medan. Ada pula mereka pembeli dari Amerika, Australia, China, dan Arab Saudi.
“Ada pembeli dari China yang memesan 200 kilogram keripik. Lalu, pembeli dari Amerika, Australia, dan Mekkah (Arab) rata-rata memesan 5 kilogram,” tutur pengusaha muda ini.